Tembok Perlindungan

Bacaan : Zakharia 2:1-5
Nats : Zakharia 2:5, Aku sendiri, demikianlah firman Tuhan, akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya
Syalom Bapak Ibu saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . .
Tembok Besar Tiongkok mulai didirikan pada abad ke-3 SM. Tembok yang kerap disebut sebagai “keajaiban dunia kedelapan” itu memiliki panjang sekitar 2.400 km. Tembok Besar tersebut dibangun untuk melindungi rakyat dari serbuan mendadak para pengembara dan menjaga mereka dari penyerangan yang dilakukan oleh negara-negara musuh.
Dalam kitab Zakharia 2, kita membaca kisah tentang tembok perlindungan yang lain. Zakharia mendapatkan sebuah penglihatan lain, yaitu penglihatan tentang seseorang yang sedang memegang tali pengukur untuk mencoba memastikan panjang dan lebar Yerusalem (ayat 1,2). Pria itu bermaksud untuk membangun kembali tembok benteng yang mengelilingi kota. Orang ini kemudian diberi tahu bahwa ia tidak perlu membangun benteng itu kembali karena Yerusalem akan dipenuhi oleh banyak umat Allah sehingga tembok Yerusalem itu tidak akan mampu memuat mereka semua (ayat 4). Selain itu, mereka tidak lagi membutuhkan tembok karena Tuhan telah berjanji, “Aku sendiri … akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya” (ayat 5).
Banyak orang butuh rasa aman di dalam hidupnya, rumahnya dipagari dengan tembok yang kuat dan dipasangi kawat berduri, di depan rumah dibuatkan pos jaga dan sebagainya. Manusia berusaha untuk membangun benteng untuk melindungi dirinya dari bahaya dan malapetaka.
Tembok lahiriah dapat dikikis atau dirobohkan, betapa pun tinggi dan kokohnya tembok tersebut. Namun sebagai anak-anak Allah, kita mempunyai tembok perlindungan terbaik yang dapat dimiliki oleh siapa pun, yakni kehadiran Allah secara pribadi.
Kalau Tuhan sebagai pagar tembok berapi sekeliling hidup kita, maka tanpa seijin Dia, tidak ada bahaya apapun atau musuh sekalipun yang bisa menyentuh hidup kita, seperti halnya yang dialami Ayub. Itulah rasa aman yang sejati yang diberikan Tuhan. Kemanapun kita pergi, kita tidak akan takut bahaya karena Tuhan menjadi tempat perlindungan, dan hidup kita akan penuh dengan sukacita dan damai sejahtera. Tuhan Yesus memberkati
KEAMANAN TIDAK DITEMUKAN DALAM KETIADAAN BAHAYA TETAPI DALAM HADIRAT ALLAH
Tuhan Yesus Memberkati
TC
.