HANYA KARENA ANUGERAH ALLAH

December 3, 2024 0 Comments

Renungan Harian Youth, Selasa 03 Desember 2024
Efesus 2:8-9, Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Salah satu kebutuhan manusia yang mendasar adalah penghargaan. Kita senang dipuji dan mendapatkan penghargaan. Tak heran, banyak muncul piala, medali atau piagam penghargaan bagi mereka yang berprestasi atau berjasa. Dan memang tidak ada salahnya kita memperoleh penghargaan sebagai hasil dari kerja keras kita.
Ayat renungan kita pagi ini mengajarkan bahwa keselamatan kita adalah hasil dari kasih karunia Tuhan. Itu berarti kita tidak dapat mengklaim keselamatan ini sebagai pencapaian kita sendiri, tetapi sebagai pemberian Allah. Iman adalah cara kita menerima anugerah Tuhan.

Walaupun demikian, tidak semua orang memahami slogan di atas secara seragam. Seberapa jauh keselamatan merupakan anugerah? Apakah ada andil atau peranan kita di dalamnya? Karena cukup banyak orang yang meyakini bahwa manusia tetap berperan di dalam keselamatan. Allah hanya memberikan tawaran. Keputusan ada di tangan setiap orang. Mereka bisa mengabaikan tawaran. Mereka juga bisa menyikapi dengan iman. Jadi, peranan manusia adalah “beriman”. Ini adalah “tindakan” manusia.
Rekan-rekan youth, Rasul Paulus menjabarkan suatu rencana penyelamatan yang sangat jauh berbeda, yakni inisiatif untuk menyelamatkan manusia yang terjerat kuasa dosa. Ia mengingatkan jemaat di Efesus tentang ketidakberdayaan mereka secara rohani, bagaimana mereka benar-benar “sudah mati karena . . . dosa-dosa [mereka]” (Ef. 2:1). Mereka terjebak, mengikuti jalan Iblis (ay.2), dan menolak tunduk kepada Allah. Sikap itu membuat mereka layak dimurkai Allah. Namun, Allah tidak membiarkan mereka terjebak dalam kegelapan rohani. Sang rasul menulis bahwa mereka yang percaya kepada Yesus, “oleh kasih karunia . . . diselamatkan” (ay.5,8). Tanggapan kita terhadap inisiatif Allah untuk menyelamatkan kita itu lalu menghasilkan iman.

Beriman berarti kita berhenti mencoba menyelamatkan diri sendiri dan memilih untuk berseru kepada Tuhan Yesus agar menyelamatkan kita.

Tanpa sadar hal ini juga merambah dunia rohani. Ada orang yang merasa kerohaniannya lebih baik daripada orang lain karena kesalehan hidupnya. Ia berpikir dirinya pasti masuk sorga karena rajin beribadah, melayani, dan memberikan persembahan kepada Tuhan. Ciri orang seperti ini adalah mudah menghakimi orang lain yang berdosa dan berpikir, saya bukan seperti dia, orang berdosa. Hal ini yang dikatakan orang Farisi terhadap pemungut cukai, “Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.” (Luk. 18:11). Orang Farisi berpikir ia diselamatkan karena berpuasa dua kali seminggu dan memberikan sepersepuluh dari segala penghasilannya.
Ironisnya, manusia juga ingin memegahkan diri atas keselamatan. Mereka akan merasa lebih dihargai apabila mereka dilibatkan dalam keselamatan. Menerima pemberian Allah apa adanya tanpa kita berjasa apa-apa bertentangan dengan natur manusia yang berdosa. Kita ingin memiliki peranan yang dapat dibanggakan.

Tidak heran, sebagian orang mencoba melihat “iman” sebagai peranan. Manusia yang memutuskan apakah mereka akan atau tidak akan beriman. Iman adalah keputusan manusia. Jadi, manusia berperan di sana.
Apakah ada di antara kita yang berpikir demikian dan menganggap diri kita layak masuk sorga karena kesalehan dan kebaikan kita? Jika ada di antara kita berpikir demikian, kita hatus tahu! Bahwa Rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa keselamatan kita bukan karena usaha atau pekerjaan kita, melainkan karena anugerah dan pemberian dari Allah.
Sebab karena kasih Karunia kita diselamatkan oleh Iman. Rasul Paulus menyatakan bahwa keselamatan berasal dari anugerah Allah yang dinyatakan kepada orang orang yang berdosa, dan keselamatan dapat dialami oleh seseorang hanya oleh Iman kepada Tuhan Yesus Kristus.

Semua proses keselamatan adalah perbuatan Allah sendiri, bukan karena perbuatan atau usaha manusia, bukan karena amal ibadah manusia

Roma 5:8, akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Kita meyakini dan percaya pada karya penyelamatan Kristus yang diberikan oleh Allah kepada kita.
Rekan-rekan youth, Tanpa anugerah Tuhan, kita tidak mungkin diselamatkan. Sorga begitu mulia dan kudus. Tidak ada dosa di sorga. Sedangkan kita, manusia yang masih berdosa dan lemah. Sekecil apa pun dosa kita, kita tidak layak masuk ke sorga karena dosa. Kita harus hidup tanpa dosa untuk masuk sorga yang kudus. Namun, apakah kita bisa hidup tanpa dosa? Tidak mungkin, saudaraku. Hanya karena anugerah Allah kita diampuni dan dihapuskan dari dosa, sehingga kita jadi kudus dan dapat masuk sorga.
Syukurilah anugerah yang Tuhan Yesus telah berikan. Pujilah Tuhan! Rahmatnya sungguh besar buat kita. Haleluya!

Tuhan Yesus memberkati

RM – DOT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *