ALLAH YANG PERKASA

Renungan Harian Youth, Jumat 13 Desember 2024
Bacaan Alkitab: Yesaya 9:6; “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya, dan nama-Nya disebutkan orang: Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9:6)
Shalom, Rekan-rekan Youth yang dikasihi Tuhan,
Pernahkah kalian membayangkan betapa hebatnya kasih Tuhan kepada kita? Dalam Yesaya 9:6, Yesaya menyatakan bahwa Mesias, yang kita kenal sebagai Yesus Kristus, disebut Allah yang Perkasa. Dia bukan hanya seorang manusia yang luar biasa, tetapi Allah sendiri yang berinkarnasi—datang ke dunia dalam wujud manusia.
Allah yang Perkasa Merendahkan Diri
Di dunia ini, orang yang kuat biasanya menunjukkan kekuatannya dengan membuat orang lain melayani atau tunduk kepadanya. Namun, Yesus menunjukkan sesuatu yang berbeda. Allah yang Perkasa tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Filipi 2:6-7 menjelaskan bahwa Yesus, meskipun setara dengan Allah, tidak memegang erat-erat kemuliaan-Nya sebagai Allah. Dia dengan rela mengambil rupa seorang hamba dan hidup sebagai manusia.
Charles Wesley dalam salah satu himne terkenal menulis, “Secara tidak terpahami, Allah membatasi diri dalam satu rentang waktu buatan manusia.” Betapa luar biasanya, Allah yang tidak terbatas membatasi diri-Nya, memilih lahir sebagai bayi kecil di palungan yang sederhana.
Dari Filipi 2:6-7 Yesus menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa mari kita melihat apa yang Yesus kerjakan:
- Allah menjadi manusia – Dia meninggalkan kemuliaan surga.
- Manusia menjadi hamba – Dia memilih untuk melayani, bukan dilayani.
- Hamba yang taat – Dia taat kepada kehendak Bapa.
- Taat sampai mati – Dia mengorbankan nyawa-Nya bagi kita.
- Mati di salib – Penyaliban adalah hukuman yang paling hina pada masa itu, tetapi Yesus rela menanggungnya demi kasih kepada kita.
Karena ketaatan dan kerendahan hati-Nya, Allah meninggikan Yesus di atas segala nama. Filipi 2:9-10 menegaskan bahwa di dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit, di bumi, dan di bawah bumi. Inkarnasi Kristus menunjukkan kasih yang luar biasa. Dia datang untuk menyelamatkan kita, bukan hanya dari dosa, tetapi juga untuk mengajarkan kita bagaimana hidup dalam hubungan yang benar dengan Allah.
Dari Kebenaran diatas Apa yang Bisa Kita Pelajari dan menjadi panutan buat kehidupan kita?
- Mengandalkan Allah, Bukan Diri Sendiri
Yesus tidak menggunakan kuasa ilahi-Nya untuk kepentingan-Nya sendiri, tetapi sepenuhnya bergantung pada Bapa. Kita pun dipanggil untuk hidup dengan cara yang sama—tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri, melainkan kuasa Allah. - Kerendahan Hati
Yesus adalah teladan sempurna dari kerendahan hati. Dia tidak mencari penghormatan dunia, tetapi melayani dengan kasih yang tulus. Kita diajak untuk melayani sesama tanpa mencari keuntungan pribadi. - Pelayanan yang Efektif Dimulai dari Ketergantungan pada Allah
Ketika kita bergantung pada Allah, kuasa-Nya akan bekerja melalui kita. Pelayanan yang sejati lahir dari hati yang mengandalkan Tuhan dan bertujuan memuliakan-Nya.
Mari kita merefleksi diri kita Apakah kita sudah menjalani hidup dengan kerendahan hati seperti Yesus? Apakah dalam pelayanan, kita lebih mengandalkan kekuatan sendiri atau berserah kepada kuasa Allah? Dan Bagaimana kita bisa menjadi saluran kasih Tuhan dalam kehidupan sehari-hari?
“Inkarnasi merupakan tindakan dari Anak Allah yang sudah ada sebelumnya yang secara sukarela mengambil rupa manusia dan sifat manusia. Tanpa berhenti menjadi Allah, Dia menjadi manusia, manusia yang bernama Yesus. Dia tidak membuang keilahian-Nya untuk menjadi manusia, tetapi Dia rela tidak menggunakan hak-Nya atas kemuliaan dan kuasa-Nya. Dalam penundukan diri kepada kehendak Bapa, Kristus membatasi kuasa dan pengetahuan-Nya. Yesus dari Nazaret dibatasi oleh waktu, tempat, dan banyak lagi keterbatasan manusia lainnya. Yang membuat kemanusiaan- Nya unik adalah keterbebasan-Nya dari dosa. Dalam kemanusiaan-Nya yang penuh, Yesus menunjukkan kepada kita segala sesuatu tentang karakter Allah yang dapat dinyatakan dalam istilah manusia.”
Yesus adalah Allah yang Perkasa yang rela merendahkan diri-Nya demi menyelamatkan kita. Sebagai pengikut-Nya, mari kita belajar untuk hidup seperti Yesus: rendah hati, sepenuhnya bergantung pada Allah, dan melayani dengan kasih yang tulus.
“Kerendahan hati bukan berarti berpikir rendah tentang diri sendiri, tetapi berpikir lebih banyak tentang Tuhan dan sesama.”
Tuhan Yesus Memberkati
YNP – TVP