Pikirkanlah Perkara yang Diatas

[et_pb_section][et_pb_row][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text]
Renungan Harian Kamis, 27 April 2023
Bacaan : Kolose 3
Ayat pokok : Kolose 3:2-3, “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.”
Shalom… Selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Ada sebuah cerita dimana ada seorang pemuda yang bercita-cita menjadi orang kaya dan ingin menikmati hidup dengan berfoya-foya. Namun, dalam sebuah perjalanan dengan pesawat terbang terjadilah kecelakaan, semua penumpang meninggal dan hanya dialah satu-satunya penumpang yang selamat. Kecelakaan ini mengakibatkan cara berpikirnya berubah. Ia tiba-tiba sadar bahwa hidup ini sangat rapuh. Ia menjadi sadar bahwa hidup ini sangat berharga dan bahwa hidup di dunia hanya sementara. Sebuah perspektif baru tentang cara hidup yang baru muncul. Ia yang seharusnya mati tetap hidup sehingga ia merasa seperti bangkit dari kematian. Kesadarannya berubah, ia tidak lagi berfokus kepada hal-hal duniawi dan mulai sadar bahwa hidup di dunia adalah persiapan hidup di sorga. Ia mulai berpikir dengan sudut pandang (perspektif) sorga.
Bertobat adalah perubahan cara berpikir (metanoia), dari cara berpikir yang berpusat pada diri sendiri menjadi berpusat pada Kristus. Tentu saja kita tidak perlu hampir mati atau sakit keras terlebih dulu baru kemudian terjadi pertobatan atau memiliki perspektif berpikir yang baru. Jika hari ini kita menyadari bahwa cara hidup egois dan berpusat pada diri sendiri adalah salah dan kita mau merubah cara berpikir kita dengan berpusat kepada Kristus maka sebenarnya kita telah bertobat.
Paulus memberikan nasehatnya demikian: “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.” (Roma 6:11-12) yang dimaksud disini adalah kita harus berhenti menuruti kehendak daging kita yang berdosa dan membiarkan Roh Kudus membangkitkan, menuntun dan memampukan kita untuk hidup bagi Allah didalam kekudusan-Nya. Dengan berhenti menuruti kehendak daging kita sedang ada dalam proses mati terhadap dosa.
“Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan perkara yang ada di bumi.” Ayat ini mengajak kita untuk memusatkan perhatian kita pada hal-hal yang bersifat rohani dan kekal, bukan pada hal-hal duniawi yang sementara.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam kesibukan dan kecemasan yang berkaitan dengan hal-hal duniawi seperti karier, uang, harta, kepopuleran, atau kesenangan fisik. Namun, jika kita terlalu terfokus pada hal-hal tersebut, kita akan kehilangan perspektif yang lebih luas tentang hidup kita dan akan kehilangan fokus kita pada hal-hal yang lebih penting dan kekal.
Dalam hal ini, “pikirkanlah perkara yang di atas” mengajak kita untuk merenungkan tentang Tuhan dan kehendak-Nya dalam hidup kita. Kita harus mengarahkan pikiran dan hati kita pada hal-hal yang berhubungan dengan kemuliaan Tuhan dan kebaikan-Nya dalam hidup kita. Kita harus berusaha untuk selalu merenungkan tentang kasih sayang-Nya, rencana-Nya, dan kekuatan-Nya yang melimpah.
Kita harus menempatkan Tuhan sebagai pusat hidup kita, dan memprioritaskan hubungan kita dengan-Nya di atas segala-galanya. Kita harus memperkuat iman kita, mendalami Firman-Nya, dan menghabiskan waktu dalam doa dan perenungan. Dengan melakukan hal ini, kita akan lebih mampu mengatasi kecemasan dan kesulitan yang mungkin kita hadapi, dan kita akan lebih mudah melihat hidup kita dari perspektif yang lebih luas dan kekal.
Dalam kesimpulannya, “pikirkanlah perkara yang di atas” mengajak kita untuk mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan dan untuk memusatkan perhatian kita pada hal-hal yang kekal dan bersifat rohani. Dengan memprioritaskan Tuhan dalam hidup kita, kita akan mampu mengatasi kecemasan dan kesulitan dalam hidup kita, dan kita akan menemukan kebahagiaan yang sejati dalam hidup kita.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, kematian yang dimaksud disini adalah cara pandang mati terhadap dosa, sehingga terjadi cara pandang yang baru, bahwa kita tidak lagi hidup bagi diri sendiri dengan kehendak bebas sendiri.
Hidup dalam Kristus dengan perspektif sorga sehingga seluruh hidup kita tidak lagi dikuasai oleh kehendak yang berpusat pada diri sendiri, tetapi diarahkan di dalam kehendak dan rencana Allah yang sempurna.
Kiranya Roh Kudus menolong dan memberikan kita kekuatan. Amin.
Tuhan Yesus memberkati.
DS
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]