MENEMUKAN SAHABAT TERBAIK
Renungan Harian Youth, Senin 25 Maret 2024
Amsal 17:17, Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran
Ada sebuah film yang berjudul “Cast Away” pertama kali dirilis di Los Angeles pada 7 Desember 2000. Kala itu, film tersebut menghasilkan US$429 juta, jauh melampui biaya produksi yang hanya sekitar US$90 juta. Film petualangan romansa asal Amerika Serikat itu berpusat pada kisah Chuck Noland seorang teknisi sistem yang menjelajahi dunia untuk memecahkan masalah produktivitas di Gudang FedEx.
Penjelajahan itu membuat rencana Chuck Noland menikahi Kelly Frears yang diperankan Helen Hunt terhambat.Tak hanya itu, Chuck terpaksa melewatkan perayaan Natal karena harus bekerja dan terbang ke Malaysia. Nahas, pesawat yang ditumpangi Chuck terbawa badai dan jatuh di Samudra Pasifik. Chuck selamat dari kejadian tersebut, tapi terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni. Segala upaya dilakukan, seperti mengirimkan sinyal penyelamatan melalui sisa-sisa rakit yang turut terdampar. Ia pun mencoba bertahan hidup dengan mencari makanan, minuman, serta tempat berlindung melalui paket-paket yang hanyut ke pulau.
Hingga suatu hari, Chuck merasa kesal dengan situasi yang dihadapi. Ia mulai menggambar wajah di permukaan bola voli dengan cetakan tangannya yang berdarah. Bola voli itu kemudian dinamai Wilson dan menjadi ‘teman’ Chuck. Ya, si bola voli itu menjadi teman yang menemani Chuck selama dia terdampar dan Chuck menuangkan segala macam isi hatinya dan Wilson menjadi pendengar yang setia, karena memang dia benda mati.
Rekan-rekan youth, sederhananya dari kisa ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kita tidak bisa hidup sendiri. Sebagai seorang manusia, kita diciptakan sebagai makhluk sosial; artinya kita butuh orang lain dalam mengisi hari-hari kita untuk berinteraksi dan melakukan hal-hal yang sebagaimana mestinya dilakukan oleh seorang manusia.
Kej. 2:18, TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Dari tujuan Tuhan di hari penciptaan manusia, kita dapat pahami bahwa kita dirancang oleh Tuhan untuk hidup bersama orang lain. Kita butuh pendamping, kita butuh teman hidup, kita butuh orang tua dan itu semua adalah rancangan Tuhan bagi kita untuk sebenarnya kita dapat merasakan kasih Allah di dalam hidup ini. Pertama, Ring terluar menggambarkan tingkat teman biasa, yang terdiri dari orang-orang yang mengenal kita, tetapi tidak kenal dekat. Biasanya, obrolan dengan teman biasa tidak pernah sampai mendalam. Segalanya tetap pada permukaan dan hanya sekita menanyakan kabar “Hai, apa kabar? Bagaimana pekerjaan hari ini….? Dan mungkin kita bisa mempunyai dua ratus orang teman biasa, atau hanya dua puluh lima orang, tergantung pada kepribadian dan tingkat aktivitas kita.
Ada yang pintar bergaul bisa mempunyai ratusan teman, atau yang pendiam yang hanya puluhan orang saja. Dan ini adalah hubungan yang mendasar
Kedua, Ring Teman Baik. Teman baik adalah mereka yang sering hangout dan makan bareng kita. Ngobrol bareng, saling cerita dan berkumpul bersama. Bersama teman-teman baik, kita menemukan ikatan yang sama. Ada sesuatu yang tersambung, dan hubungan pun bergerak ke tahap yang lebih dalam. Jumlah teman baik tidak sebanyak teman biasa atau kenalan, namun secara kualitas teman baik memiliki makna yang lebih bernilai dibanding dengan teman biasa. Memelihara jumlah teman baik itu sulit, karena hubungan yang lebih dalam menuntut lebih banyak waktu dan perhatian, dibandingkan sebatas tahap teman biasa.
