Kepemimpinan dimulai dari Keluarga

Renungan Harian, Sabtu 16 September 2023
Nats: 1Petrus 5:3, Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah h atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan i bagi kawanan domba itu.
Syalom saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . .
Keluarga adalah lembaga pertama yang dirancang dan diberkati Allah di muka bumi ini. Keluarga merupakan cerminan hubungan yang terdekat yang darinya kita mempelajari banyak hal dalam dunia ini, termasuk kepemimpinan.
Dalam 1 Petrus 5 : 3,….“Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu , tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.”
Dari sini kita belajar bahwa keluarga adalah sistem terkecil dan paling awal untuk membangun kerohanian dari setiap individu. Itulah sebabnya Tuhan telah mempercayakan istri dan anak-anak kepada laki-laki sebagai imam, jadi tuntunlah mereka lewat keteladan kita sebagai imam.
Saudara-saudara sejak awal , Allah telah menciptakan manusia dengan tujuan untuk saling melengkapi satu sama lain. Yang didalamnya kita juga dapat melihat ada generasi baru yang akan hadir dan akhirnya menampilkan gambaran Allah yang nyata.
Dan Alkitab menuliskan dalam Efesus 2 : 19,… Demikian kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. Jadi kita ini adalah anggota-anggota keluarga Allah.
Dalam keluarga idealnya kita dapat merasakan adanya kasih yang tumbuh dari rasa percaya tersebut yang akan mendorong anggota lainnya untuk rela berkorban tanpa dibatasi oleh apapun.
Dari keluarga kita juga belajar tentang nilai dan makna dari pengabdian , sebagai mana yang dicatat dalam 1 Timotius 5 : 4b,…” Hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka , karena itulah yang berkenan kepada Allah “.
Saudara-saudara dikatakan bahwa seseorang yang ingin berbakti terlebih dahulu belajar berbakti kepada keluarga dekatnya, karena inilah yang memperkenankan hati Tuhan. Karena dari keluarga kita belajar tentang apa itu pengayoman, dan juga disiplin, dan hal tersebut terjadi secara natural dalam keluarga.
Demikian juga dengan kepemimpinan. Paulus mensyaratkan kepada pemimpin jemaat melalui Timotius ( 1 Timotius 3 : 1-15), dikatakan bahwa seorang pemimpin haruslah tidak bercacat (ayat 2), dapat menahan diri ( ayat2), bijaksana ( ayat 2), sopan (ayat 2), bukan seorang peminum (ayat 2), bukan tukang berkelahi (ayat 3), bukan hamba uang (ayat 3), bukan pemarah (ayat 3), bukan orang serakah (ayat 3), disamping syarat tersebut diatas,
Ada syarat khusus bagi seorang pemimpin yakni ; suami dari satu istri (ayat 2 ), suka memberi tumpangan ( ayat 2), dan memimpin keluarga dengan baik ( ayat 4). Dari syarat ideal seorang pemimpin jemaat diatas, hal itu bukan sesuatu yang mustahil tetapi hal tersebut bahkan dikatakan adalah suatu pekerjaan yang indah ( ayat 1).
Saudara-saudara yg terkasih dalam Tuhan, dalam keluarga semua kreteria tentang kepemimpinan menjadi mungkin. Kenapa demikian? Karena dalam keluargalah kita dapat mengerjakan sesuatu tanpa adanya paksaan , justru dengan mengerjakan dan memenuhi syarat-syarat tersebut diatas adalah merupakan suatu kehormatan dapat memenuhinya.
Tidak heran Paulus dengan tegas mengatakan bahwa keluarga merupakan penopang dan dasar dari kebenaran. (1 Timotius 3 : 15b,)…bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Tuhan Yesus memberkati
EW