“Tuhanlah Pelindungku”

Renungan harian Anak, Senin 01 Juli 2024
Syalom adik-adik semuanya … bagaimana kabarnya hari ini? Semoga kalian semua di waktu liburan ini tetap sehat dan semangat ya …
Adik-adik, ayo kita mulai dengan sebuah pertanyaan. Siapa di antara kalian yang pernah kehilangan barang yang sangat berharga? Bagaimana perasaan kalian saat itu?
Sekarang, kita akan belajar dari kehidupan Bapak Ayub. Ayub adalah orang yang sangat bahagia karena ia memiliki segalanya. Ia punya tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Ayub juga memiliki harta yang sangat banyak. Mari kita lihat apa saja yang Ayub miliki: 7000 kambing domba, 3000 unta, 500 pasang lembu, 500 keledai, dan banyak sekali pembantu rumah tangga. Ayub menerima berkat Tuhan yang begitu besar dalam hidupnya. Ayub sangat bersyukur dan karena itu ia hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Ayub tidak pernah lupa mengucap syukur kepada Tuhan. Setiap hari Ayub beribadah kepada Tuhan. Namun, adik-adik, ada bencana yang silih berganti menimpa hidup Ayub. Angin besar datang dan merobohkan rumah sehingga semua anak Ayub meninggal. Kambing, unta, lembu, dan keledai yang dimiliki oleh Ayub dirampas oleh orang-orang Syeba yang juga memukul penjaganya dengan pedang. “Oh Tidak,” seru Ayub dengan sedih.
Adik-adik, jika kalian menjadi Ayub, apa yang akan kalian lakukan? Apakah kalian akan langsung marah? Kecewa? Ayub bersedih, tetapi kesedihannya tidak membuat dia lupa diri. Ayub mengoyakkan jubahnya dan mencukur kepalanya sebagai tanda berkabung yang sangat dalam sesuai tradisi Israel. Namun, Ayub tetap sujud dan menyembah Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu, dengan berkata, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.”
Dengan demikian, Ayub berserah kepada Tuhan yang Mahakuasa. Ayub percaya bahwa Tuhan tidak meninggalkannya sendirian. Tuhan akan menolong dan melindungi Ayub dari penderitaan yang hebat itu. Adik-adik, kita harus belajar dari Ayub yang tabah menghadapi penderitaan. Ia tidak marah atau emosi kepada Tuhan, justru menyerahkan dirinya kepada kekuasaan Tuhan. Adik-adik juga harus belajar menyerahkan diri kepada Tuhan sambil tetap tabah menjalani hidup ini. Percayalah bahwa Tuhan akan melindungi kalian apapun yang terjadi.

Allah tidak menjanjikan jalan yang penuh bunga kepada orang-orang yang taat kepada-Nya. Seperti Ayub, tidak semua jalan yang kita lewati di dunia ini mudah, sekalipun kita adalah orang yang beriman kepada Allah. Ada saatnya iman kita diuji melalui serangkaian penderitaan dan kehilangan yang membuat kita sangat berduka. Dalam penderitaan, Ia menjanjikan perlindungan bagi siapa pun yang berharap kepada-Nya. Perlindungan Allah dinyatakan melalui perintah Allah ketika membatasi sejauh apa iblis boleh menguji Ayub. Di situlah bukti perlindungan Allah.
Paulus menuliskan, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Kor. 10:13).
Pesan Paulus semakin kuat merefleksikan kehidupan Ayub yang dilindungi Tuhan. Melalui hidup Ayub, kita belajar untuk tidak membiarkan penderitaan menggoyahkan iman kita kepada Allah yang senantiasa melindungi kita
Ayat Hafalan
Ayub 1:21 katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
Komitmenku hari ini
Aku percaya Tuhan senantiasa melindungiku, bahkan disituasi yang susah dan sulit aku percaya ada penyertaan Tuhan dalam hidupku
ElKids300624 – SP