Bercermin pada SALOME

Renungan Harian, 24 Oktober 2022
Jika kita menelisik tokoh-tokoh dalam Alkitab, kita akan menemukan bahwa dari setiap tokoh-tokoh kita bisa belajar banyak hal, karena dari tokoh-tokoh ini kita bisa sedikit banyak melihat aspek-aspek tertentu dalam diri kita yang mungkin bisa tercermin melalui tokoh-tokoh tersebut.
Pagi ini kita akan belajar dari seorang tokoh wanita yang namanya hanya tercatat secara eksplisit hanya dua kali saja, itupun hanya dalam satu kitab saja, yaitu didalam injil Markus. Wanita ini adalah kerabat dari Yesus, karena wanita ini saudara dari ibu Yesus. Dan kedua putra dari wanita ini adalah murid Tuhan Yesus.
Dan pagi ini kita akan belajar dari tokoh ini, dia bernama “SALOME” .
Siapakah Salome?
Salome: adaptasi dari nama Ibrani “Shulamit atau “Shelomit”, bahasa Aram “Salma atau Salomie”. Arti lain dari namanya adalah “Damai Sejahtera”.
- Istri Zebedeus
- Ibu Yakobus dan Yohanes
- Saudari Maria ibu Yesus (Yoh 19:25 ; Mrk 15:40)
Pada satu peristiwa yang menonjol, Salome meminta kepada Yesus, agar pada saat Yesus berada dalam kerajaan surga, Yakobus dan Yohanes bisa duduk disebelah kanan dan kiri Tuhan Yesus. Karna hal ini timbul suatu perdebatan antara murid yang satu dengan murid yang lain. Namun pada hari ini kita akan melihat tiga aspek dari kehidupan salome dan keluarganya.
- PENGORBANAN & PELAYANAN
Didalam injil-injil keluarga salome adalah keluarga yang aktif dalam pelayanan, khususnya dalam pelayanan mereka kepada Tuhan Yesus. Suaminya yang bernama Zebedeus tidak banyak disebut, namun dalam Matius 4 dirujuk saja bahwa pada waktu itu dia dan kedua anaknya sedang memperbaiki jala, lalu Yesus datang untuk merekrut kedua anaknya menjadi muridNya. Disini kita bisa melihat bahwa Zebedeus juga orang yang terlibat aktif dalam pelayanan. Dari mana kita mengetahui? Karena dia mengijinkan isterinya Salome untuk terlibat melayani Yesus. Markus 15:40-41 ; Lukas 8:1-3. Dan bukan hanya itu saja, Zebedeus menjadi orang yang mensupport dalam hal materi untuk pelayanan kedua anaknya dan Isterinya. Keluarga ini bersedia untuk berkorban, waktu, tenaga, materi mereka untuk melayani Tuhan diusia mereka yang sudah tua.
- PERMOHONAN
Matius 20:20-23
Dalam ayat ini mereka datang dalam satu permohonan khusus, yaitu meminta posisi agar kedua anaknya berada disisi kanan dan kiri Yesus pada Yesus berada dalam kerajaan Surga. Permohonan ini sebenarnya wajar, karena mereka adalah kerabat keluarga. Namun didalam Matius 19, latar belakang mengapa salome berani meminta posisi yang khusus bagi kedua anaknya, karena sebenarnya Tuhan Yesus sendiri dalam Matius 19:28 sudah berjanji.
“kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel”
Jadi permintaan Salome ini bukanlah hal yang mengada-ngada, bukan karena kerabat dekat saja, tapi karena Tuhan sendiri sudah berjanji sebelumnya.
Namun disisi lain kita dapat melihat bahwa mereka didorong oleh motif-motif lain, yaitu ini ingin meninggikan diri sendiri. Dimana permohonan mereka adalah permohonan yang egois yang hanya akan memicu perselisihan dan perpecahan. (Yakobus 4:1-10).
Kadang-kadang kita sebagai orang percaya tidak menyadari bahwa permohonan-permohonan yang kita naikkan didorong oleh motif-motif yang lain, kita perlu mengujinya kembali, apakah permohonan kita hanya memuaskan diri kita semata atau untuk mempermuliakan nama Tuhan.
Kalau kita melihat kronologi dari ke 4 Injil, sebenarnya kejadian ini terjadi seminggu sebelum Yesus akan disalibkan, padahal mereka sudah lama mengikut Yesus, dimana Yesus mengajarkan untuk tidak mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mengutamakan kepentingan oranglain. Tanpa salib tidak ada pengorbanan.
- PENGABDIAN & DEDIKASI
Penyaliban: Lukas 23:49;Yoh 19:25-27. Saat penyaliban Tuhan Yesus, murid-murid yang lain pada kabur, tetapi hanya Yohanes yang tersisa pada saat terjadinya penyaliban Tuhan Yesus di bukit Golgota, dan para wanita termasuk Salome ada disitu. Dia yang bertahan saat murid-murid Tuhan Yesus yang lain melarikan diri. Namun Salome dan beberapa wanita yang lain, mereka tidak gentar terhadap pasukan Romawi, tidak gentar untuk menatap salib. Pengabdian dan dedikasi mereka tidak digoyahkan oleh tantangan-tantangan yang menakutkan sekalipun.
Kubur: Markus 16:1
Salome adalah salah satu yang datang pagi-pagi benar pada saat Yesus sudah dikubur dan dimasukkan ke dalam gua. Secara pemandangan manusia, Tuhan Yesus sudah mati, tidak ada harapan, namun pengabdian dan dedikasinya tidak luntur, walaupun tidak ada dasar untuk berharap.
Pada hari ini tantangan-tantangan seperti apa yang kita hadapi? Apakah tantangan-tantangan itu mulai menggoyahkan pengabdian dan dedikasi kita kepada Tuhan? Apakah kita mulai mempertanyakan Tuhan?
Salome tidak goyah, hatinya tetap terarah pada salib Kristus, dan semua ego-egonya menjadi sirna.
Tuhan Yesus Memberkati
Pdt. Posuka Loke