Menata Pikiran

April 24, 2025 0 Comments

Renungan Harian Kamis, 24 April 2025

Ayat Pokok : Filipi 4:8, Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,  semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Shalom… Selamat Pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Belakangan di beberapa sosmed teman sekolah dulu sedang trend kalimat ini, “terkadang yang membuat lelah itu bukan banyaknya pekerjaan tapi karena beban pikiran…” faktanya apakah demikian bahwa lelah pikir lebih berat dari pada lekah secara fisik???

Dalam bahasa medis, lelah pikir disebut juga lelah otak, yaitu; kondisi ketika kita merasa lemas dan tak bergairah untuk beraktivitas, tapi pemicunya bukan kekurangan energi,  melainkan karena pikiran yang terkuras. Otak yang lelah membuat kita sulit menjaga fokus, menerima informasi, dan melakukan pekerjaan yang sederhana. Kondisi ini cenderung muncul ketika kita berfokus pada tugas yang berat secara mental dalam jangka waktu lama. Tak jarang seseorang yang mengalami kelelahan otak dibarengi dengan kelelahan fisik.

Ada banyak potensi penyebab lelah otak, seperti kecemasan berlebih, beban kerja yang terus-menerus datang, sedikit atau tak ada keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan, khawatir terhadap keuangan, tanggung jawab rumah tangga, ketidakpuasan atas satu atau beberapa hal dalam hidup, serta peristiwa besar dalam hidup yang mengguncang. Seseorang yang mengalami lelah pikir akan lebih cepat mengalami penurunan secara fisik, yaitu terlihat lebih tua dari umur yang sebenarnya, mengalami kesulitan untuk menikmati kebahagiaan dan sukacita dalam hidup.

Berikut ada kisah yang menolong kita betapa penting kita me-“Manage” pikiran kita yang ternyata berdampak bukan hanya pada fisik kita saja namun pada kebahagiaan kita juga.

Ada 2 orang pelancong asal Swiss yang melakukan pendakian di sebuah gunung. Saat pulang, mereka terpaksa menumpang sebuah mobil tua, karena sudah tua maka jalannya tersendat-sendat karena mesin tuanya. Sepanjang jalan, pelancong pertama sibuk mencemaskan kondisi mobil yang dia tumpangi. Ia terpaku pada kekuatirannya kalau-kalau mobil itu nantinya sampai mogok di tengah jalan bahkan kuatir kalau  bensinnya habis karena tidak ada pom bensin di sana.

Berbeda dengan pelancong pertama, pelancong kedua tampak santai saja, dia  begitu menikmati pemandangan indah dan bukit-bukit yang menjulang tinggi di negeri tersebut. Dimana bukit-bukit tersebut puncaknya di hiasi oleh salju putih dan beberapa kali ia sempat mengabadikan keindahan itu dengan kamera pocketnya.

Setelah satu jam berlalu akhirnya mobil tua itu pun tiba di kota yang di tuju. Kemudian terjadilah perbincangan pelancong pertama dan pelancong kedua;

  • Pelancong pertama; Kok kamu sempat-sempatnya ambil gambar pemandangan itu sih? Apa kamu tidak cemas?
  • Pelancong kedua; Apa yang perlu di cemaskan? Seandainya ada masalah, pasti ada jalan keluarnya. Aku suka dengan perjalanan tadi. Bukankah pemandangannya indah sekali?

Dari kisah tersebut semoga setiap kita menyadari, bagaimana seringkali kekuatiran membuat kita kehilangan banyak hal yang berharga. Lebih buruknya lagi, seringkali kekuatiran itu tidak terbukti separah yang kita kuatirkan atau malah itu tidak terbukti sama sekali.  Tuhan Yesus berkata dalam

Matius 6:27 bahwa “kekuatiran tak akan menambah kebahagiaan atau sejengkalpun panjang usia kita. Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”

Bapak, ibu dan saudara terkasih, ternyata inilah yang menyebabkan kita mengalami cepat lelah dan betapa cepatnya energi kita terkuras dalam setiap aktifitas kita. Karena kita lelah pikir atau otak yang disebabkan oleh kekuatiran dan kecemasan tentang sesuatu yang belum terjadi. Kita sering takut dan tidak tahu dengan jelas apa yang kita takuti. Dan ini menyebabkan kita tidak akan dapat menikmati perjalanan kehidupan kekristenan kita.

Ayub berkata; “Karena yg kutakutkan, itulah yg menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.” [Ayub 3:25-26]

Kekuatiran membuat seseorang kehilangan banyak hal berharga dalam kehidupannya.  Oleh sebab itu Yesus berkata; Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri, Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” [Matius 6:34]

Salomo dalam Amsal yang dia tulis berkata; “Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia. [Amsal 12:25] 

Setiap kita harus mengingat bahwa kebahagiaan dalam hidup hanya menjadi milik orang yang dapat menata pikirannya dengan baik sehingga dia mampu menikmati setiap moment dalam hidup dengan penuh syukur.

Kiranya Roh Kudus menolong kehidupan kita. Amin.

 Tuhan Yesus memberkati.

DS

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *