DI TEMPAT TERSEMBUNYI

Renungan Harian Youth, Rabu 15 Februari 2023
Melanjutkan renungan minggu lalu tentang Tempat Tersembunyi, Tuhan Yesus mengingatkan kita tentang Bahaya dari KEMUNAFIKAN
Didalam Matius 6:1-4; 5-6; 16-18 Tiga contoh yang diberikan Tuhan Yesus adalah kebiasaan rohani yang paling akrab dan menonjol dengan kehidupan orang Yahudi, yaitu memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa.
Matius menulis tiga contoh yang diucapkan Yesus secara paralel (ay.2-4; 5-6; 16-18). Setiap orang Yahudi pasti diharapkan melakukan ketiga hal ini, Yesus pun ingin murid-Nya melakukan kesalehan ini. Tetapi, bukan dengan cara dan motivasi yang salah seperti yang dilakukan oleh orang munafik.
Nasehat kedua adalah Merubah Pusat hati kita
Alkitab mengajarkan kita untuk Terus menjaga motivasi hati yang benar dengan menyadari bahwa segala tindakan kita harus God-center bukan self center – Tuhan yang menjadi Pusat dan bukan diri kita
Ada Sebuah “PERJUANGAN ROHANI” bagaimana harus melakukan tindakan kebenaran dengan motivasi yang benar.
Kalau boleh disederhanakan Yesus berkata, “kalau engkau berdoa, masuk ke kamar dan tutup pintu, jika engkau mau berpuasa minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu !” Jika engkau memberi, berilah jangan untuk diketahu orang lain Dari ketiga contoh yang diberikan Yesus, ada kata yang selalu diulang, yaitu “lakukanlah dari tempat tersembunyi” (ay. 4, 6, 18).
Tempat tersembunyi – adalah cara sederhana yang Tuhan ajarkan untuk kita menjaga hati kita dengan ketulusan – Tempat dimana mungkin tidak ada orang yang tahu, tetapi hanya tentang diri kita dengan Tuhan. Lakukan dari tempat yang tersembunyi dengan tujuan bahwa yang terutama adalah Tuhan dan bukan untuk dilihat oleh manusia.
Nasehat Ketiga adalah mengarahkan diri kepada upah kekekalan
Tuhan Yesus menyatakan bila kita mencari “penghargaan diri” maka tentunya hal itu akan didapatkan dan sudah didapatkan. Orang yang berbuat kesalehan dan berbuat baik akan mendapatkan pujian. Namun Tuhan dengan jelas mengingatkan untuk kita mencari upah yang kekal (ayat 19-20).
Inilah yang seharunya menjadi kerinduan kita, bukan upah sementara namun apa yang berhubungan dengan kekekalan – Harta dalam kekekalan bukanlah tentang “nanti” di SORGA tetapi upah hal yang kekal melalui Berdoa – berpuasa dan berbagi adalah KEBENARAN – DAMAI SEJAHTERA dan SUKACITA oleh Roh Kudus (Roma 14:17)
Keinginan untuk mendapat pujian, penghargaan dari orang lain, itu wajar. Karena ini bagian dari natur manusia, kita tidak perlu untuk berusaha menolaknya dalam diri kita. Namun tidak wajar bila penghargaan yang seharusnya diperuntukkan kepada Tuhan, dialihkan kepada diri kita dengan sandiwara rohani yang kita jalankan.
Biarlah, Tuhan yang patut kita muliakan dan senangkan setiap saat dari setiap tindakan kita, jangan biarkan kemuliaan Allah dikorbankan demi kemuliaan kita. Perlu ada komitmen dan kerinduan yang serius yang berasal dari hati kita untuk memuliakan Allah senantiasa.
Tuhan Yesus memberikan sebuah pengajaran yang penting …. Untuk memiliki sikap hati hamba
Lukas 17:10 (TB) Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”
Mari kita terus menjaga hati dan motivasi kita supaya tetap fokus untuk memuliakan Allah saja.
Apapun itu, biarkan hanya citra dan kemuliaan Allah yang senantiasa menjadi hasrat dan tujuan kita. Saya percaya bahwa melalui kebenaran ini Roh Kudus akan menolong kita untuk selalu mengingatkan dan menuntun kita memiliki hati yang murni demi kemuliaan Allah.
Tuhan Yesus memberkati dan menolong kita semuanya
YNP – YDK