SIKAP PEMENANG
Renungan Harian Youth, Selasa 30 Juni 2023
1 Korintus 15:54-58, “Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah sengatmu?” Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Pada zaman perbudakan, para budak yang berasal dari Afrika dibawa ke sebuah negara di Eropa. Ketika para budak dibawa keluar dari kapal, salah seorang dari budak berjalan tegak dan penuh antusias, padahal budak-budak yang lainnya tertunduk. Seorang calon pembeli budak menanyakan identitas dari budak tersebut, lalu mandor kapal menjawab bahwa pria itu adalah anak dari kepala suku. Pantas saja ia bersikap berbeda dengan yang lain karena menyadari statusnya sebagai anak kepala suku yang pernah memiliki kuasa dan kemuliaan.
Pemahaman akan status kita sebagai anak-anak Allah atau pengikut Kristus seharusnya membangkitkan semangat dan rasa bangga juga di dalam kehidupan kita.
Terlebih lagi bahwa Yesus Kristus sudah bangkit dan menang terhadap kuasa maut. Rasul Paulus membuktikan kebangkitan Kristus dengan menyebutkan para saksi mata yang pernah melihat tubuh kebangkitan-Nya. Mereka adalah Simon Petrus dan dua belas murid, lebih dari lima ratus orang, serta Yakobus dan Paulus sendiri (ay. 5-8). Selanjutnya Paulus menjelaskan implikasi dari kebangkitan Kristus, yakni memiliki sikap hidup seorang pemenang.
Apa saja implikasinya?
- Pertama, hidup yang bersyukur karena Tuhan telah mengalahkan kuasa maut dan memberi kita kemenangan (ay. 27). Ketaatan dan kebenaran Yesus membuat kita dapat dibenarkan di dalam Dia di hadapan Allah. Kebangkitan Yesus adalah seperti buah sulung yang menandakan bahwa panenan pasti akan tiba.
Yesus yang bangkit menjamin bahwa kita akan dibangkitkan, tubuh kita akan diubahkan menjadi tubuh kemuliaan yang sesuai dengan hidup kekal yang dikaruniakan-Nya.
Fakta kebangkitan Kristuslah yang membuat setiap orang percaya dibebaskan dari belenggu dosa dan kebinasaan. Inilah perbedaan antara orang yang percaya Kristus dengan yang menolak-Nya, yaitu pengharapan di dalam Kristus. Kebangkitan-Nya membuat kita tidak hidup dalam kesia-siaan tetapi dalam pengharapan, yaitu bahwa kita semua yang percaya kepada-Nya akan dibangkitkan seperti Dia, yang sulung, dibangkitkan.
- Kedua, memiliki iman yang teguh. Kita tidak boleh goyah dalam menghadapi tantangan, kesulitan dan penderitaan, sebab Kristus Sang Pemenang selalu menyertai kita (ay. 58a).
Kematian dan kebangkitan Kristus berbicara tentang keselamatan yang kita peroleh melalui iman. Kita beriman pada Injil tentang kematian dan kebangkitan Yesus. Karena itu frasa “Berdiri teguh” tentunya berarti tetap kuat di dalam iman. Bukan iman yang besar melainkan iman yang benar. Iman yang benar lebih penting daripada iman yang besar. Iman ini kita dasarkan pada Injil.
Karena itu dalam pelayanan kita, jadikanlah injil yang menjadi pusat pelayanan kita. Kita harus terus belajar kebenaran Injil agar terus bertumbuh.
Paulus mengingatkan kita semua, agar kita tetap tegak bertumpu pada kaki sendiri. Agar kita dengan kukuh dan kuat melayani firman Tuhan. Supaya kita tetap setia dalam pelayanan Firman-Nya. Agar kita tidak lemah dalam pendirian untuk melayani Tuhan. Supaya semangat dan kesetiaan iman dan keyakinan kita semakin kuat dan dahsyat dalam memberitakan Injil Yesus Kristus, yang membawa sukacita dan damai sejahtera.
- Ketiga, memiliki sikap hidup melayani dan berbuah bagi Tuhan (ay. 58b). Kesadaran akan karya Kristus yang sudah mati dan bangkit serta adanya janji pahala, seharusnya membangkitkan semangat kita untuk melayani Dia, sebab jerih lelah kita untuk Tuhan tidak sia-sia (lih. 2Kor. 5:9-10; 2Tim. 4:8; Why. 22:12).
Paulus menyatakan bahwa sesungguhnya jerih payah kita tidaklah sia-sia, jika kita melakukan persekutuan dengan Tuhan. Bahwa persekutuan kita dengan Tuhan akan sangat bermakna dan bermanfaat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Bahwa Tuhan sangat berkenan kepada orang-orang yang melakukan pelayanan pengabaran Injil Yesus Kristus dengan bersemangat, lebih bersemangat dan sangat bersemangat untuk kemuliaan nama-Nya.
Kemenangan merupakan kebahagiaan yang luar biasa. Kemengan diraih dengan sebuah perjuangan yang sungguh-sungguh. Kita pasti sudah pernah merasakannya. Setiap orang pernah merasakan kebahagiaan karena kemenangan itu.
Apa pun yang kita lakukan melalui Yesus akan berhasil karena Tuhan telah memberikan kemenangan bagi kita ke mana pun kita pergi.
Kita harus memiliki pola pikir dan sikap hidup seorang pemenang, tidak mudah bersungut-sungut, marah dan kecewa kepada Tuhan ketika menghadapi tantangan dan kesulitan. Sebaliknya kita harus selalu percaya dan bersyukur kepada Tuhan, karena Dia turut bekerja di dalam segala sesuatu yang kita alami untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Rm. 8:28). Marilah kita berjuang untuk mengejar hidup yang berkenan kepada Tuhan dengan rela memikul salib, menyangkal diri dan mengikut Kristus, serta setia memberitakan Injil.
Rekan-rekan youth, Hidup dalam kasih karunia akan menghasilkan hidup yang berlimpah dengan perbuatan baik. Yang luar biasa, perbuatan baik tersebut sebenarnya adalah karya Tuhan di dalam kita. “Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan.”
Saat Allah bekerja di dalam kita, kita dapat hidup dengan sebuah kebenaran bahwa: “Dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
RM – DOT