“Tenang untuk Menang”
Renungan harian Rabu, 11 September 2024
Bacaan: Mazmur 46:10 “Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah!”
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan dengan berbagai tantangan yang berpotensi merenggut ketenangan hati kita. Entah itu masalah pekerjaan yang berat, kesehatan yang menurun, atau hubungan yang rumit, semua hal ini bisa membuat kita merasa tertekan dan kehilangan damai. Banyak orang hidup dalam kecemasan dan ketakutan menghadapi masa depan. Namun, firman Tuhan menawarkan solusi yang berbeda: diamlah dan ketahuilah bahwa Dia adalah Allah. Artinya, kita diminta untuk berhenti, tenang, dan mempercayai bahwa Tuhan sedang bekerja di tengah segala situasi.
Saat kita merasa cemas, sering kali kita ingin segera bertindak, mencari solusi sendiri, atau bahkan panik. Tetapi Tuhan meminta kita untuk mengambil langkah yang berbeda—berhenti sejenak, diam dalam hadirat-Nya, dan mengizinkan Dia menunjukkan kuasa-Nya. Dalam Mazmur 46:10, Tuhan berkata, “Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah!” Ini bukan sekadar ajakan untuk diam secara fisik, tetapi untuk berhenti dari segala kecemasan dan kekhawatiran, dan mengarahkan hati kepada Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu.
1. Ketenangan adalah Kepercayaan pada Tuhan
Ketenangan sejati tidak datang dari dunia ini atau dari kemampuan kita menyelesaikan masalah, melainkan dari kepercayaan kepada Tuhan.Yesaya 30:15: “Dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Dengan percaya bahwa Tuhan yang berkuasa, kita bisa tenang, meski badai kehidupan datang.
Ketenangan adalah bukti bahwa kita mempercayai Tuhan yang berdaulat dan berkuasa. Saat kita menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya, kita memberi ruang bagi Tuhan untuk bekerja. Filipi 4:6-7: Jangan khawatir tentang apa pun, melainkan nyatakanlah keinginanmu kepada Allah. Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu.
Ketika kita berhenti khawatir dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, damai sejahtera-Nya yang melampaui segala akal akan memenuhi hati kita. Inilah ketenangan yang sejati—bukan karena situasi kita berubah, tetapi karena kita tahu bahwa Tuhan ada di pihak kita.
2. Yesus adalah Teladan Ketenangan
Yesus, Sang Guru Agung, menunjukkan dengan jelas bagaimana menghadapi situasi yang penuh tekanan dengan tenang. Dalam Markus 4:39, ketika para murid-Nya ketakutan menghadapi badai besar di danau, Yesus tetap tenang. Dia berdiri, menenangkan badai itu dengan hanya berkata, “Diam! Tenanglah!” Ketika semua orang di sekitar-Nya panik, Yesus tetap teguh karena percaya sepenuhnya kepada kuasa Bapa-Nya. Keteladanan Yesus mengajarkan kita bahwa ketenangan bukanlah tentang tidak adanya masalah, tetapi tentang kepercayaan yang kokoh kepada Tuhan yang memegang kendali. Yesus percaya penuh pada Bapa, dan ketenangan-Nya menjadi sumber kekuatan bagi para murid-Nya.
3. Ketenangan Mengalahkan Ketakutan
Ketakutan adalah salah satu musuh terbesar iman kita. Saat ketakutan menguasai hati kita, iman kita menjadi lemah, dan kita mulai meragukan janji-janji Tuhan. Namun, Alkitab mengingatkan kita 2 Timotius 1:7: “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh kekuatan, kasih, dan ketertiban.” Saat kita menjaga ketenangan, iman kita diteguhkan, dan kita menjadi kuat menghadapi musuh.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan pada banyak hal yang bisa membuat kita cemas. Namun, kita dipanggil untuk percaya pada Tuhan. Belajar mengendalikan pikiran dan hati dengan mengingat janji-janji Tuhan. Luangkan waktu untuk berdoa dan berserah dalam situasi yang sulit. Jadikan ketenangan sebagai bagian dari kehidupan rohani kita, agar kita dapat mengalami kemenangan dalam berbagai aspek kehidupan.
Ketenangan bukanlah tanda kelemahan, melainkan tanda iman yang kokoh. Dengan menjaga ketenangan, kita memberi ruang bagi Tuhan untuk menunjukkan kuasa-Nya. Kemenangan sejati dalam hidup bukan hanya hasil dari usaha kita, tetapi juga hasil dari ketenangan yang berakar pada kepercayaan kepada Tuhan. Saat kita berdiam dalam kehadiran-Nya dan berserah penuh kepada-Nya, kita akan mengalami kemenangan yang sejati dalam segala aspek kehidupan kita.
Kemenangan dalam hidup bukan hanya hasil usaha kita, tetapi juga hasil dari ketenangan yang didasarkan pada kepercayaan kepada Tuhan. Dengan menjaga ketenangan dalam iman, kita bisa meraih kemenangan sejati yang berasal dari Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati.
CM
Haleluyah