Ketiga, Ring Belahan Jiwa. Belahan jiwa bisa dikatakan sebagai SAHABAT KARIB kita. Merekalah teman dari “hati ke hati”, yang dengannya kita bisa menceritakan segalanya. Kita menangis, tertawa, marah, dan bergembira bersama mereka. Sahabat karib tidak terbatas dengan jarak dan ruang. Mereka seperti belahan jiwa kita yang akan saling menopang, menguatkan dan membangun.
Persahabatan adalah sebuah Proses, sebuah hubungan akan terus berkembang jika diperjuangkan. Dari teman biasa menjadi teman baik, dari teman baik menjadi seorang Sahabat. Sebagai anak TUhan kita harus membangun diri kita dengan membangun hubungan kita untuk menemukan dan menjadi sahabat yang baik. Karena didalamnyalah prinsip Kasih harus dipraktekkan.
Prinsip Kasih adalah PONDASI PENTING dalam membangun persahabatan
“Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Filipi 2:3-5)
Rasul Paulus memberikan beberapa nilai untuk membangun persahabatan yang semakin berkualitas
Menjadi Orang yang Peduli terhadap Orang Lain
Kepedulian berarti kita sedang merubah cara pandang kita dari diri sendiri dan mulai melihat kepentingan orang lain. Jika kita telah mengalihkan pandangan dari apa yang kita inginkan dan apa yang kita rasakan, dan sebaliknya memikirkan bagaimana cara membuat kehidupan orang lain menjadi lebih baik, maka kita dapat mulai membuka tangan bagi persahabatan sejati. Dari ayat diatas Rasul Paulus menekankan nilai Kepedulian menjadi ciri sebuah persahabatan didalam kasih.
Membangun hidup yang Bersukacita
Persahabatan bukanlah sebuah kewajiban namun harus menjadi warna keindahan dalam kehidupan kita. Persahabatan harus dibangun dengan sukacita bersama-sama, memang tidak salah jika kualitas sahabat teruji saat dalam kesusahan namun kunci untuk menjaga persahabatan adalah menemukan cara untuk berbagi sukacita bersama. Kadang kala, kita hanya perlu lebih riang, Nikmatilah kebersamaan.Karna Tuhan Yesus mengasihi kita; kita pun dapat dan sanggup mengasihi orang lain.
Kita tidak perlu menuntut imbalan dari sahabat kita namun kita perlu mempertimbangkan untuk apa yang dapat kita berikan kepasahabat-sahabat kita.
Persahabatan adalah sebuah PROSES yang saling mempertajam satu dengan yang lainnya. Thomas Fuller pernah mengatakan, “Kita tidak akan pernah punya teman kalau kita berharap mereka tidak punya kesalahan.” Bagaimanapun juga, setiap orang pasti mempunyai kekurangan dan keistimewaan masing-masing. Kita punya, dan teman-teman kita juga punya.
Terkadang dalam membangun persabahatan kita perlu belajar untuk mengabaikan kelemahan dan kekurangan teman-teman kita, seperti kita berharap mereka mengabaikan kelemahan dan kekurangan kita. Kalau kita memilih untuk menjadi jengkel oleh setiap hal kecil yang dilakukan oleh orang lain, maka kita tidak akan dapat membangun relasi yang baik dengan orang lain.
Yoh. 15:13, Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Tuhan Yesus memberi contoh pengorbanan terbesar yang pernah dibuat oleh seorang manusia yaitu memberikan nyawanya supaya sahabat2Nya diselamatkan. Hari-hari menjelang peringatan paskah ini, kita kembali diingatkan bahwa ada Pribadi yang menerima kita apa adanya, sangat mengasihi kita dan selalu terbuka untuk kita kapanpun kita memerlukan Dia. Dia adalah teladan utama dalam perbuatan kasih; dan pengorbanan-Nya mampu mengubahkan kita dari seorang yang harusnya dihukum karena dosa-dosa yang kita perbuat, menjadi pribadi yang layak untuk hidup bersama-sama dengan Dia di dalam kerajaaan sorga.
Tuhan Yesus adalah contoh sahabat terbaik dari persahabatan terbaik dalam dunia ini.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
EYC 23032024-YDK