Sukacita yang Sederhana

Bacaan: Lukas 2:1-20
Nats: Lukas 2:10, Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa
Syalom Bapak Ibu saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . .
Menurut sejarah Kaisar Konstatin menetapkan tanggal 25 Desember sebagai ulang tahun Kristus di tahun 336 M. Dan hal ini pun dilakukannya karena tekanan politik. Tanggal itu merupakan perayaan Saturn, ulang tahun bagi dewa Matahari. Perayaan tahunan yang berlangsung selama dua minggu, melibatkan pesta, persembahan musik, juga saling menukar kado dan libur panjang dari pekerjaan. Kaisar Konstatin yang merupakan Kaisar Kristen yang pertama memilih tanggal 25 Desember dan menggantinya sebagai hari di mana orang banyak bisa menghormati Kristus, Terang dunia dan bukannya ilah-ilah lain seperti Saturn dan Matahari.
Bagi kebanyakan orang, Natal itu lebih dari hanya tradisi, materialisme atau alasan untuk merayakan. Natal adalah tentang suatu pribadi, yaitu Yesus Kristus. Tapi tidak dengan para gembala yang sangat sederhana itu. Para gembala itu berkata satu kepada yang lain, “Mari kita ke Betlehem untuk melihat hal-hal yang sudah terjadi ini, yang telah Tuhan beritahukan kepada kita.” (Lukas 2:13-15)
Ketika kita membaca kisah ini, para gembala ini tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepada Yesus. Para gembala bukanlah orang-orang Farisi berbudi bahasa halus yang religius, mereka bukanlah para pedagang yang kaya, dan tidak seperti orang-orang Majus mereka tidak datang dengan membawa persembahan emas, kemenyan, dan mur.
Orang-orang ini tinggal di bawah bintang dengan hanya memiliki pakaian pada tubuh mereka dan sebuah tongkat untuk menuntun domba. Mungkinkah bahwa di tengah keheningan dan kesederhanaan hidup mereka, para gembala berada di tempat yang sempurna untuk berjumpa dengan bayi Yesus?
Dan Natal adalah waktu untuk meninggikan dia dan memperingati apa yang telah Yesus Kristus dan Allah Bapa lakukan buat umat manusia.1
Natal seharusnya suatu kesempatan bagi kita untuk memperingati semangat dari kehidupan Yesus.
Yang paling diinginkan oleh Yesus adalah satu hal yang mereka harus persembahkan, yakni diri mereka sendiri atau kehidupan mereka. Mungkin ketika kita menyadari bahwa kita tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepada Yesus. Yang paling diinginkan oleh Allah adalah satu hal yang mereka harus persembahkan yakni diri mereka sendiri. Yang kelak kita akan ditebus dan beroleh keselamatan.
Sebuah sukcita yang tak terkatakan dalam sebuah keheningan dan kesederhaan itu, Sang juruselamat terlah lahir bagi kita semua yang dikasihiNYA.
Selamat Menyambut Hari Natal
Tuhan Yesus Memberkati . . .
-TC-