Ego Eimi

January 13, 2025 0 Comments

Renungan Harian Senin, 13 Januari 2024

NATS: Yesaya 46:3-4

Pendahuluan

Frasa “Ego Eimi” berasal dari bahasa Yunani, yang berarti “Akulah Dia” atau “Aku adalah Aku”. Dalam Perjanjian Lama, konsep ini ditemukan dalam pengenalan diri Allah kepada umat-Nya, yang ditegaskan dalam Yesaya 46:3-4 dan berbagai bagian lainnya. Dalam konteks bahasa aslinya, “Ego Eimi” mengungkapkan keberadaan Allah yang kekal, tidak bergantung pada siapa pun atau apa pun. Allah menyatakan diri-Nya sebagai satu-satunya Tuhan yang benar, yang tidak dapat dibandingkan atau digantikan. Mari kita telaah makna mendalam dari pernyataan ini melalui tiga poin utama.

1. Ego Eimi: Pernyataan yang Hanya untuk Allah

Makna dalam konteks bahasa aslinya: Dalam Yesaya 47:8, 10, Allah secara tegas menyatakan bahwa hanya Dia yang berhak mengucapkan “Ego Eimi.” Dalam bahasa Ibrani yang paralel, frasa ini merujuk pada “Ani Hu” (Aku Dia), yang menyiratkan keberadaan absolut Allah. Andrew dan Bruce menekankan bahwa pernyataan ini tidak bisa digunakan oleh siapa pun selain Allah, karena mengandung pengakuan atas keilahian dan supremasi-Nya. Jika ada yang mencoba mengklaim frasa ini, tindakan tersebut adalah bentuk penghujatan, kesombongan, dan usaha menyetarakan diri dengan Allah.

Pernyataan ini mengingatkan kita untuk tidak menaruh kepercayaan pada apa pun atau siapa pun selain Allah. Segala hal di dunia ini, termasuk manusia, kekuasaan, atau kekayaan, tidak dapat menggantikan posisi Allah sebagai sumber kehidupan kita. Hanya Allah yang layak menerima penghormatan dan pengakuan penuh dari kita.

2. Ego Eimi: Menyatakan Ke-Esa-an Allah

Dalam Yesaya 46:9, Allah berkata, “Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain.” Dalam teks Ibrani, pernyataan ini mengacu pada “YHWH” (Tetragramaton), nama Allah yang suci dan melambangkan kehadiran-Nya yang abadi. Whybray mencatat bahwa Allah tidak berasal dari dewa-dewa lain, seperti ilah-ilah Babel yang memiliki silsilah mitologis. Allah adalah yang pertama dan terakhir, satu-satunya yang tidak memiliki asal atau akhir.

Konsekuensi dari ke-Esa-an Allah:

  • Allah adalah Pencipta segalanya. Segala sesuatu di langit dan di bumi berasal dari Dia.
  • Tidak ada yang dapat menyamai Allah. Baik manusia, benda, maupun ilah-ilah palsu tidak memiliki kuasa atau eksistensi yang independen seperti Allah.

Ke-Esa-an Allah mengajarkan kita untuk mengutamakan Dia dalam segala aspek hidup kita. Jangan ada ilah lain, seperti ambisi, materi, atau diri kita sendiri, yang mengambil tempat utama di hati kita.

3. Ego Eimi: Menyatakan Allah atas Sejarah

Dalam Yesaya 44-46, Allah menunjukkan bahwa Dia tidak hanya menciptakan sejarah, tetapi juga memegang kendali penuh atasnya. Kata “Ego Eimi” menekankan keberadaan-Nya yang melampaui waktu. Tidak ada peristiwa yang terjadi tanpa seizin Allah. Sejarah, baik yang besar maupun kecil, berada di bawah kedaulatan-Nya.

Bukti dari kendali Allah atas sejarah: Dalam kitab Yesaya, Allah menggunakan bangsa Babel dan Persia sebagai alat untuk melaksanakan rencana-Nya. Allah tidak dibatasi oleh kekuatan manusia atau rencana bangsa-bangsa. Dia berdaulat penuh untuk menggenapi kehendak-Nya.

Ketika kita menghadapi situasi yang tampaknya kacau atau tidak menentu, kita diingatkan bahwa Allah memegang kendali atas semua hal. Tidak ada yang terjadi tanpa sepengetahuan-Nya, dan segala sesuatu berada di bawah rencana-Nya yang sempurna.

Allah yang kita sembah adalah “Ego Eimi”, Tuhan yang kekal, Esa, dan berdaulat atas sejarah. Dia berjanji dalam Yesaya 46:3-4 untuk selalu menyertai umat-Nya:

Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari kaum Israel, yang Kujunjung sejak kamu ada, yang Kupikul sejak dari kandungan. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia, dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.”

Mari kita menapaki hidup ini dengan keyakinan penuh bahwa Allah yang kekal dan berdaulat adalah penopang kita. Dia yang memulai sejarah kita, juga yang akan menyelesaikannya dengan sempurna. Amin.

Rangkuman Khotbah

Pdt. Benoni D Kurniawan

Link Video Khotbah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *