“Pukulan untuk Didikan”
Renungan Harian Anak, Jumat 30 Agustus 2024
Syalom adik-adik semuanya, bagaimana kabar kalian? Semoga kita semuanya tetap semangat dan dalam keadaan yang sehat
Adik-adik! Apakah kalian pernah mendapat hukuman dari orang tua ketika kalian melakukan kesalahan? Mungkin hukuman itu membuat kalian merasa sedih atau marah. Namun, tahukah kalian bahwa terkadang hukuman itu diberikan karena orang tua sangat menyayangi kalian?
Suatu hari, ada seorang anak bernama Dito. Dito suka bermain dan kadang lupa mendengarkan nasihat orang tuanya. Suatu kali, Dito bermain di dekat jalan raya yang ramai. Ibunya sudah sering mengingatkan Dito untuk tidak bermain di sana karena berbahaya, tetapi Dito tidak mendengarkan. Akhirnya, ketika ibunya melihat Dito bermain di dekat jalan lagi, dia memanggil Dito pulang dan memberinya hukuman. Dito dihukum tidak boleh bermain di luar rumah selama seminggu. Dito merasa sedih dan kesal. “Kenapa ibu menghukumku? Aku hanya ingin bermain,” pikirnya. Namun, kemudian ibu Dito duduk bersamanya dan berkata, “Dito, ibu sangat sayang padamu. Ibu tidak ingin kamu terluka atau terjadi sesuatu yang buruk padamu. Jalan raya itu sangat berbahaya, dan ibu menghukummu bukan karena ibu marah, tetapi karena ibu ingin kamu belajar untuk mendengarkan dan tetap aman.” Dito pun mengerti bahwa hukuman itu diberikan untuk kebaikannya. Dia berjanji kepada ibunya untuk tidak bermain di dekat jalan lagi dan mulai mendengarkan nasihat orang tuanya.
Adik-adik, seperti yang kita baca dalam Amsal 23:14, Engkau memukulnya dengan rotan … dalam beberapa kebudayaan dan daerah rotan digunakan sebagai alat hukuman? Ketika seseorang dianggap bersalah, ia mungkin akan dipukul dengan rotan, biasanya pada bagian pantat. Anak-anak bisa dipukul tiga kali, sedangkan orang dewasa bisa dipukul hingga dua puluh empat kali. Tentu saja ini terasa sangat sakit!. “Rotan” mengambarkan bentuk disiplin dari orang tua kepada anak-anaknya, kadang-kadang orang tua memberikan hukuman karena mereka ingin kita belajar dari kesalahan kita dan menjadi lebih baik. Hukuman itu bukan karena mereka tidak sayang, tetapi justru karena mereka sangat menyayangi kita dan ingin kita aman.
Alkitab mengatakan bahwa ketika orang tuamu mendisiplinkanmu karena kesalahan yang kamu buat, mereka sebenarnya sedang menyelamatkanmu. Coba bayangkan jika orang tuamu membiarkanmu terus melakukan kesalahan tanpa memberi tahu apa yang salah. Itu bisa membuatmu terjerumus ke jalan yang buruk, dan itu tentu akan membahayakanmu. Ketika kita menerima hukuman, cobalah untuk tidak marah atau kesal. Sebaliknya, pikirkan mengapa kita dihukum dan apa yang bisa kita pelajari dari situ. Dengan begitu, kita bisa menjadi anak-anak yang bijaksana dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Kelak ketika dewasa nanti adik-adik akan memahami dan bersyukur atas didikan orang tua kalian, yang mungkin sekarang tidak enak dan tidak nyaman namun percayalah itu untuk kebaikan kalian kelak. Jadilah bijaksana dan berubah menjadi lebih baik lagi.
Ayat Hafalan
Amsal 23:14″Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau akan menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.”
Komitmenku hari ini
Aku bersyukur atas orang tua yang menyayangku dan mendidikku dengan baik. Berikan aku hati yang bijaksana ketika aku menerima hukuman untuk aku bisa belajar dari kesalahan kami dan menjadi anak yang lebih baik lagi. Amin.
Tuhan Yesus memberkati
YNP – YC