The God of what is left
Renungan Harian Senin, 12 September 2022
The God of What is Left artinya adalah Tuhan atas segala yang masih tersisa.
Terkadang apa yang ada didalam kita bukanlah sebuah kelimpahan namun sesuatu yang sedikit, sesuatu yang kecil. Namun yang tersisa atau sedikit itu bisa dipakai oleh Tuhan untuk mengerjakan pemulihan dan mujizat dalam kehidupan kita.
Kita tentu mengingat bagaimana kisah hidup Yusuf didalam Perjanjian Lama. Yusuf sangat dikasihi melalui semua pengalamannya yang pahit, ia memiliki Favor “Perkenanan” dari Allah. Ayahnya sangat mengasihi dia, sehingga ia diberikan jubah yang luarbiasa, sangat indah, dan menyebabkan saudara-saudaranya yang lain menjadi cemburu, sehingga Yusuf mendapat perlakuan yang kejam dari saudara-saudaranya, dan bahkan semuanya saudaranya membuat cerita bohong kepada ayahnya, sehingga ayahnya menjadi sangat sedih. Tidak berhenti sampai disitu saja, Yusuf bahkan dijual ke mesir dan menjadi budak dirumah Potifar, namun Tuhan tetap memberkati dia dan membuat segala usahanya berhasil.
Kejadian 39:9b, Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?
Ada begitu banyak pengalaman pahit yang dialami oleh Yusuf, mulai dari dijual, difitnah istri potifar, dilupakan oleh juru minuman raja, namun Tuhan tetap memberkati kehidupan Yusuf. Dan bahkan ketika kelaparan terjadi, ketika saudara-saudaranya datang ke mesir, dia sama sekali tidak dendam kepada saudaranya, hal yang dilakukannya adalah menjamu saudara-saudaranya dengan baik.
I AM THE LORD OF YOUR LOST . “Allah bukan sekedar Allah dari apa yang tersisa,tapi Allah juga adalah Tuhan dari kehilanganmu”.
Kehilangan itu sangat menyakitkan. Hal-hal buruk yang kerap kali terjadi, namun itu bukan berarti bahwa Allah tidak mengasihi kita. Allah menyediakan penghiburan ilahi bagi kehidupan kita selalu ketika kita mengalami kehilangan dan dukacita.
2 Korintus 1:3-4, Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.
2 Tesalonika 2:16, Dan ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita.
Siapa yang sanggup memberi penghiburan abadi kalau bukan Allah sendiri. Sebab DIA adalah sumber penghiburan. Untuk itu apapun yang kita alami didalam hidup ini, jangan kuatir dan takut, karena kita punya Allah yang menjadi sumber segalanya didalam kehidupan kita.
Zaman Nabi Nuh
Kita tentu ingat bagaimana kisah nabi Nuh. Pada waktu itu seluruh dunia hidup didalam kejahatan, dan itu menyebabkan Alllah murka dan membinasakan seluruh dunia dengan air bah, namun IA memelihara 8 orang didalam bahtera, karena mereka hidup benar dihadapan Allah.
Kisah Daud di Ziklag
1 Samuel 30:6 “Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, massing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya”.
Daud bersama ke-600 tentara yang bersama-sama dengan dia sangat sedih karena kehilangan keluarganya, bahkan Alkitab mencatat mereka tidak kuat lagi menangis karena sangkin sedihnya, bahkan dikejadian itu Daud disalahkan atas apa yang telah terjadi, namun Daud tidak marah, dia datang kepada Tuhan, menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, dan meminta petunjuk dari Tuhan. 1 Samuel 30:13-14
Kisah Perempuan sakit pendarahan 12 tahun
Didalam Perjanjian Baru, ada seorang wanita yang mengalami penyakit pendarahan selama 12 Tahun. Alkitab menuliskan bahwa dia sudah menghabiskan semua hartanya untuk berobat, namun tidak sembuh, tapi keadaannya malah bertambah buruk. Namun sekalipun hal berat itu dialami olehnya, dia masih memiliki iman didalam hatinya. Sehingga dia mengalami mujizat didalam hidupnya.
Dalam hidup ini, hal apapun yang kita alami, kita perlu memiliki iman, firman Tuhan berkata bahwa ketika kita memiliki iman sebesar biji sesawi saja, kita dapat memindahkan gunung. Iman mampu melahirkan mujizat didalam setiap kehidupan kita.
Kisah ketika Yesus disalib, kelihatannya mati dan selesai, dan tidak ada pengharapan lagi. Namun pada yang ketiga DIA bangkit. Bapak/ibu yang terkasih pekerjaan yang paling besar yang dilakukan oleh Yesus, bukan ketika DIA melakukan mujizat yang hebat, namun pekerjaan terbesar yang dilakukan oleh Yesus adalah ketika DIA disalib untuk menebus segala dosa manusia.
Mengapa kamu mencari yang hidup didantara yang mati? Ia tidak ada disini – Ia sudah BANGKIT!!
Tuhan YESUS MEMBERKATI
Renagkuman Khotbah
Pdt. F.J Daniel