TETAPKAN PRIORITASMU
Tetapkan Prioritasmu
Renungan Harian Youth, Senin 11 Januari 2021
Matius 6:33, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Syalom rekan-rekan Elohim Youth, salam sehat dan semangat selalu! Tuhan kiranya menolong dan memberkati segala sesuatu yang kita kerjakan.
Sebagai orang muda, tentu kita ingin menjalani kehidupan yang benar-benar bermakna. Sehingga kita mulai memikirkan apa saja yang berguna untuk masa depan kita. Dan selain itu juga mungkin, ada tuntutan dari orang tua untuk kita menjadi orang-orang yang berguna. Dengan kondisi seperti ini, Banyak hal yang kamu lakukan dan kamu bingung harus melakukan kegiatan yang mana dulu dari sekian banyak aktivitasmu. Hal ini disebabkan karena kamu belum paham bagaimana menyusun skala prioritas yang benar.
Prioritas adalah sesuatu yang didahulukan dan diutamakan daripada yang lain. Dalam menjalani hidup ini, Kita harus bekerja, bahkan ada banyak jadwal rapat, ekstrakurikuler, les privat, olahraga, dan di sisi lain kita harus memperhatikan keluarga, dan tentu saja meluangkan waktu bersama Tuhan. Dan situasi seperti ini akan membuat masing-masing orang menetapkan prioritasnya, yang biasanya berbeda antara satu dengan lainnya. Ada yang memprioritaskan pekerjaan dan mengorbankan hal lain, ada yang memprioritaskan hobi dan kesenangan, ada yang lebih memilih untuk tidur dan bermalas-malasan dan sebagainya. Ironisnya, bagi banyak orang semua itu mendapat prioritas lebih tinggi dibanding mencari Tuhan.
PRIORITAS MEMBUAT KITA MEMIKIRKAN HAL-HAL UTAMA YANG HARUS KITA KERJAKAN TERLEBIH DAHULU
Belajar pada zaman Hagai. Pada masa itu bangsa Israel dikatakan terlalu sibuk mengurusi urusannya masing-masing sehingga membiarkan rumah Tuhan terbengkalai tidak terurus. Mereka hanya sibuk untuk terus mempercantik rumah sendiri sampai-sampai rumah Tuhan yang sudah menjadi reruntuhan pun tidak lagi mereka pedulikan. Maka Tuhan pun menegur mereka lewat Hagai. “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?” (Hagai 1:4). Tuhan menegur bangsa Israel dengan mencela sikap mereka ini secara langsung. Tidaklah heran apabila mereka terus menerus memperoleh hasil yang sedikit dan hidup dalam kekeringan, mengalami kegagalan atas segala yang mereka usahakan, dan itu terjadi “Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.” (ay 9b).
Tuhan tersinggung dan kecewa dengan sikap seperti ini. Semua itu tertulis jelas di dalam kitab Hagai yang mencatat langsung suara Tuhan yang menegur keras sikap bangsa ini. “Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya.” (ay 6,9a).
Tentu saja wajar Tuhan menegur sikap buruk seperti ini. Bukankah kebaikan dan kesabaran Tuhan telah menyertai mereka sejak dahulu? Tuhan mau mereka mengerti betul mengenai kasih Tuhan, kebaikan, kesabaranNya dan kesetiaanNya. Tuhan mau mereka bisa menghargai sepenuhnya segala berkat-berkat yang telah Dia alirkan ke tengah-tengah mereka. Alangkah keterlaluannya jika mereka hanya mau berkat turun atas mereka tapi melupakan Sang Pemberinya. Dan yang terjadi adalah segala sesuatu yang sia-sia. Kesia-siaan akibat mengambil prioritas yang salah ini pun nyata tertulis sepanjang kitab Pengkotbah yang notabene ditulis oleh orang yang terkaya yang pernah hidup di dunia ini.
Waktu untuk bersekutu dengan Tuhan atau beribadah dengan mudah dikorbankan demi bekerja, atau bahkan dengan alasan yang sangat sederhana seperti kondisi cuaca yang hujan, terlalu panas, kurang enak badan dan sebagainya. Padahal Tuhan Yesus mengajarkan hal yang sebaliknya.
Tuhan Yesus menegaskan demikian: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33). Itulah prioritas terutama yang dikehendaki Tuhan. Mencari Kerajaan Allah beserta kebenarannya, itu harus menjadi hal yang paling atas dari daftar prioritas kita. Dan semuanya akan diberikan dengan sendirinya. Tapi seringkali orang membalik urutan prioritasnya dan meletakkan apa yang seharusnya berada pada posisi teratas untuk ditempatkan pada urutan kesekian.
Apa yang menempati posisi teratas dalam prioritas kita saat ini? Apakah Tuhan, atau hal-hal lain seperti harta, karir, hobi, kedudukan, kesenangan dan sebagainya? Apa yang paling menyita waktu, tenaga dan pikiran kita hari ini, itulah yang sebenarnya menempati prioritas utama kita. Sudahkah kita menempatkan Tuhan pada posisi selayaknya di urutan pertama, atau kita malah mengorbankan waktu untuk Tuhan demi segala pekerjaan dan lain-lain. Jangan korbankan waktu-waktu untuk mendengar suara Tuhan, waktu-waktu persekutuan dan beribadah hanya karena kesibukan kita sehari-hari, karena sesungguhnya itulah hal yang terpenting yang harus kita prioritaskan.
Pastikan bahwa mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya sudah menjadi fokus utama dalam hidup kita.
Tempatkanlah Kerajaan Allah dan kebenarannya pada posisi teratas dalam prioritas hidup kita, karena disanalah kunci kehidupan yang berbahagia.
Tetapkanlah hal-hal yang menjadi prioritas dalam hidupmu, buang, kurangi, singkirkan hal-hal yang nggak penting yang membuat waktu kita habis. Utamakan dan libatkan Tuhan saat kita ingin membuat sega la rencana di tahun ini.
ER220122 – LP