Mengarahkan Pengharapan kepada Allah

Renungan Harian Jumat, 29 Desember 2023
Ayat Pokok : I Samuel 30:6
Syalom . Hari ini kita belajar dari kisah Ziklag bahwa ketika menghadapi permasalah kehidupan agar tidak mudah menyerah dan terus percaya kepada Tuhan.
Ada sebuah peribahasa: “ Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga Pula” adalah sebuah gambaran dimana seseorang mendapatkan nasib malang yang bertubi-tubi. Pernahkah anda mengalami begitu banyak masalah yang datang bertubi-tubi dalam jarak waktu yang singkat? Belum satu beres sudah datang dua lagi sampai anda tertimbun di dalam tumpukan masalah dan merasa tidak lagi mampu keluar dari timbunan itu? Saya rasa hampir semua orang pernah mengalaminya.
Dalam menghadapi kemarahan, kekecewaan, emosi serta frustasi tidak jarang orang lalu menyerah, putus asa dan memilih melakukan hal-hal yang bodoh akibat tidak tahan menderita lebih lama lagi. Mungkin mereka akan menyalahkan diri sendiri, atau mencari kesalahan orang lain sebagai kambing hitam permasalahannya bahkan ada yang kemudian menjadi ragu akan kebaikan Tuhan dan kecewa kepada Tuhan kemudian terjebak untuk mengambil jalan-jalan pintas yang menyesatkan.
Respon dalam menghadapi masalah sangatlah penting, karena akan menentukan tindakan-tindakan selanjutnya apakah positif atau bersifat negatif (merusak)
Apa yang seharusnya kita lakukan pada saat berada dalam situasi serba sukar seperti itu? Kita bisa belajar dari Daud akan hal ini.
I Samuel 30 – menceritakan kisah dan pengalaman tragis yang dialami Daud. (Jika kita membaca sejarah perjalanan Daud, kisah ini adalah perjuangan puncak dari Daud ketika melarikan diri dari Saul, karena setelah kejadian ini Daud kemudian diangkat menjadi Raja atas Yehuda.) Daud dan pasukannya mengalami kondisi kelegaan dan kelemahan, lega karena tidak jadi bersekutu dengan Filistin untuk menyerang bangsanya sendiri dan kelemahan karena perjalanan 3 hari yang mereka lakukan. Tetapi semua terlihat mengerikan ketika tiba di Ziklag. Pada saat itu orang-orang Amalek telah menyerbu dan membakar habis kota itu. Meski tidak ada yang dibunuh, tetapi para wanita dan anak-anak mereka tawan semuanya dan mereka bawa pergi bersama mereka, termasuk di dalamnya dua istri Daud.
Sampai disitu saja situasi sudah sangat pelik. Tetapi masalah tidak berhenti sampai disitu, karena kemudian dikatakan: mereka menangis sampai tidak ada kekuatan lagi untuk menangis”(ay 4); “Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan.” (ay 6a-b). Tidak hanya sedih melihat seisi kota dibakar habis, tidak hanya sedih melihat wanita dan anak-anak ditawan, tidak hanya sedih mengetahui bahwa istrinya sendiri pun turut diangkut oleh orang Amalek, tetapi ia juga harus menghadapi rakyat yang siap membunuhnya dengan lemparan batu karena marah anak dan istri mereka lenyap dirampas musuh. Daud harus menghadapi ini semua, dan situasinya benar-benar mengerikan. Kita mungkin akan segera putus asa jika berhadapan dengan kondisi seperti itu?
Ayat 6. Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
Inilah respon tepat yang dilakukan oleh Daud, ketika segala keadaan sudah menjepit kehidupannya Daud mengambil keputusan untuk “menguatkan kepercayaannya” kepada Allah, keputusan untuk terus bersandar kepada Allah.
Ini memang tidak selalu mudah bagi banyak orang, Sudah tak terhitung orang-orang percaya yang kehilangan imannya (menjauh dari Allah) ketika berhadapan dengan pengalaman pahit. Daud memalingkan sepenuhnya pengharapannya kepada Allah, ketika Daud sudah memilki respon hati yang benar kemudian Ia datang kepada Allah . hal ini adalah bagian langkah penting ketika datang kepada Tuhan, ketika kita datang dengan respon hati yang salah kepada Tuhan maka yang keluar dari mulut kita adalah persungutan, kemarahan kepada Allah .
Dan akhirnya Daud mendapatkan jawaban dari Allah dan dengan ketaatan penuh melaksanakannya meskipun hal itu diluar nalarnya (mengejar pasukan yang sudah satu hari lebih dahulu berjalan . “Akan dapatkah mereka kususul” ay 8) Arti menguatkan kepercayaan adalah ~ “memutuskan untuk tetap percaya” kepada Allah meskipun keadaan yang ada bertolak belakang dengan harapan kita.
Roma 15:13. Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.
Selamat menyongsong Tahun 2024 menjadi Tahun yang penuh dengan Harapan.
Tuhan menyertai dan memberkati
YNP