“Sukacita Sejati”
Renungan Harian Youth, Kamis 22 April 2021
TUHAN Allahmu ada diantaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, Zefanya 3:17
Rekan-rekan youth, bersukacita atau dalam bahasa umumnya bahagia menandakan bahwa seseorang dalam suasana hati yang baik. Tapi siapa yang menyangka bahwa untuk tetap punya hati yang bersukacita itu bisa dibilang susah-susah gampang loh. Kita bisa saja ketemu dengan orang yang penuh sukacita, dan sebaliknya kita pun bisa ketemu dengan orang yang menunjukkan ekspresi murung dan tak bersukacita. Kira-kira, teman-teman yang baca renungan ini sekarang suasana hatinya seperti apa ya? Apakah sedang bersukacita, atau jangan-jangan sedang murung dan bersedih hati?
hal terpenting yang menjadi pesan utama dalam renungan ini adalah jangan sampai kita ada dalam sukacita yang semu, dan juga kita perlu memikirkan kembali jika kita selalu murung dan dilanda dengan kegalauan yang tidak pernah berakhir. Sukacita adalah ekspresi kebahagiaan karena Alkitab menyampaikan hal ini kepada semua pengikut Kristus. “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Filipi 4:4)
Tuhan Yesus Kristus adalah sumber dan pusat dari sukacita kita dalam menjalani kehidupan
Ada begitu banyak orang yang melandasi sukacita di dalam kehidupannya dari hal-hal lahiriah yang ia miliki; dari hubungan antar personal yang ia miliki; dari pengakuan-pengakuan berbau pujian atas segala pencapaian di dalam karir, bisnis, usaha, dan bahkan pelayanan. Kecenderungan ini selalu ada dalam pola pikir anak-anak muda! Bukankah ketika kita dalam usia produktif, kita memiliki target-target untuk sukses? Dan sambil menjemput kesuksesan tersebut kita begitu memacu diri kita untuk memperoleh semangat dari orang-orang yang melihat pencapaian kita lewat pengakuan dan kekaguman yang diperkatakan mereka? Dari situlah muncul yang namanya sukacita yang semu. Kita bahagia dan bersukacita apabila target kita tercapai, namun ketika target dari Tuhan yang mendominasi diri kita, sukacita kita mulai hilang, dan semangat berkarya pun ikut terseret dalam kekecewaan yang tidak penting.
Maka dari itu kita perlu untuk melandaskan segala situasi dalam kehidupan kita kepada Tuhan yang adalah sumber sukacita. Ingat, Allah kita adalah Allah yang cemburu; Ia mau untuk kita terus mengarahkan kehidupan kita kepada Dia. Sehingga sukacita sejati benar-benar terasa kuat di dalam hidup kita.
Sukacita sejati terjadi karena:
1. Tuhan beserta dengan kita, memberikan kita kasih karunia yang melimpah dan selalu bersedia menolong kita dalam segala hal.
Ibrani 4:16, sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Iman kepada Tuhan, memberikan kita kekuatan untuk meraih segala hal dengan pengharapan yang kuat kepada Allah. Dan hasil akhir dari kehidupan yang menyadari keterlibatan Allah dalam segala yang kita kerjakan adalah sukacita yang melimpah.
2. “Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya.” Zefanya 3:17
Dalam sebuah respon yang benar terkait tujuan Allah di dalam hidup kita, selalu ada pembaharuan pola pikir yang terbentuk dengan baik. Intinya adalah segala sesuatu terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Tuhan. Jika kita menyadari bahwa kasih Allah bekerja di dalam kesuksesan kita, kita juga harus mengakui bahwa kasih yang sama juga tetap bekerja saat kita dalam sebuah kegagalan.
Sukacita yang kita rasakan dalam segala situasi adalah memberikan pengertian bagi kita bahwa kita adalah sasaran kasih Allah dan perkenanan Allah yang besar. Keselamatan yang kita terima adalah sebuah karya kasih, dan itulah alasan terpenting mengapa kita harus terus bersukacita.
Tuhan Allah yang kita sembah juga turut bersukacita dan bersorak-sorai karena umat-Nya yang selalu bersukacita
Sukacita sejati diterima oleh anak-anak Tuhan yang hidup oleh kasih sejati dan akan terus memancarkan terang kasih Tuhan dalam perkataan dan perbuatan mereka yang dilihat orang lain. So, terus bersukacita ya!
Komitmen saya:
Tuhan ajarlah aku untuk terus bersukacita dalam segala situasi; dalam keberhasilan maupun kegagalan, saya tetap bersukacita; dalam kebahagiaan dan dalam kekecewaan, saya tetap bersukacita dan mengakui bahwa segala sesuatu terjadi mendatangkan kebaikan bagi saya.
Tuhan Yesus Memberkati
RM – AC