KNOWING EVERY PARTICULAR OBJECT
Renungan Harian Youth, Senin 15 Agustus 2022
Yohanes 21:22, Jawab Yesus, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: Ikutlah Aku.”
Selama ini, kita mengartikan kepo sebagai perilaku selalu penasaran atau selalu ingin tahu segala-galanya. Nah, yang kita pahami, ‘KEPO’ itu merupakan singkatan dari kalimat bahasa inggris, yaitu ‘knowing every particular object’. Kalau diartikan menjadi ‘mengetahui setiap objek tertentu.’ Kepo adalah istilah menunjukkan kalau seseorang itu tahu banget tentang suatu hal secara mendalam bukan menunjukkan bahwa seseorang itu pengen tahu dan penasaran banget. ‘knowing’ dan ‘want to know’ kan beda. Iya nggak?
Berdasarkan penelitian, hampir seluruh cerita sejarah dan penemuan yang terjadi di dunia dimulai dari kepo atau rasa keingintahuan yang besar.
Rasa penasaran atau kepo adalah yang mendorong kemajuan zaman dan teknologi, dalam semua aspek. Namun ketika berbicara soal penasaran atau kepo, tak semua orang memiliki level yang sama. Melansir dari Big Think, otak menghargai hal-hal baik yang sudah dilakukan oleh tubuh. Jadi ketika kita selesai menyesap kopi atau berpelukan dengan orang yang kita cintai, otak akan “menghadiahi” kita dengan hormon kebahagiaan atau hormon endorfin.
Tanpa adanya sistem pencarian, dunia tak akan menjadi maju.Semua orang hanya akan duduk diam di “sarangnya” tanpa keinginan menemukan tempat-tempat baru atau hal-hal baru.
Rekan-rekan youth, Penyakit kepo ini ternyata juga pernah menyerang Petrus. Petrus yang telah dipulihkan dan diberi tugas untuk menggembalakan domba-domba Tuhan, dan bahkan dibukakan sedikit tentang masa tua dan kematiannya, ternyata juga ingin tahu tentang nasib rekannya. Ia penasaran apa yang akan terjadi pada Yohanes pada masa depan (ay. 21). Tuhan Yesus mengingatkan Petrus bahwa hal itu bukanlah urusannya; urusannya adalah mengikuti Tuhan (ay. 22) dengan menggembalakan domba-domba- Nya. Tuhan Yesus ingin mengembalikan Petrus pada fokusnya, yaitu mengerjakan bagiannya dengan sebaik-baiknya dan bukan malah sibuk ingin tahu urusan orang lain dan membandingkan dirinya dengan orang lain.
Kita seringkali gagal berfokus pada panggilan Tuhan bagi kita masing-masing karena sibuk ikut mengurusi urusan orang lain yang tidak perlu kita ketahui. Waktu kita kadang-kadang banyak tersita dengan melihat urusan dan status orang lain di media sosial. Akhirnya, kita pun membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kiranya kita berfokus kembali kepada panggilan Tuhan serta melakukannya dengan baik dan setia dalam hidup kita. Itulah bagian kita.
Waktu kita kadang-kadang banyak tersita dengan melihat urusan dan status orang lain di media sosial.
Akhirnya, kita pun membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kiranya kita berfokus kembali kepada panggilan Tuhan serta melakukannya dengan baik dan setia dalam hidup kita. Itulah bagian kita. Tugas kita hanya memastikan bahwa kita sendiri sudah atau sedang mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh. Apabila kita mengikut Dia dengan serius, kita tidak akan punya waktu untuk memikirkan bagaimana Dia memperlakukan orang-orang di sekitar kita. Itu bukanlah urusan kita.
Sebagai manusia yang dikaruniai akal untuk berpikir, seringkali kita memiliki rasa ingin tahu terhadap suatu hal, tidak terkecuali dengan urusan orang lain. Padahal sifat ingin tahu berlebihan terhadap urusan orang itu bukan perilaku yang baik, lho. Sikap seperti ini tidak seharusnya dipelihara apalagi dibiasakan.
Mari pikirkan saja bagaimana kita dapat mengiring Dia dengan setia dan dengan hubungan yang lebih erat lagi.
Waktu adalah salah satu hal terpenting dalam hidup yang tidak akan pernah bisa diulang. Mengingat hal tersebut, sudah selayaknya untuk memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Tapi tahukah kamu, kebiasaan ingin tahu berlebih terhadap urusan orang merupakan salah satu bukti bahwa kamu belum bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Walaupun terdengar menyenangkan, namun kebiasaan itu tidak akan membawa manfaat yang berarti untuk dirimu.
Amin. Tuhan Yesus Memberkati
EYC 13082022-LP