BERANI MENANGGALKAN KETAKUTAN

November 2, 2022 0 Comments

Renungan harian Youth, Rabu 02 November 2022

Ketika seorang anak Muda dihadapkan dengan tantangan dan hal-hal yang baru akan ada 2 respon yang diberikan. Pertama adalah antusias dan yang Kedua adalah Takut. Kenapa antusias karena dia menyadari bahwa dia sudah mempersiapkan dirinya dengan baik dan sudah siap dengan hal baru yang dihadapinya. Respon yang kedua adalah takut, alasan utamanya karena “Perasaan tidak mampu”. Mana yang sering kalian pilih, jika pilihan nya adalah yang pertama tentunya ini adalah pilihan yang hebat. Namun jika pilihannya adalah yang kedua, jangan kuatir kalian tidak sendiri karena mungkin ini adalah respon yang terjadi dibanyak kehidupan kita. Alasan utamanya adalah karena kita tidak tahu apa yang ada didepan kita, dan pikiran kita dipenuhi dengan hal-hal negatif yang mungkin terjadi didepan kita.

Setiap orang pasti memiliki rencana atau rancangan bagi kehidupannya di masa depan.  Karena itu berbagai upaya kita lakukan supaya segala rencana dan keinginan kita terwujud.  Siapa pun kita pasti tidak ingin gagal, bukan? 

Kegagalan seringkali menjadi momok yang sangat menakutkan bagi semua orang.

Menetapkan tujuan dalam kehidupan ini adalah hal yang penting, ada begitu banyak pertimbangan yang ada namun ada hal yang penting adalah perlu mendengarkan pimpinan Allah dan mengikuti panggilan-Nya dengan berani. Sering kali, kita dipanggil untuk melangkah keluar, sesuatu yang baru, yang tidak kita kenal, dan mungkin juga diluar batas kemampuan kita, dan saat itulah keberanian dan kepercayaan memegang peranan.

Seiring Allah memimpin kita, percayalah bahwa Dia juga akan menyediakan apa yang kita perlukan dalam menempuh perjalanan.

Kembali kedalam Alkitab, kita dapat melihat keberanian dalam mengikuti panggilan Allah:

  • Abraham melangkah keluar menuju negeri yang baru untuk membentuk bangsa yang baru.
  • Musa menerima panggilan Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan dan memasuki padang gurun menuju Tanah Perjanjian.
  • Yosua menerima tampuk pimpinan menggantikan Musa untuk memimpin bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan.
  • Daud melangkah maju untuk berperang melawan Goliat dan kemudian memimpin bangsa Israel sebagai raja mereka yang terbesar.
  • Salomo berjalan dalam pimpinan dan hikmat Allah dalam membangun Bait Allah.
  • Yesaya melangkah keluar untuk memberitakan kebenaran Allah kepada bangsa Yehuda.
  • Yunus memberitakan pertobatan kepada bangsa Niniwe.
  • Di dalam Alkitab Perjanjian Baru, kita melihat bentuk keberanian yang sama: Murid-murid dengan setia mengikut Yesus dan memberitakan kisah-Nya setelah Kebangkitan.
  • Jemaat Kristen mula-mula melangkah keluar dalam iman mereka, untuk hidup dan memberitakan Injil, meskipun di tengah ancaman hukuman mati.
  • Rasul Paulus dengan berani berkhotbah tentang Yesus, walaupun harus berkali-kali mengalami penyiksaan, ancaman kematian, dan hukuman penjara.

Namun apakah semuanya berjalan dengan mulus dan tanpa tantangan, ternyata tidak. Alkitab dengan jujur menceritakan ketakutan Musa, kegelisahan Yosua, pergumulan Daud, ketidakpercayaan diri dari Yesaya, kemarahan Yunus dll .. namun sekali lagi mereka menjalani proses penyertaan Tuhan.

Dalam Kegelisahan dan ketakutan Yosua Tuhan berfirman

Yosua 1:6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.

Bahkan 3 kali Tuhan memberikan Firman yang sama kepada Yosua. Dikisah yang lain dalam kemustahilan yang dihadapi oleh Maria, melalui malaikat Gabriel Allah berfirman

“Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah” (Lukas 1:30).

Allah telah menetapkan rencana yang besar bagi hidup Maria; melalui Maria, Juruselamat dunia lahir. Apakah dia takut? Ya. Apakah dia membutuhkan keberanian untuk menempuh jalan yang telah Allah tetapkan baginya? Ya. Kekuatannya datang dan Tuhan.

Keberhasilan atau prestasi besar mana pun menuntut keberanian.

Risiko tidak selalu buruk. Memang, jelas enak rasanya kalau kita tetap pada kehidupan normal kita dan tidak pernah harus menghadapi kesulitan atau tantangan; tetapi kalau begitu, mungkin kita tidak akan meraih keberhasilan yang besar. Selain itu, hanya jika kita mau melangkah keluar dari kenyamanan kita, barulah kita tahu pasti bahwa keberhasilan kita itu adalah hasil karya Allah dan bukan karena kehebatan kita sendiri.

“Harapkanlah hal-hal yang besar dari Allah. Upayakan hal-hal yang besar bagi Allah.” – William Carey

Memang mudah saja percaya kepada Allah di tengah kenyamanan hidup kita, namun Pertanyaannya adalah apakah kita juga mau dan mampu percaya kepada-Nya di tengah situasi yang tidak mudah? Apakah kita siap untuk percaya bahwa Allah dapat memakai bakat dan talenta kita yang biasa-biasa saja, untuk melakukan hal yang jauh lebih besar daripada yang kita minta atau bayangkan?

Yuk kita mau belajar untuk melangkah dalam Langkah iman kita, menanggalkan setiap ketakutan yang menguasai pikiran kita. Bukan nekat tetapi melangakah dengan tepat dan kepercayaan akan penyertaan Tuhan didalam kehidupan kita. Jangan membesarkan ketakutanmu, namun sebaliknya perkuatlah harapanmu, asah talenta dan kemampuan yang Tuhan berikan dan kerjakan yang terbaik.

Jangan pernah menyerah didalam Proses yang ada karena Tuhan tidak pernah menyerah untuk menyertai kita menggenapi rancangan-Nya

YNP – YDK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *