BERPEGANGLAH PADA JANJI TUHAN

August 28, 2024 0 Comments

Renungan Harian Youth, Rabu 28 Agustus 2024

Roma 4:20-22  Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. 

Kita mengenal Bapa Abraham sebagai Bapa orang beriman, Kisah-kisah yang dicatat oleh Alkitab, kita menemukan bahwa Allah berkenan kepada  Abraham oleh karena imannya kepada Allah… Abraham telah memelihara iman, dan imannya itu menghasilkan ketaatan yang sungguh kepada Allah.

Mari kita focus kepada ayat 20, terjemahan versi mudah dibaca, menuliskan bahwa  “Abraham tidak pernah berhenti untuk percaya…”  sebuah sikap hati yang sadar dan percaya bahwa ada Pribadi yang berkuasa yang memberikan suatu jaminan kepadanya dan oleh karena itu  Abraham diperkuat oleh karena imannya… sehingga dia terus memuliakan Allah

Abraham mendasari imannya kepada janji Allah.

Allah memberikan janji-Nya bukan karena kita layak menerima janji tersebut, tetapi karena semata-mata anugerah. Sama halnya kalau kita memberikan janji akan memberi hadiah kepada anak-anak kita kalau mereka taat, itu merupakan semata-mata anugerah untuk mereka. Allah tidaklah berhutang kalau tidak memberi janji buat kita. Janji yang Tuhan berikan adalah anugerah, tetapi untuk bisa percaya kepada janji itu juga anugerah. Walaupun Allah memberikan janji-Nya bahwa barangsiapa yang percaya kepada Kristus tidak akan binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal, namun kenyataannya tidak semuanya percaya. Ini artinya untuk bisa percaya kepada janji Allah merupakan sebuah anugerah juga dari Tuhan. Sama yang terjadi pada diri Abraham. Abraham beriman kepada Allah bukanlah menunjukkan kehebatan diri Abraham melainkan menunjukkan kemurahan dari anugrah Allah bagi Abraham.

E.Stanley Jones mengatakan: Iman bukan hanya berarti genggaman-mu kepada Allah, tetapi itu adalah genggaman Allah atas dirimu, yang tidak akan membiarkan engkau pergi. 

Iman Abraham diletakkan pada janji Allah. Ini merupakan iman yang benar. Banyak orang beriman kepada diri sendiri, dan bukan kepada Allah. Artinya mereka percaya kepada kemampuan diri mereka yang hebat. Itu bukan iman biblikal. Iman biblikal adalah percaya kepada janji Allah. Kita perhatikan dalam Roma 4 ini terdapat beberapa kali kata janji yang semuanya menujukkan bahwa iman Abraham didasarkan kepada janji Allah. ALLAH ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. 

Abraham meletakkan imannya kepada janji-janji Allah tersebut. Pusat dari iman Abraham bukanlah dirinya sendiri tetapi berpusatkan kepada Allah. Iman kristen adalah iman Alkitab. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik melainkan karena iman kepada Allah. Kita menerima segala berkat Allah bukan karena kita hebat melainkan karena kita percaya kepada janji Allah. Alkitab akan membantukita untuk beriman. Imanmu tidak akan buta jika kita membaca Alkitab. Orang yang mengabaikan Alkitab, akan melepaskan banyak berkat Allah yang seharusnya dimilikinya. Ada 1.250 janji dalam Alkitab yang diberikan untuk kita. Pada saat kita memiliki janji secara tertulis, kita bisa berulang-ulang meneguhkan diri kita terhadap janji itu. Kita bisa membacanya berulang-ulang sehingga kita yakin terhadap janji Allah. Kalau Abraham tidak bisa meneguhkan dirinya berulang-ulang. Dia mesti menunggu Allah datang lagi dan mengulangi janjiNya, namun kita, kalau sedang ragu, bisa membaca kembali akan janji Tuhan dan membawanya dalam doa. 

Iman adalah sikap yang benar terhadap janji-janji Allah. dan iman kepada janji-janji Allah dapat bertumbuh dari hari ke hari, tahun ke tahun.  

Dalam hidup ini, kita akan menghadapi berbagai situasi yang menguji iman kita. Mungkin kita akan mengalami kesulitan finansial, konflik hubungan, atau tantangan dalam pelayanan kita. Namun, ketika kita memiliki keyakinan yang kuat, kita akan mampu melihat melewati segala halangan dan menjaga fokus pada Allah yang setia dan kuat. Keyakinan yang kuat akan memberikan keberanian dan keteguhan dalam menghadapi setiap situasi yang datang.

Sekalipun segala keadaan yang dihadapi dan yang dilihat mata seperti bertolak belakang dengan apa yang Tuhan janjikan kepadanya, Abraham tetap memilih untuk percaya pada janji Tuhan. Ia memilih untuk berjalan dengan iman dan bukan dengan perasaannya. Sekalipun keadaan nampak mengecewakan, dia cuma punya satu pegangan yang ia pegang kuat-kuat, yaitu janji Tuhan. Dan inilah yang namanya iman.

Apakah kita mau memiliki hidup berkemenangan seperti Abraham? Kuncinya satu: kita harus berpegang janji (firman) Tuhan! Kita harus beri makan iman kita setiap hari dengan janji Tuhan. Dengan demikian, pastilah kita akan menjadi seorang Kristen yang memuliakan Tuhan, yang tangguh dalam hidup, kuat dalam badai, kebal terhadap cobaan, dan keluar sebagai pemenang.

Selanjutnya, kita perlu mengakui dan mengandalkan kekuatan Tuhan dalam hidup kita. Keyakinan yang kuat tidak bisa hanya didasarkan pada kekuatan diri kita sendiri, melainkan pada kuasa dan kemampuan Allah yang bekerja di dalam kita melalui Roh Kudus. Ketika kita mengizinkan Roh Kudus memimpin hidup kita, Ia akan memberikan kekuatan, pengarahan, dan hikmat yang kita butuhkan. Iman yang kuat tumbuh ketika kita mengalami kehadiran-Nya yang nyata dalam hidup kita.

Hari ini, biarkan Roma 4:20 menjadi pengingat bagi kita untuk memiliki keyakinan yang kuat. Perkuatlah iman kita melalui pembacaan firman Tuhan, bergantung pada kuasa Roh Kudus, dan terhubung dengan komunitas orang percaya.

Amin, Tuhan Yesus Memberkati

RM – NDK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *