“Mengalahkan Keinginan”
Renungan Harian, Rabu 31 Maret 2021
Kejadian 3:5-6 “Sebab Allah tahu, jika kamu memakan buah dari pohon itu, matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti Allah; mengetahui tentang yang baik dan yang jahat!” Ketika perempuan itu melihat bahwa pohon itu memiliki buah yang baik untuk dimakan, sedap dipandang, dan memikat sebab dapat membuat seseorang menjadi bijaksana; ia pun mengambil buah dari pohon itu dan memakannya. Ia memberikan buah itu kepada suaminya yang bersamanya, dan suaminya juga memakan buah itu.”
Selamat pagi bapak, ibu dan saudara sekalian yang terkasih.
Tuhan menciptakan manusia dengan sempurna. Termasuk di dalamnya terdapat kehendak bebas manusia yang memungkinkan manusia memiliki banyak keinginan-keinginan di dalam kehidupannya. Kehendak bebas kita tentu saja harus kita kuasai, sehingga kita dapat mengontrolnya jangan sampai keinginan kita membawa kita kepada dosa di hadapan Allah [Yakobus 1:14-15].
Kita membutuhkan pengetahuan dan hikmat yang dari atas dalam mengendalikan keinginan itu, supaya menjadi hasil yang baik, berkenan, dan yang sempurna, bukan sebaliknya menjadi jahat yang malah akan merugikan diri kita dan juga orang lain. Dalam Yakobus 3:13-18 Yakobus menyampaikan nasehat bagi jemaat untuk hidup dalam hikmat yang lahir dari kelemah lembutan. Dia menemukan bahwa ada orang-orang yang terlalu mengikuti keinginannya sehingga menjadi iri dengan orang lain yang sangat berpotensi menimbulkan perpecahan di tengah jemaat.
Dalam Kejadian 3:5-6, tersirat bahwa ada keinginan kita manusia yang harus dikontrol dan dikuasai supaya menjadi hal yang baik dan tidak mendatangkan sesuatu yang merugikan. Jangan sampai kita mengulang kesalahan yang dilakukan oleh manusia pertama Adam dan Hawa karena merasa kurang, padahal mereka diciptakan sempurna, bukan hanya itu mereka diberikan kuasa untuk mengatur ciptaan yaang lain, berkuasa atas mereka [Mazmur 8:6-7 mencatatkan demikian] tetapi keinginan untuk menjadi sama seperti Allah [seperti godaan iblis, “matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah… “] telah membuat manusia melawan perintah Allah yang memberi kehidupan kepada mereka.
Bapak, Ibu dan Saudara terkasih, marilah setiap kita berhati-hati dengan keinginan kita. Dalam Yakobus 1:14 disana ditulis bahwa “tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri…” Jangan sampai kita dihanyutkan dengan keinginan-keinginan itu, bertindak salah dan menjadi musuh Allah. Biarlah keinginan kita selaras dengan kebenaran dan kehendak Allah.
Keinginan menjadi lebih dari yang lain, seperti : ingin terlihat lebih pintar, lebih bijaksana, lebih kaya, lebih hebat. Bahkan dengan maraknya aplikasi sosial media saat ini orang berlomba-lomba berusaha menjadi lebih dari orang lain. Ingin dilihat lebih terkenal, lebih cantik, lebih seksi, lebih eksis, lebih mapan, bahkan mungkin ingin dilihat lebih baik dari yang lain dengan mempertontonkan kebaikannya kepada banyak orang, hendaklah jangan sampai menguasai kita, karena dimata Tuhan itu adalah kesombongan dan itu merupakan keinginan daging.
Bapak, Ibu dan Saudara yang terkasih, memiliki kelebihan dari yang lain adalah Anugerah dari Tuhan. Marilah kita pakai itu untuk menjadi berkat bagi orang lain, tentunya untuk kemuliaan Tuhan. Marilah dalam hidup kita bersama menaruh pikiran, perasaan dan kehendak kepada Kristus Yesus yang memberikan teladan bagi kita bagaimana kita harus hidup dan hidup yang berkenan kepada Allah. Salah satu contoh keteladanan kehidupan Tuhan Yesus yang sangat mendasar untuk kita lakukan yaitu kasih, yang mau memberi dan berkorban untuk orang lain.
Jadi, kemauan atau keinginan menjadi lebih dari yang lain dan mencari kemuliaan diri adalah hal yang tidak perlu kita lakukan. Tetaplah rendah hati, tidak sombong dan jadilah berkat bagi banyak orang. Tuhan pasti melihat hati kita dan memberi kemampuan kita untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Bawalah keinginan-keinginan kita kepada hal-hal yang berdampak kebaikan bagi orang lain dan memuliakan Tuhan dalam hidup kita. Amin.
Tuhan Yesus memberkati.
DS