” Belajar untuk Peduli “

Renungan Harian Anak, Selasa 29 Maret 2022
Halo , Shalom.. Selamat pagi adik-adik Elohim Kids. Bagaimana kabarnya hari ini? Wah semoga semua tetap sehat dan selalu semangat ya.
Hari itu Yesus dan para murid keluar dari kota Yerikho, banyak orang berbondong-bondong mengikuti-Nya. Seorang pengemis buta, Bartimeus, duduk di pinggir jalan. Ia mendengar Yesus akan melewati jalan itu. Ia berteriak, “Yesus, anak Daud, kasihanilah aku!” Teriakannya begitu kuat sampai membuat orang-orang terganggu. Para murid menegurnya. Namun Bartimeus tak peduli. Ia justru makin mengeraskan suaranya. Teriakan yang akhirnya membuat Yesus berhenti, meminta orang memanggilnya, dan menyembuhkannya

Yesus berhenti dan berkata, “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya, “Teguhkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” (Markus 10:49)
Adik kisah diatas diambil dari Injil Markus 10:46-52
Adik-adik….kisah ini bukan untuk mengajarkan bahwa kita harus berdoa dengan suara keras agar Tuhan mendengarkan doa kita. Bukan!!! Saat itu, banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus; mereka ingin dianggap sebagai “pengikut-Nya”. Namun, sayang, mereka tidak peduli pada orang yang hina, seperti Bartimeus–padahal ia sudah berteriak-teriak. Para murid pun tidak. Alih-alih membantu dan melayani Bartimeus, mereka justru marah dan memintanya bungkam. Di manakah hati yang melayani, yang baru saja Yesus ajarkan kepada mereka? Tetapi Yesus, begitu mendengar teriakan Bartimeus, Dia segera menunjukkan kepedulian-Nya.
Adik-adik Peduli kepada orang lain seringkali tidak cukup hanya sebatas kata-kata, tetapi sebuah perbuatan pun diperlukan untuk membantu mereka secara nyata seperti yang dilakukan oleh pemuda miskin dalam cerita dibawah ini. Adik-adik simak kisahnya ya
Awal cerita, Ada seorang raja bijak ingin menguji kerajinan dan kepedulian rakyatnya. Pada sore harinya sang raja diam-diam menaruh batu ditengah- tengah jalan yang sering dilewati orang. Sebuah batu itu diletakan persis di tengah jalan, sehingga sangat tidak enak dipandang dan menghalangi langkah orang. Sang Raja ingin mengetahui sikap rakyatnya yang sedang berlalu -lalang di jalan.
Tampak seorang petani melintas membawa gerobak barang yang penuh dengan barang bawaan. Ketika melihat batu menghalangi jalannya, Ia langsung mengomel dan Ia pun marah-marah. Dasar memang orang-orang disini malas-malas..! Batu di tengah jalan didiamkan saja…!” sambil terus menggerutu, ia membelokkan gerobaknya untuk menghindari batu tadi dan Ia pun meneruskan perjalannya.
Setelah itu lewatlah seorang prajurit sambil bernyanyi-nyanyi tentang keberaniannya di medan perang. Karena kurang memperhatikan jalanan, si prajurit tersandung batu itu dan hampir tersungkur. Aduh…! kenapa orang malas menyingkirkan Batu ini?” teriak si prajurit geram sambil mengacungkan pedang. Meski marah-marah si prajurit itu tidak melakukan tindakan apapun terhadap batu itu. Sebaliknya Ia hanya melangkahi batu tersebut dan berlalu begitu saja.
Tidak lama kemudian, seorang pemuda miskin sambil membawa gerobak melewati jalan itu. Ketika melihat batu tadi, Ia berkata didalam hati, “Hari sudah akan beranjak mulai gelap, bila orang melintas dijalan ini dan orang tidak berhati-hati melintas, pasti akan tersandung. Batu ini bisa mencelakai orang.”
Walaupun Ia lelah setelah bekerja keras selama seharian, dengan susah payah pemuda itu memindahkan batu itu kepinggir jalan. Setelah memindahkan batu, pemuda itu terkejut melihat sebuah benda tertanam dibawah batu yang di pindahkannya. Sebuah kotak berisi sepucuk surat berbunyi “Untuk rakyat ku yang rela memindahkan batu penghalang ini. Karena engkau rajin dan peduli kepada orang lain, maka terimalah lima keping emas yang ada di dalam kotak ini sebagai hadiah dari raja mu.”
Adik-adik Cerita di atas sebenarnya hendak mengajarkan kepada kita tentang kehidupan manusia. Banyak orang yang tidak peduli dan mencari-cari kesalahan orang lain. Kita belajar hari ini bahwa Tuhan mencari orang yang memiliki belas kasihan dan kepedulian bagi sesamanya.
Tuhan tidak meminta kita untuk melakukan hal-hal besar di luar kemampuan kita. Tetapi setetes hati yang penuh belas kasihan dan peduli sesama. Banyak hal-hal kecil dan sederhana yang mampu kita lakukan sehingga orang lain dapat merasakan berkat melalui hidup kita.
Banyak orang mengaku sebagai murid Kristus, namun tidak semuanya memiliki hati yang peduli pada penderitaan sesama. Mengasihi sesama adalah bukti bahwa kita mengasihi Allah. Mau peduli dan membawa sesama kepada Kristus adalah bukti bahwa kita mengasihi Kristus. Apakah kita memiliki hati yang demikian?????
Ayat Hafalan
“Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri” Filipi 2:3
Komitmenku hari ini
Tuhan Yesus terima kasih kami tertegur dari renungan hari ini. Mampukan kami untuk dapat belajar lebih peduli pada sesama kami. Terima kasih Yesus untuk cinta-Mu untuk kami.
Tuhan Yesus memberkati
TW – KCP