TEPUK TANGAN KEKESALAN ATAU PENYEMBAHAN
Renungan Harian Youth, Sabtu 16 Desember 2023
Ayat : Yohanes 4:23 – 24
Syalom, selamat pagi teman-teman remaja dan pemuda semuanya. Apa kabarnya hari ini? Semoga kita semua sehat selalu dan dalam lindungan Tuhan.
Semua orang pasti paham jika tepuk tangan merupakan bahasa isyarat yang menandakan bahwa seseorang sedang mengagumi sesuatu yang dilakukan oleh orang lain, atau bisa juga hal itu menandakan sebuah ungkapan kebahagiaan. Namun, bagi anak-anak yang masih berusia kurang dari 1 tahun, gerakan tepuk tangan bisa mereka lakukan untuk mengindikasikan berbagai macam perasaan. Contohnya adalah hal yang dilakukan oleh seorang bayi berusia 11 bulan. Anak bayi ini sudah tahu caranya bertepuk tangan, namun terkadang ia bertepuk tangan disaat yang tidak tepat. Yaitu ketika ia sedang kesal, atau frustasi karena ia tidak diijinkan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan hatinya. Dia pasti menggarukkan kepalanya, dan kemudian bertepuk tangan sambil berteriak kesal tingkah lucu tersebut pasti dapat membuat orang yang melihatnya, tertawa. Karena hal itu sungguh menggemaskan.
Sama halnya dengan anak bayi tadi, ketika sedang melakukan gerakan isyarat yang maksud dan tujuannya tidak tepat, terkadang kita juga melakukan hal yang serupa ketika kita memuji dan menyembah Tuhan. kembali kita diingatkan apa sih tujuan kita memuji dan menyembah Tuhan?
seharusnya tujuan kita adalah murni untuk memuji dan mengagungkan nama Tuhan dan memuliakan Tuhan dengan benar.
Yohanes 4:23 – 24 mengatakan : “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Dalam ayat ini, jelas mengatakan bahwa Allah menginginkan kita menjadi penyembah-penyembah yang benar, yang menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. Jadi tujuan dan motivasi hati kita ketika kita datang kepada-Nya, apakah kita datang dengan maksud dan tujuan yang benar atau dengan kekesalan seperti ekspresi bayi tadi? Ada orang-orang yang memuji dan menyembah Tuhan dengan berbagai alasan yang salah. Seperti dipaksa oleh keluarga, atau karena berharap doa-doanya dijawab lebih cepat, atau ada juga yang memuji dan menyembah Tuhan dengan perasaan yang kosong dan hambar. Mulutnya memnyanyikan lagu pujian, tetapi hti dan pikirannya hampa dan tidak tertuju kepada Tuhan. bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah melakukan hal yang serupa?
Firman Tuhan tadi yang mengatakan harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran, artinya ketika kita memuji dan menyembah Tuhan, kita harus melakukannya tanpa kepalsuan atau kehampaan dalam hati kita.
Ibrani 13:15, “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” Dalam kitab Ibrani ini mengingatkan kita, hendaknya kita mempersembahkan korban syukur lewat ucapan bibir kita dan memuliakan nama TUhan. pujian dan penyembahan yang keluar dari mulut kita harusnya merupakan korban syukur kepada Tuhan, bukan dengan sekedar kata-kata kosong atau luapan kekesalan. Kita bertepuk tangan harusnya ungkapan rasa syukur kita kepada Allah dan bukan karena persungutan. Tuhan tidak perlu disuap atau digombali dengan pujian dan penyembahan kita.
Tuhan tidak menerima pujian dan penyembahan yang keluar dari hati kita yang tidak tulus.
Rekan-rekan Youth yang dikasihi Tuhan. marilah kita datang menyembah kepada Tuhan dengan ketulusan hati didalam roh dan kebenaran. Bukan dengan kekesalan atau motivasi-motivasi yang salah dalam kehidupan kita.
Tuhan mau setiap ekspresi pujian kita baik itu nyanyian dan tepuk tangan kita adalah ucapan syukur karena kebaikan Tuhan yang sudah dan akan terus kita nikmati dalam kehidupan kita.
Tuhan memberkati.
MW – AdS
PENGUMUMAN
Kami mengundang rekan-rekan semuanya untuk bisa hadir dalam Youth ang akan diadakan pada hari SABTU, 16 Desember 2023 jam 17.00 di Gedung Gereja Elohim Batu.
MENANTI DENGAN TAAT
Sebuah penantian merupakan sesuatu hal yang sangat menyebalkan. Kita harus menunggu tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya sesuai yang kita harapkan atau tidak. Hal ini yang membuat seseorang menyerah dan tidak lagi mau menunggu. Belajar dari kisah Bilangan 32:1-6 Mari kita bangun tekad yang baik seperti bani Gad dan Ruben. Apa pun yang dilakukan, kita berani bertanggung jawab sepenuhnya di hadapan Allah. Mari kita serahkan semua rencana kita dan menerima kehendak Allah yang terjadi di dalam hidup kita.Yuk untuk lebih jelasnya datang dan bergabung Bersama dengan kita semuanya.
Dan jangan lupa Ibadah besok jam 06.00 WIB serta Sekolah minggu jam 08.00 di GPdI Elohim Batu