LUPAKAN YANG LALU, KEJAR YANG DATANG
Renungan Harian Youth, Senin 12 Agustus 2024
FILIPI 3:13-14, Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Masa lalu selalu menjadi bagian yang indah untuk dikenang. Masa kecil, remaja, pemuda, saat telah jadi dewasa, apalagi ketika sudah bekerja dan berkeluarga. Terlepas dari apakah itu kesalahan dan kegagalan yang kita lakukan atau kemenangan dan keberhasilan yang kita alami. Seringkali pengalaman dan peristiwa dimasa lampau itu begitu membekas sehingga bukan hanya sulit untuk dilupakan, tetapi berdampak dan membawa pengaruh begitu besar dalam hidup kita. Pengalaman dan peristiwa masa lampau itu begitu membekas sehingga mempengaruhi banyak keputusan penting yang diambil. Sebagai orang percaya kita harus memiliki cara pandang yang benar terhadap masa lalu, apa yang harus kita lakukan terhadapnya, sehingga hidup ini selalu berpadanan dengan kehendak dan rencanaNya.
Tuhan selalu memberikan kita tuntunan, salah satunya dia menuntun kita melalui firman-Nya dalam
Dari kedua ayat ini kita bisa menemukan tiga kata kunci yang firman Tuhan ajarkan dalam melihat segala sesuatu yang pernah terjadi dalam kehidupan kita.
- Melupakan yang di belakang
Ada orang berkata bahwa hidup kita saat ini adalah produk dari masa lalu. Ini tentu ada benarnya karena ada begitu banyak orang yang kondisi hidupnya saat ini adalah dampak dari apa yang dilakukan dilakukannya dimasa lalu.
Rasul Paulus dalam filipi 3:4-8, menceritakan tentang dirinya dan apa yang telah ia lakukan dimasa lalu.
Ketika diayat 13 dia berkata untuk melupakan masa lalunya, ternyata itu bukan berarti tidak boleh membicarakannya. Yang dia ajarkan adalah supaya orang jangan hidup dimasa lalu, masa lalu boleh dibicarakan hanya untuk dijadikan pelajaran yang berharga sehingga memberikan kita hikmat. Tapi masa lalu jangan menentukan hidup kita hari ini, apalagi menentukan masa depan.
Ada 2 hal dimasa lalu yang harus kita lupakan yaitu kegagalan maupun keberhasilan.
- Kegagalan
Luka yang pernah kita alami atau apa saja yang membuat hati kita pahit dan kecewa manusia cenderung sangat muda mengingat hal-hal yang negatif dari pada hal yang baik / positif. Bahkan pengalaman negatif itu memberikan trauma yg dalam, sementara Tuhan menghendaki kita hidup dalam kasih dan kemenangan.
Cara ampuh untuk melupakan semuanya adalah mengampuni, ketika mengampuni, kita sedang berdamai dengan Tuhan, berdamai dengan diri sendiri dan orang lain.
- Kesuksesan
Ini berbicara tentang kesuksesan dan kebanggaan-kebanggaan yang pernah kita miliki dimasa lampau, yang membuat kita seringkali susah untuk melihat perkara-perkara baru yang sedang Tuhan kerjakan.
Rasul Paulus memberikan contoh tentang dirinya dimasa lalu, seorang Yahudi asli, seorang Farisi artinya dia sangat sungguh-sungguh menaati hukum taurat dan ritual agamanya. Tapi ketika dia bertemu Kristus, semua itu ia tinggalkan, dia lupakan, dianggap sampah karena pengenalan nya akan Kristus , semua keberhasilan dan kesuksesannya yang dahulu tidak sebanding dengan apa yang dia miliki sekarang.
2. Fokus kepada apa yang didepan
Kedua yang Alkitab katakan adalah mengarahkan diri kepada apa yang didepan artinya dalam menjalani hidup harus berfokus kepada tujuan yang ada dihadapan kita. Masa lalu hanyalah cermin untuk belajar dan introspeksi, tetapi tujuan dan harapan yang hendak dicapai itulah yang harus menjadi perhatian kita sepenuhnya.
Masalah dan tantangan akan selalu ada dihadapan kita, tapi kalau kita tetap fokus, maka kita akan tetap kuat dan bertindak. Fokus artinya kita harus serius dengan hidup ini jangan main-main lagi. Ada tanggung jawab, kesempatan juga terobosan yang baru yang sudah Tuhan siapkan.
3. Berlari mengejar panggilan-Nya
Diayat 14, kata kunci disana ialah “Berlari” kita sudah melupakan masa lalu, kita sudah punya tujuan yang jelas untuk dicapai, tapi untuk mengalaminya kita harus berlari.
Berlari artinya tidak bisa santai dan hanya menunggu. Berlari artinya harus mau bayar harga dengan mengorbankan segenap hati, pikiran, tenaga dan segala yang dimiliki agar tujuan akhir tercapai. Ketika Paulus berjumpa dengan Tuhan maka perjumpaan itu mengubah hidupnya 180 derajat. Apa yang dulu berharga sekarang bagaikan sampah baginya. Paulus yang sekarang telah menemukan tujuan hidupnya yang sempurna dimana pengenalan akan Kristus adalah segalanya, lebih berharga dari apapun juga.
Bagaimana dengan kita ? Apakah ada hal lain yang lebih berharga dari pengenalan kita akan Kristus ? Kalau Dia adalah Tuhan dan Juruselamat hidup kita, maka Kristus haruslah menjadi nomor satu.
Inilah tujuan akhir dari Paulus yaitu memperoleh hadiah panggilan surgawi, keselamatan dari Allah dalam Kristus Yesus. Semua hal yang dilakukan dan dikerjakan oleh Paulus dalam hidupnya dan dalam pelayanannya ditujukan hanya oleh panggilan surgawi, ini menjadi teladan bagi kita orang percaya.
Kita harus yakin kekecewaan dan kegagalan masa lalu adalah baru loncatan dan bukan batu sandungan.
Janganlah lumpuh karena kegagalan masa lalu. Taruhlah harapan dan kepercayaan kita kepada Tuhan. Bangkitlah dengan kekuatan baru dari Tuhan. Beranilah dan percayalah! Perjalanan kita bersama Yesus akan dipenuhi sukacita dan kemenangan.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
EYC 10082024-YDK