Menghidupi Kesetiaan dan Ketaatan dalam Rencana Allah

August 26, 2024 0 Comments

Renungan Harian Senin, 26 Agustus 2024

Daud dikenal sebagai orang yang diurapi Tuhan dan sangat dihormati di Israel.  Daud dikenal sebagai seorang yang setia dan taat kepada Allah. Meskipun perkataan terakhir Daud tercatat dalam 2 Samuel 23:1, Inilah perkataan Daud yang terakhir: “Tutur kata Daud bin Isai dan tutur kata orang yang diangkat tinggi, orang yang diurapi Allah Yakub, pemazmur yang disenangi di Israel

ini bukanlah kata-kata terakhirnya sebelum meninggal, melainkan sebuah kesaksian hidupnya yang menunjukkan bagaimana pengurapan Tuhan telah mengubah hidupnya. Perkataan ini menunjukkan bagaimana Daud adalah Pribadi yang dihormati, diberikan anugerah dan pengurapan Allah. Kepercayaan penuh kepada Allah inilah yang menjadi dasar dari kehidupan Daud, baik dalam masa sulit maupun dalam masa jaya.

Belajar dari Kehidupan Daud

Dari Orang Biasa Gembala Kecil Diurapi Tuhan Menjadi Seorang Raja

Kehidupan Daud dimulai dari latar belakang yang sangat sederhana. Dia adalah anak bungsu dari Isai, seorang petani dari Betlehem, yang menghabiskan masa mudanya sebagai gembala domba. Namun, Tuhan melihat hati Daud yang tulus dan setia, dan memilihnya untuk menjadi raja atas Israel.  (1 Samuel 16:11-13)

Meskipun Daud diurapi oleh nabi Samuel sebagai raja ketika masih muda, ia tidak langsung menjadi raja. Daud harus melewati banyak tantangan dan ujian kesetiaan sebelum akhirnya duduk di tahta Israel. Selama masa penantian tersebut, Daud tetap setia menjalankan tugasnya sebagai gembala dan hamba Saul.

1 Samuel 16:13, Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud.

Pengurapan Tuhan adalah suatu tanda bahwa seseorang telah dipilih dan dikuasai oleh Tuhan. Urapan ini bukan hanya simbolis, tetapi membawa perubahan nyata dan memberikan kekuatan untuk menghadapi berbagai tantangan hidup.

Kita percaya bahwa kita juga telah diurapi oleh Tuhan dan bahwa urapan ini akan membawa kita kepada kehidupan yang penuh dengan kemuliaan dan perubahan positif. Mari kita berserah sepenuhnya pada pimpinan Roh Tuhan dan percaya bahwa pengurapan Tuhan akan membawa kita kepada kemuliaan yang lebih besar.

Kehidupan Daud: Dari Keturunan Rut, Perempuan Moab

Rut 4:13, 17  Boas mengambil Rut, dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinya dia. Maka Tuhan memberikan kepadanya seorang anak laki-laki, lalu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: ‘Terpujilah Tuhan, yang telah mengaruniakan seorang penebus kepadamu pada hari ini; namanya masyhur di Israel.’ Anak itu menjadi ayah Isai, ayah Daud.”

Daud juga memiliki latar belakang keluarga yang unik. Ia adalah keturunan dari Rut, seorang perempuan Moab yang menikah dengan Boas, seorang Israel. Hubungan antara bangsa Moab dan Israel dalam Alkitab cukup kompleks. Bangsa Moab sering kali dipandang sebagai musuh Israel, dan ada larangan dalam Hukum Taurat bagi orang Moab untuk bergabung dengan umat Israel

Ulangan 23:3Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah Tuhan, bahkan keturunannya yang kesepuluh pun tidak boleh masuk jemaah Tuhan sampai selama-lamanya.”

Namun, Rut, melalui anugerah Allah dan kesetiaannya kepada Naomi, diizinkan menjadi bagian dari bangsa Israel dan nenek moyang dari Daud. Latar belakang ini menunjukkan bahwa Daud, yang berasal dari keturunan Moab, secara hukum tidak layak untuk menjadi raja Israel. Tetapi anugerah Tuhan mengubah statusnya, dan justru melalui garis keturunan ini, Tuhan menunjukkan kasih dan rencana-Nya yang melampaui batasan manusia. Kesetiaan Rut, nenek moyang Daud, menjadi cermin dari kesetiaan Daud kepada Tuhan.

Daud Setia dalam Perkara yang Kecil

1 Samuel 16:19Sebab itu Saul mengirim utusan kepada Isai dengan pesan: ‘Suruhlah Daud, anakmu itu, yang ada di antara kambing domba itu, datang kepadaku.'”

Salah satu ciri utama dari kehidupan Daud adalah kesetiaannya dalam perkara-perkara kecil. Meskipun dia telah diurapi menjadi raja, Daud tidak meninggalkan tugasnya sebagai gembala domba atau sebagai hamba di istana Raja Saul. Dia tetap setia dan bertanggung jawab atas tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya. Kesetiaan dalam hal-hal kecil ini menjadi landasan bagi Daud untuk dipercaya dengan perkara-perkara besar, yaitu memimpin bangsa Israel sebagai raja yang diurapi Tuhan.

Lukas 16:10Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”

Dalam kehidupan kita, kita juga dipanggil untuk setia dalam hal-hal kecil yang dipercayakan kepada kita. Melalui kesetiaan dalam perkara kecil, kita dapat melihat bagaimana Allah mempersiapkan kita untuk rencana-Nya yang lebih besar.

Seperti Daud, marilah kita menghidupi kesetiaan dan ketaatan dalam setiap aspek kehidupan kita, sehingga kita dapat menjadi alat yang layak di tangan Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya.

Tuhan Yesus memberkati

Pdt. Stefanus Suwarno

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *