Rahasia Kekuatan Hidup Tanpa Gabut

March 20, 2023 0 Comments

Renungan Harian Senin, 20 Maret 2023

Kita mungkin pernah mendengar begitu banyak berita-berita, baik dimedia social maupun ditelevisi, ada begitu banyak dari mereka yang melakukan aksi bunuh diri karena depresi. Kondisi ini kita melihat ada begitu banyak orang yang tidak bisa menahan beban hidup atau penderitaan. Mereka mengalami kekalutan dalam pikirannya, atau dalam istilah sekarang sering disebut dengan kata “Gabut”.

Ada seorang Kristen yang baik bernama Victor Franklin, dia adalah orang Yahudi, dia pernah ditahan di kamp Nazi, Jerman. Dia menderita siksaan yang tidak terbayangkan, dan juga penghinaan. Bahkan dia menyebutkan ketika dia dimasukkan kedalam kamp, dia juga dimasukkan kedalam sebuah kamar gas, dan akhirnya  didalam kamar gas itu tidak ada cara lain, kecuali menunggu waktu untuk mati. Tetapi yang luarbiasa, dia mengatakan justru mengatakan bahwa didalam kamar yang gelap itu, dia menjadi terbiasa dengan siksaan, lalu dia ambil waktu untuk saat teduh, dan merenungkan firman Allah, dan berdoa kepada Tuhan, dan justru dengan car aitu dia mendapat kekuatan untuk keluar dari tekanan yang sedemikian hebat itu. Bahkan dalam tulisannya dia menyebutkan “ Antara stimulus apa yang datang dengan respon, ada satu ruang, sebuah ruang yang didalamnya terletak kebebasan dan kekuatan manusia untuk memilih bagaimana berespon terhadap keadaan. Dalam respon itulah kita seharusnya bertumbuh”.

Penyataan ini membuat dia berjuang untuk keluar dari kondisi yang gabut bagi dia, kondisi yang sangat menekan bagi dia, karena dia tau ada pilihan untuk berespon dengan benar.

Yesaya 40:25-31

Kita akan menemukan kondisi bangsa Israel, secara fisik dan secara rohani terganggu. Kita harus percaya bahwa kondisi fisik/psikis kita, banyak sekali dipengaruhi oleh kondisi rohani. Kita harus mengakui bahwa kerohanian seperti Panglima dalam kehidupan manusia. Kalau kerohanian kita baik, bisa datang kepada Allah dalam tekanan yang berat, maka kita punya kemampuan untuk merespon dengan baik.

Hari ini mari kita belajar bersama-sama dari kondisi keadaan bangsa Israel ketika mereka berada dalam pembuangan ke Babel.

Nabi Yesaya bernubuat ketika bangsa Israel berada dalam pembuangan ke Babel. Yesaya memperjelas kepada mereka, bahwa Nebukadnesar telah dipakai oleh Allah menjadi alat untuk menghukum bangsa pilihan Allah, oleh karena dosa dan kejahatan mereka. Dan Allah kemudian mengijinkan pada masa Koresy untuk membebaskan mereka pada jaman pembuangan.  Namun sebelum mereka masuk dalam pembuangan, ada pertanyaan-pertanyaan batiniah mereka yang mempengaruhi kondisi kerohanian mereka. Dan akhirnya bangsa piihan Tuhan mengalami masa masa yang sangat sulit di Babel ketika mereka dalam pembuangan.

Dan kita akan melihat, bagaimana rahasia hidup tanpa gabut:

Arahkan pikiran kita kepada Allah

Berfokus kepada Allah, lalu satukan diri kita dalam keintiman dengan Allah. Karena keadaan batiniah yang tenang sangat mempengaruhi persatuan kita dengan Allah. Keadaan psikis manusia yang ada sekarang ini, kondisi yang galau dan depresi, semua itu dipengaruhi oleh factor utama, yaitu karena mereka tidak menyadari bahwa Allah selalu ada bagi mereka. Untuk itu nabi Yesaya mengingatkan untuk fokus dan ingat kepada Allah saja. Yang diminta oleh Yesaya adalah pikirkan siapa Allah bagi kita. Allah yang kita sembah adalah Allah yang tidak tertandingi oleh apapun dan siapapun, tidak ada yang bisa menentangNya dan melawannya.

Yesaya 40:25 Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus.

Didalam ayat 21-24, nabi Yesaya mengajak mereka untuk mengingat dan memikirkan tentang Allah, sebab DIA berkuasa dan berdaulat atas apapun yang ada didunia ini. Nabi Yesaya mengajak umat Tuhan dan juga kita semua pada hari ini, siapakah yang paling besar didunia ini, siapa yang paling hebat didunia ini. Dengan mengingat Tuhan, akan membantu bangsa Israel dan kita juga tentunya bahwa kekuasaan milik Allah sangat kecil bagiNya untuk menolong kita.

Dan juga kita harus ingat bahwa DIA juga hadir untuk menolong bangsa Israel dan kehidupan kita juga. Allah selalu tahu pergumulan kita, dan Dia selalu mampu untuk menolong hidup kita. Untuk mari belajar untuk berpikir yang baik, bertindak yang baik, dan berbicara yang baik, sekalipun kita dalam tekanan penderitaan yang hebat.

   Menyatu dalam keintiman dengan DIA

Yesaya 40:29-31

Dia memberi kekuatan kepada yang Lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

DIA memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tidak berdaya. Dibagian tubuh ada kekuatan yang diberikan, dibagian jiwa ada semangat bagi yang tidak berdaya, ini diberikan kepada orang yang menyatu dalam keintiman dengan Dia. Kita harus belajar bahwa Tuhan yang tahu, Tuhan yang mampu untuk menolong kita, DIA merindukan keintiman dengan kita. Pertolongan Tuhan tersedia, ketika kita intim dengan DIA. Kita harus mengambil sikap bahwa kita perlu Tuhan. 

Dalam ayat 31 ada kata “menantikan”. Dalam Bahasa Ibrani kata “menanti” menggunakan kata “Qavah”. Yang berarti menanti dengan penuh keyakinan dan kepastian. Menanti karena ada jaminan, bahwa yang mengatakan adalah orang yang dapat dipercaya. Allah ada pribadi yang dapat dipercaya, sehingga orang yang Qavah atau yang menanti Dia, menanti dalam kesungguhan dan mereka meyakini, bahwa Allah pasti akan menolong. Tekanan yang diberikan dari kata “QAVAH” yang menjadi objek dari penantian disini adalah terkait dengan TUHAN, bukan situasi atau keadaan dunia.

Karena itu mari bersama sama jangan berhenti untuk menanti Tuhan, nantikan Tuhan dan bersukacita didalamNya, sekalipun mungkin yang kita nantikan belum terwujud, jangan mengeluh, sekalipun yang kita rindukan belum terwujud, jangan putus asa.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Rangukuman Khotbah

Pdt. Amelia Rumbiak



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *