DITOLAK MANUSIA, DITERIMA ALLAH

Bacaan renungan: Kejadian 16:1-16
Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.” (Kejadian 16:11)
Selamat pagi jemaat yang dikasihi Tuhan. Mari sebelum kita memulai aktifitas sehari-hari, kita mau merenungkan Firman TUHAN hari ini.
Hari ini kita mau belajar tentang seorang yang bernama Hagar. Nama”Hagar” sendiri berarti ‘lari’ atau semacam itu, bnd Arab hegira. Hagar adalah wanita Mesir, menjadi budak bagi keluarga Abraham – pelayan bagi Sara. Abraham mungkin membelinya pada waktu kunjungannya ke Mesir. Dengan usia yg bertambah lanjut, Abraham sangat merindukan seorang anak laki-laki sebagai ahli waris. Usai berperang mengalahkan raja-raja (Kej 14), dengan iman yg luar biasa Abraham percaya pada janji Allah, bahwa ia akan mempunyai anak laki-laki (Kej 15:2-6).aham dan Sara menjadi ragu. Mereka berupaya mendapatkan seorang ahli waris dengan usaha mereka sendiri. Sesuai adat yg berlaku pada masa itu (ditegaskan dlm tablet dari Ur dan Nuzi), Sara yg mandul mendesak Abraham supaya meniduri Hagar, pelayannya, untuk mendapatkan anak. Lahirlah Ismael, anak laki-laki dari budak perempuan (Kej 16) itu.
Sewaktu mengandung Hagar menghina Sara karena mandul. Sara murka. Untuk menghindari murka Sara, maka Hagar lari ke padang pasir. Di sebuah sumur, Allah menyuruh dia kembali kepada Sara dan menjanjikan dia keturunan yg banyak. Terkesan oleh pengalamannya dengan Allah, Hagar menyebut sumur itu sebagai ‘sumur milik Dia yg hidup dan melihat saya’ (Beer-lahai-roi).
Secara status, Hagar hanyalah seorang hamba, orang asing yang tidak masuk hitungan. Keraguan Sara akan janji Allah membuatnya mengambil keputusan menawarkan Hagar kepada suaminya. Hagar mengandung bayi Abraham dan rupanya hal ini menimbulkan masalah di tengah keluarga Abraham. Sara pun menindas Hagar hingga Hagar harus pergi meninggalkan rumah tuannya itu.
Dalam kemarahan, Sarai menindas Hagar sampai ia melarikan diri. Hagar pun melarikan diri hingga ke padang gurun. Ia benar-benar menjadi orang asing, tertolak dan terbuang. Ketika tak seorang pun peduli kepadanya, masih adakah harapan dari seseorang yang peduli kepadanya? Ya, nyatanya Tuhan peduli kepadanya. Tuhan membela Hagar, menyuruh dia kembali kepada Sarai. Tuhan menjanjikan perlindungan dan akan membuat keturunannya menjadi banyak (9-10). Tuhan juga berfirman bahwa Hagar akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan dinamai Ismael karena “Tuhan telah mendengar” tentang penindasan atas dia (11). Sekalipun bayi yang dikandungnya bukanlah anak yang dijanjikan Tuhan untuk Abraham, namun hal itu bukan menjadi penghalang bagi Tuhan untuk tetap menunjukkan kasih karunia dan berkat-Nya. Di tengah-tengah deritanya itu ia menerima sebuah pesan yang menenangkan hatinya, “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya” (ay. 10).
Apakah ada di antara kita juga sedang mengalami sebuah situasi di mana ketidakadilan, penindasan dan penolakan menghantam hidup kita? Mungkin kita merasa hidup bagaikan “orang asing” dan tidak ada seorang pun peduli dengan keadaan kita.
Tapi syukur kepada Allah yang tetap menunjukkan kesetiaan-Nya kepada kita. Sekalipun hidup kita ditolak manusia, namun sekali-kali Allah tidak akan sedetik pun meninggalkan kita. Ia mendengar seruan doa-doa kita dan tangan-Nya pun terulur untuk menopang hidup kita dengan janji-janji-Nya yang menyejukkan hati kita.
DI TENGAH KETIDAKADILAN YANG KITA ALAMI, ALLAH HADIR UNTUK MEMBERI KELEGAAN BAGI HIDUP KITA
Tuhan Yesus Memberkati
MK