KematianNya Menghidupkan Kita
Renungan Harian Kamis, 28 Maret 2024
Ayat Pokok : Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-NYA yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-NYA tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Shalom… Selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Beberapa diantara kita pasti ingat peristiwa pada tanggal 24 Desember 2000 dimana ada seorang pemuda Banser NU yang ditugaskan untuk membantu pengamanan Ibadah Natal di Gereja Eben Haezer di Mojokerto, meninggal menjadi korban ledakan bom yang ditujukan untuk gereja tersebut. Nama pemuda itu adalah Riyanto. Peristiwa meninggalnya Riyanto tersebut menjadi viral karena dia rela mengorbankan nyawanya agar tidak ada banyak korban yang meninggal karena bom tersebut.
Romo Alexsus yang menjadi pemimpin gereja Eben Haezer tersebut mengatakan; “Apa yang telah dilakukan oleh Riyanto patut untuk dijadikan contoh bagi kita semua. Rela berkorban demi untuk kebaikan orang lain.” Seandainya tidak ada Riyanto pastilah malam Natal tersebut menjadi malam kelabu bagi gereja Eben Haerzer karena ada banyak korban yang berjatuhan karena bom tersebut.
Kematian Yesus di kayu salib adalah momen yang paling penting dalam sejarah keselamatan manusia. Meskipun kematian adalah pengalaman yang menakutkan dan menyedihkan, kematian Yesus memiliki makna yang mendalam bagi kehidupan kita. Ketika Yesus mati di kayu salib, Ia tidak hanya menanggung hukuman dosa kita, tetapi juga mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa kita.
Teks pokok kita hari ini merupakan Injil mini dimana Kasih menjadi dasar kedatangan Yesus ke atas muka bumi ini. Dan tujuan-NYA adalah melayani dan memberikan nyawa-NYA sebagai tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45). Kematian Yesus menjadi tebusan karena murka Allah atas dosa manusia. Dengan kematian-NYA diatas salib, akibat dosa yang seharusnya ditanggung oleh manusia, ditimpakan kepada-NYA. Dia yang tidak mengenal dosa dijadikan dosa karena kita. Upah dosa yang adalah maut diambil-NYA dan digantungkan diatas salib, sehingga bagi setiap orang percaya kepada-NYA menikmati kehidupan yang kekal.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih. Kita bersyukur atas apa yang Tuhan Yesus kerjakan bagi kita diatas salib, namun tidak hanya berhenti pada menikmati apa yang Yesus kerjakan. Ada tanggungjawab yang Tuhan berikan bagi kita, dalam 1 Yohanes 3:16 tertulis; “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa IA telah menyerahkan nyawa-NYA untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.” Apa yang dilakukan oleh Riyanto sejalan dengan nasehat firman Tuhan diatas. Demi supaya tidak ada korban jiwa yang lebih banyak lagi, dia rela mati. Dalam Yohanes 15:13, Yesus berkata, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya karena teman-temannya.” Yesus memberikan teladan yang sempurna bagi kita untuk mengasihi dan melayani orang lain dengan memberikan diri kita sepenuhnya.
Di minggu paskah ini, marilah setiap kita tidak hanya merenungkan kembali korban Yesus diatas salib bagi kita, tetapi juga menjadi momen refleksi diri kita, apakah yang sudah kita lakukan??? Sudahkan hidup kita menjadi berkat bagi orang lain yang ada disekitar kita. Mungkin tidak seperti apa yang telah Riyanto lakukan, namun marilah kita memulai dengan hal yang sederhana namun dengan kasih yang tulus. Bunda Theresa mengatakan; Setiap kita mungkin tidak bisa melakukan yang besar, namun kita bisa melakukan sesuatu yang kecil tapi dengan cinta atau kasih yang besar.
Kematian Yesus bukan kematian biasa. Dia mati untuk menebus dosa-dosa manusia. Dia mengambil hukuman yang seharusnya kita terima. Kematian-Nya menjadi jembatan yang menghubungkan manusia dengan Allah. Kiranya kematian Kristus menghidupkan semangat kita untuk memiliki hidup yang berdampak dan mendatangkan manfaat bagi orang lain, dan biar nama Tuhan dimuliakan melalui kehidupan kita.
Kematian Yesus Kristus di kayu salib bukan hanya sebagai korban penghapus dosa kita, tetapi juga sebagai contoh bagaimana kita harus “mati” terhadap dosa dan kehidupan lama kita. Kemudian, dengan kebangkitan-Nya, Dia memberikan harapan bagi kita semua bahwa kita juga dapat bangkit dari kehidupan lama kita yang penuh dengan dosa menuju kehidupan yang baru dalam kasih dan kasih karunia Allah.
Hidup yang baru ini bukan berarti kita tidak akan pernah mengalami kesulitan atau penderitaan. Namun, kita memiliki janji bahwa Roh Kudus akan selalu menyertai kita, memberi kekuatan, penghiburan, dan bimbingan dalam setiap situasi. Kita juga memiliki harapan kekal di surga bersama dengan Kristus, di mana tidak ada lagi air mata, kesakitan, atau kematian.Amin.
Tuhan memberkati.
DS