Meresponi Setiap Masalah yang Tuhan Ijinkan

Renungan Harian Rabu, 15 Januari 2025
Bacaan: Yakobus 1:2-3, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu sukacita, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.”
Setiap orang percaya pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Masalah datang dalam berbagai bentuk: persoalan keluarga, tekanan di sekolah atau pekerjaan, hingga pergumulan pribadi. Namun, sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk melihat masalah bukan sebagai hukuman dari Tuhan, melainkan sebagai kesempatan untuk bertumbuh dalam iman dan semakin mengenal kasih-Nya. Tuhan tidak pernah mengizinkan masalah terjadi tanpa tujuan. Segala sesuatu yang Dia izinkan pasti mengandung maksud ilahi untuk membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan semakin serupa dengan Kristus.
Ada beberapa hal yang dapat kita renungkan bersama untuk dapat meresponi dengan benar setiap masalah yang Tuhan ijinkan kita alami:
1. Tuhan Berdaulat dalam Segala Sesuatu
“Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.” (Roma 8:28)
Masalah yang kita hadapi tidak pernah lepas dari pengawasan Tuhan. Dia adalah Allah yang berdaulat, dan Dia mengizinkan segala sesuatu terjadi demi mendatangkan kebaikan bagi hidup kita.
Contoh nyata adalah kisah Yusuf dalam Kejadian 50:20. Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya, difitnah, dan dipenjara. Namun, semua itu terjadi bukan untuk menghancurkannya, melainkan untuk mempersiapkannya menjadi pemimpin yang menyelamatkan bangsa Israel dari kelaparan. Apa yang terlihat sebagai tragedi justru menjadi alat Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya yang besar.
Ketika kita menghadapi masalah, percayalah bahwa Tuhan sedang bekerja untuk membawa kita kepada rencana-Nya yang terbaik.
2. Masalah Adalah Sarana Pertumbuhan Iman
“Sebab itu kami tidak tawar hati. Tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.” (2 Korintus 4:16)
Masalah sering kali menjadi alat Tuhan untuk membentuk karakter kita. Dalam proses ini, kita belajar untuk lebih sabar, rendah hati, dan bersandar sepenuhnya pada-Nya.
Rasul Paulus memiliki pengalaman pribadi tentang ini. Dalam 2 Korintus 12:7-10, Paulus berbicara tentang “duri dalam daging” yang Tuhan izinkan ada dalam hidupnya. Meskipun Paulus memohon kepada Tuhan untuk mengambilnya, Tuhan berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu.” Dari situ, Paulus menyadari bahwa kelemahannya adalah cara Tuhan menunjukkan kekuatan-Nya.
Masalah bukanlah akhir dari segalanya, tetapi sebuah proses pembaharuan untuk membuat kita semakin kuat dalam iman.
3. Meresponi Masalah dengan Iman dan Doa
“Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6)
Ketika masalah datang, sering kali kita merasa takut dan khawatir. Namun, Tuhan mengundang kita untuk datang kepada-Nya dalam doa, membawa semua beban kita ke hadapan-Nya.
Lihatlah contoh Ayub. Meskipun kehilangan segalanya—keluarga, harta, dan kesehatannya—Ayub tetap setia kepada Tuhan. Dia berkata, “TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” (Ayub 1:21). Ketekunan Ayub dalam iman menjadi teladan bagi kita untuk tetap bersyukur, bahkan di tengah penderitaan.
Ketika masalah datang, apakah kita segera berseru kepada Tuhan dan menyerahkan semuanya kepada-Nya dalam doa?
4. Percayalah pada Waktu Tuhan
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.” (Pengkhotbah 3:11)
Tuhan bekerja dengan waktu-Nya sendiri, bukan waktu kita. Masalah sering membuat kita ingin segera keluar dari situasi sulit, tetapi Tuhan meminta kita untuk bersabar dan percaya bahwa Dia bekerja tepat waktu.
Contoh lain adalah Abraham dan Sara. Tuhan menjanjikan seorang anak kepada mereka, tetapi janji itu baru digenapi setelah mereka menunggu bertahun-tahun. Meskipun menunggu itu tidak mudah, pada akhirnya mereka melihat kesetiaan Tuhan melalui kelahiran Ishak.
Apakah kita bersedia menunggu dengan sabar sambil tetap percaya bahwa Tuhan akan menggenapi janji-Nya dalam hidup kita?
Menjadi Lebih Serupa dengan Kristus
Setiap masalah yang Tuhan izinkan dalam hidup kita adalah proses untuk membentuk kita menjadi semakin serupa dengan Kristus. Dalam Yakobus 1:2-3, kita diajarkan untuk menganggap setiap pencobaan sebagai sukacita, karena melalui ujian, iman kita bertumbuh dan menghasilkan ketekunan. Masalah bukanlah akhir, melainkan awal dari rencana Tuhan yang lebih besar. Ketika kita meresponi masalah dengan iman, doa, dan kesabaran, kita akan melihat bahwa Tuhan selalu setia menolong dan memimpin kita menuju kemenangan.
Jangan pernah menyerah pada keadaan, tetapi berserahlah sepenuhnya kepada Tuhan. Percayalah bahwa Dia sedang bekerja untuk kebaikan kita, dan setiap proses yang Dia izinkan adalah bukti kasih dan rencana-Nya yang sempurna.
Tuhan Yesus memberkati!
CM