Percaya dan Meneladani

Renungan Harian kamis, 13 Februari 2025
Ayat Pokok: “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.” — Titus 2:11-12
Shalom, saudara-saudara yang dikasihi Tuhan!
Menjadi seorang percaya kepada Kristus adalah langkah awal dalam kehidupan kekristenan, tetapi menjadi murid Yesus adalah panggilan yang lebih dalam. Seorang percaya mungkin menerima keselamatan, tetapi seorang murid adalah mereka yang berkomitmen untuk hidup meneladani Yesus setiap hari.
Greg Laurie dalam bukunya Start to Follow: How to Be a Successful Follower of Jesus membedakan antara orang percaya dan murid Yesus:
- Orang percaya melihat salib, tetapi murid memikul salibnya.
- Orang percaya menaati Tuhan jika itu menguntungkan, tetapi murid menaati Tuhan tanpa peduli hasilnya.
- Orang percaya hanya ingin masuk surga, tetapi murid mengejar upah kekal.
- Orang percaya berdoa hanya saat ada masalah, tetapi murid berdoa setiap saat.
- Orang percaya melihat gereja sebagai tempat ibadah, tetapi murid melihat dirinya sebagai gereja yang hidup.
- Orang percaya menerima Yesus, tetapi murid mewakili Yesus di dunia ini.
Dari perbedaan ini, jelas bahwa murid Yesus tidak hanya sekadar percaya, tetapi juga meneladani dan hidup sesuai ajaran-Nya.
Menjadi Murid dari Kasih Karunia
Sebagai murid Kristus, kita tidak dipanggil untuk hidup sesuka hati, melainkan untuk hidup dalam kasih karunia Tuhan yang mendidik dan membimbing kita. Titus 2:11-14 mengatakan bahwa kasih karunia Allah telah nyata untuk menyelamatkan kita. Namun, kasih karunia bukan hanya tentang pengampunan dosa, tetapi juga mendidik kita untuk hidup benar di hadapan Tuhan. Banyak orang salah memahami kasih karunia sebagai izin untuk hidup bebas tanpa batasan, padahal kasih karunia adalah kuasa Allah yang memampukan kita untuk hidup kudus dan melakukan kehendak-Nya.
Dalam Perjanjian Lama, kasih karunia digambarkan seperti seorang yang kuat yang membungkuk untuk mengangkat orang yang lebih lemah. Begitu juga Tuhan yang turun ke dunia untuk mengangkat kita menjadi serupa dengan Kristus. Sementara dalam Perjanjian Baru, kasih karunia adalah kemampuan dari Tuhan yang diberikan kepada kita untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan dengan kekuatan kita sendiri.Maka, hidup di dalam kasih karunia berarti hidup dalam didikan Tuhan yang mengarahkan kita untuk semakin serupa dengan Kristus.
MURID Adalah Seorang Hasil Didikan
Menjadi murid Yesus bukanlah sekadar memiliki gelar “Kristen,” tetapi benar-benar menjalani proses didikan Tuhan. Ada tiga hal utama yang Tuhan ajarkan kepada murid-Nya:
1. Supaya kita meninggalkan kefasikan
Alkitab menyebut “orang fasik” sebagai orang yang terpisah dari Tuhan.
Kefasikan adalah keadaan tercemar oleh dosa. Menjadi fasik berarti bertindak dengan cara yang bertentangan dengan sifat Tuhan, secara aktif menentang Tuhan dalam ketidaktaatan, atau mengabaikan Tuhan secara tidak hormat. Orang fasik adalah orang yang gagal menghidupkan firman Tuhan di dalam kehidupan sehari-hari.
2. Meninggalkan Keinginan Duniawi
Wajar jika manusia memiliki keinginan, tetapi sering kali kita lebih fokus mengejar dunia daripada mengejar Tuhan. 1 Yohanes 2:17 berkata, “Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” Sebagai murid Kristus, kita belajar memprioritaskan kehendak Tuhan di atas segalanya.
3. Supaya kita hidup dalam hikmat.
Memiliki hikmat lebih penting daripada sekadar memiliki pengetahuan. Seseorang bisa saja pintar, tetapi tanpa hikmat, ia tetap bisa jatuh dalam dosa dan keputusan yang salah. Yakobus 3:17 berkata, “Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.”
Contoh terbaik adalah Raja Salomo. Ketika Tuhan menawarkan apa saja yang bisa ia minta, Salomo tidak meminta kekayaan atau kejayaan, melainkan hikmat. Karena itulah Tuhan tidak hanya memberinya hikmat, tetapi juga berkat berlimpah sebagai bonus. Dalam hidup ini, apakah kita lebih mengejar “bonus dunia” atau mencari hikmat Tuhan?
Percaya Saja Tidak Cukup, Kita Harus Meneladani! Percaya kepada Yesus adalah awal dari perjalanan iman, tetapi menjadi murid Yesus berarti menjalani hidup yang benar-benar menyerupai Dia.
Maukah kita menjadi murid Yesus yang sejati, bukan sekadar orang percaya? 🔥 Percaya kepada Yesus adalah awal, tetapi meneladani-Nya adalah tujuan kita! 🔥
Hikmat Hari Ini:
“Percaya kepada Yesus menyelamatkan kita, tetapi meneladani Yesus mengubah dunia.”
Jika kita beli mobil, lalu dapat bonus payung dari showroom.
NAMUN Bukan berarti jika kita tidak dapat bonus payung, maka kita batalkan membeli mobil.
Karena MOBIL itu lebih BERNILAI daripada sebuah PAYUNG
Tuhan Yesus memberkati! 🙏
Rangkuman Khotbah
Pdt. Budi Wahono
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan