Satu-satunya yang Kuandalkan
Renungan Harian, Sabtu 29 Juni 2024
Bacaan: Mazmur 88
Nats: Mazmur 88:13, “Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.”
Syalom saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan
Percaya kepada Tuhan tidak secara otomatis membuat orang beriman terhindar dari penderitaan, kesengsaraan, sakit penyakit, terpuruk secara ekonomi, dan sebagainya. Jika demikian, apa perbedaan yang dimiliki oleh orang beriman dengan yang tidak beriman? Yang pasti, cara pandang terhadap kehidupan harus berbeda antara orang percaya dan tidak percaya. Mazmur 88 menjadi salah satu contohnya. yang bisa dikatakan bahwa satu-satunya mazmur keluhan yang konsisten dengan perasaan bergumul serta doa permohonan agar disembuhkan.
Dari awal hingga akhir suasana Mazmur 88 ini tampak sendu dan cenderung putus asa. Dalam perikop ini, para pembaca sulit mendapat informasi mengenai penderitaan yang dialami oleh pemazmur. Hanya beberapa petunjuk kalimat yang memperlihatkan kondisi pemazmur yang putus harapan. Misalnya, dia merasa sudah dekat dengan ‘dunia orang mati’; setelah ia ‘kenyang dengan malapetaka’; dan ‘seperti orang yang sudah tidak berkekuatan’ (4-5). Kondisi tersebut memperlihatkan pemazmur sedang dalam pergumulan berat.
Di satu sisi, ia menyebut Tuhan sebagai “Allah yang menyelamatkan” (2a). Di sisi yang lain, ia berpendapat bahwa Allah penyebab dirinya menderita. Contohnya, “Aku tertekan oleh panas murka-Mu dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku.” (8); “Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku” (17).
Sepertinya pemazmur merasa merana sampai ia mengatakan bila orang sudah berada di ‘sye’ol’, – dunia orang mati, maka seluruh kehidupan telah selesai. Hidup menjadi tidak bermakna lagi. Ia pesimis bahwa Tuhan ada di dunia orang mati untuk mengasihi dan membangkitkannya dari kematian (11-12). Meski ia tidak dapat hidup bersama dengan para sahabat (19), masih tersimpan nada optimis pemazmur yang tengah berharap kepada Tuhan. Tampaknya, ia sedang mencari-cari kehidupan bersama Allah sebagai fokus utama dalam hidupnya.
Begitu beratnya penderitaan yang pemazmur alami, membuat ia seakan akan“memojokkannya” Tuhan. Kalau Tuhan tidak menolong dan menyembuhkan dia, atau membiarkan dia mati, maka ia tidak bisa lagi memuji Tuhan atau bersyukur karena kebaikanNya..Namun kita bisa melihat hal positif dari mazmur ini. Pemazmur memulai dengan doanya dengan pernyataan bahwa Tuhan adalah Allah penyelamat dia.
Pernyataan ini keluar dari pengalaman pemazmur dimasa lampau. Seruan minta tolong yang berulang-ulang diajukan siang dan malam kepada Tuhan membuktikan bahwa pemazmur tidak memikirkan alternatif lain, selain Tuhan sebagai sumber pertolongan. Artinya doa iman yang berfokus hanya kepada Tuhan, walaupun situasi belum membaik bahkan cenderung bertambah parah, iman pemazmur tetap ditujukan kepada Tuhan. mengajarkan doa yang benar, yaitu berfokus kepada Tuhan sebagai satu-satunya yang bisa kita andalkan. Sebab itu andalkan Tuhan selalu didalam kehidupan kita.
Dalam kondisi yang dipenuhi rasa takut bahkan dalam lembah kematian sekalipun, tetaplah berharap kepada Tuhan. Ia akan memberikan kekuatan yang menghidupkan.
Tuhan Yesus Memberkati
EW
Bacaan Alkitab hari ini : 2 Samuel Pasal 8 dan 9
Bacaan Alkitab Sabtu, 29 Juni 2024