TELADAN KASIH

April 18, 2022 0 Comments

Renungan Harian Youth, Senin 18 April 2022

Syalom rekan-rekan Elohim Youth … salam semangat di awal pekan ini ya

Ada sebuah istilah “The End Justifies the Means”, Konsep ini sering diartikan sebagai berikut: segala cara dihalalkan demi mencapai tujuan yang biasanya dianggap sebagai sesuatu yang baik atau mulia. Salah satu kisah cerita yang terkenal pada masa kecil adalah Robin Hood. Supaya orang miskin bisa makan, maka ia mencuri dan merampas harta orang-orang kaya lalu membagikannya kepada orang miskin. Ini adalah contoh dari konsep the end justifies the means. Demi mencapai tujuan yang mulia, segala cara dihalalkan. Konsep ini sering kali digunakan dengan menempatkan hukum di dalam tangan manusia. Ini adalah suatu hal yang berbahaya tentunya. Kadang masalah itu timbul juga bukan karena tujuannya yang salah, tetapi caranya yang salah. Sekadar punya niat atau tujuan baik saja tidak cukup, karena itu berarti kita gagal melihat solusi yang tepat bagi permasalahan yang ada, sehingga cara yang diambil itu salah.

Konsep Pengorbanan yang benar harus didasarkan kepada Kasih yang sesungguhnya

Yohanes 3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Pengorbanan dan kasih itu harus benar dalam Motivasi, cara kerja dan tujuannya. Karena jika tidak demikian bisa jadi kita akan terjebak dengan Pengorbanan yang sebenarnya untuk keuntungan diri sendiri. Belajar dari Karya Allah yang besar dalam kehidupan kita, ayat-ayat diatas menyatakan kesempurnaan karya  Allah … Dasarnya adalah “karena kasih”, Caranya adalah dengah memberikan hal yang paling berharga yaitu “memberikan Putra-Nya yang tunggal” dan tujuan yang ilahi adalah “menyelematkan manusia dari penghukuman dosa”

Jika kita mau belajar untuk mengasihi dengan benar, teladan tertinggi yang harus kita jadi contoh adalah KASIH AGAPE dari ALLAH SENDIRI.

I yohanes 3:18-19 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,

Kasih harus dinyatakan dalam perbuatan dan pengorbanan, karena Tindakan kasih adalah selalu memberikan apa yang kita miliki bagi orang lain dengan ketulusan hati.

Apakah kita bisa memberi tanpa kasih ? tentu saja bisa, karena semua pemberian atau pengorbanan itu motivasinya adalah untuk diri kita sendiri. Namun kasih selalu memampukan kita untuk melakukan Tindakan pengorbanan

“You can sacrifice and not love. But you cannot love and not sacrifice.” – Kris Vallotton

(Kamu dapat berkorban tanpa kasih, tetapi kamu tidak dapat mengasihi tanpa berkorban)

Di dalam kekristenan, berbicara tentang kasih dan pengorbanan, ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Jika kasih harus diungkapkan melalui pengorbanan, maka kita harus merelakan banyak kesenangan diri agar orang lain bisa berbahagia.

Berkorban bukan hanya menyangkut soal perasaan tetapi juga menunjuk kepada sebuah keputusan dan komitmen dalam diri untuk berbagi kehidupan dengan orang lain.

Adakalanya kita tidak ingin berkorban, namun mau tidak mau kita harus berkorban, disanalah arti pengorbanan yang sesungguhnya. Jadi, berkorban bukanlah sikap pasif, tetapi sebuah tindakan aktif yang didasarkan pada kasih. Demikianlah yang diungkapkan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya ketika Ia menjelaskan makna kasih yang sejati. Yohanes 15:13 Tuhan Yesus berkata: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

Dari sini kita melihat bahwa Tuhan Yesus tidak sedang berbasa-basi. Ia tidak hanya sedang mengajar dan Ia sendiri tidak melakukannya. Tidak saudara! Sebaliknya Ia sedang menanamkan satu prinsip penting bagaimana kasih dan pengorbanan itu harus dijalankan bersama-sama. Dan itu dimulai di dalam pribadi Tuhan Yesus sendiri. Tuhan Yesus adalah figure yang rela berkorban demi orang banyak karena kasihNya.

Tuhan Yesus menjalani rencana Bapa dengan jalan harus mati di kayu salib. Kasih yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus ini adalah kasih yang tidak egois, tetapi kasih yang disertai dengan pengorbanan.

Komitmenku hari ini

Tuhan Yesus sudah menyatakan kasih-Nya yang besar, dan Tuhan memanggil kita untuk menyatakan Kasih-Nya kepada dunia ini melalui kehidupanku

ER160422-LP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *