“Berani untuk Melakukan yang Benar”
Renungan harian Anak, Jumat 21 Juni 2024
Syalom adik-adik yang terkasih dalam Tuhan Yesus! Hari ini kita akan belajar tentang keberanian untuk melakukan yang benar, bahkan ketika itu tidak mudah.
10 Menit lagi bel masuk kelas tanda masuk akan berbunyi, Rino mengayuh sepedanya dengan kencang supaya tidak terlambat. Tiba-tiba terdengar suara “Bruaaak…” ada seorang teman nya yang terpeleset dan jatuh. Tanpa berpikir panjang Rino berhenti dan menolong temannya yang terpeleset. Setelah menolong temannya Rino melihat jam sudah menunjukkan pukul 7.15. Dan benar ketika Rino sampai sekolah dia harus menghadap ke Pak Agus, guru tatib. Rino meminta maaf dan menceritakan apa yang dialaminya tadi. Kata pak Agus “Kamu memilih untuk melakukan apa yang baik, namun Rino harus tetap bertanggung jawab dengan keterlambatannya untuk membantu piket hari ini.
Adik-adik dari cerita diatas kita belajar dari Rino yang berani untuk melakukan apa yang benar meskipun memang ada resikonya. Bukan berarti kita boleh melawan aturan yang ada, namun terkadang memang melakukan kebenaran harus dengan keberanian dan tanggung jawab.
Hari ini kita juga akan melihat kisah Tuhan Yesus yang berani melakukan yang benar meskipun banyak orang menentangnya. Dalam Injil Lukas 6:6-11, Pada suatu hari Sabat, Yesus pergi ke rumah ibadat dan mengajar. Di sana ada seorang pria dengan tangan kanan yang lumpuh. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sedang mengawasi Yesus dengan cermat. Mereka ingin melihat apakah Yesus akan menyembuhkan pria itu pada hari Sabat, supaya mereka bisa menyalahkan-Nya. Yesus tahu apa yang ada dalam hati mereka. Jadi, Yesus memanggil pria dengan tangan lumpuh itu dan memintanya untuk berdiri di tengah. Lalu Yesus berkata kepada mereka yang hadir, “Aku bertanya kepadamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” Tidak ada yang menjawab. Yesus kemudian memandang semua orang yang ada di sekeliling-Nya dan berkata kepada pria itu, “Ulurkan tanganmu.” Pria itu melakukannya, dan tangannya sembuh seketika itu juga. Melihat hal ini, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat marah dan mulai merencanakan apa yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Ayat 9, “Yesus berkata kepada mereka: ‘Aku bertanya kepadamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?'”
Apa yang bisa kita pelajari dari kisah ini
1. Berani Melakukan yang Benar
Tuhan Yesus tahu bahwa menyembuhkan orang pada hari Sabat akan membuat marah banyak orang. Namun, Dia tetap melakukannya karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Kita harus berani melakukan yang benar, bahkan ketika orang lain mungkin tidak setuju atau ketika itu membuat kita tidak nyaman. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa berbuat baik tidak pernah salah. Menolong orang lain, berbuat baik kepada sesama, dan menyelamatkan nyawa selalu benar di mata Tuhan, kapan pun dan di mana pun.
2. Tuhan Melihat Hati Kita
Orang-orang Farisi hanya peduli pada aturan dan tradisi, tetapi Yesus peduli pada hati dan niat kita. Tuhan ingin kita melakukan yang benar karena kita mengasihi Dia dan sesama kita.
Hari ini kita belajar bahwa untuk melakukan hal yang benar kita perlu keyakinan dan keberanian, terkadang memang ada risiko yang harus dihadapi, namun melakukan kebenaran akan membuat kita menjadi berkat bagi orang lain.
Ayat hafalan
Amsal 19:17, Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.
Komitmenku hari ini
Aku mau belajar untuk berani melakukan apa yang benar, meskipun tidak mudah dan ada harga yang harus dibayar aku percaya Tuhan akan memampukan aku
Tuhan Yesus memberkati
YNP – YC