Gagal Paham
Renungan Harian Jumat, 19 Agustus 2022
Bacaan : Matius 22
Ayat Pokok : Matius 22:37, Jawab Yesus kepadanya; “kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”
Shalom… Selamat Pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Kita pasti pernah mendengar sebuah ungkapan yang berkata; “sudah percaya saja, kalau membangun hubungan dengan Tuhan atau mendengar Firman Tuhan jangan pakai logika atau pikiran, tapi pakai hati atau roh.” Apakah pernyataan ini benar??? Jika kalimat ini dimaknai salah, maka hal ini seolah memberi pesan bahwa jangan pakai pikiran kita untuk membangun hubungan dan memahami Allah.
Pada awal 90-an dunia dikejutkan dengan sebuah penelitian tentang otak manusia yang memiliki fungsi untuk aspek relasi dengan Tuhan. Fungsi ini disebut sebagai God Spot. God Spot awal mulanya ditemukan oleh ahli riset psikologi dan syaraf, Michael Persinger pada awal tahun 1990-an, serta yang lebih mutakhir lagi ditemukan pada tahun 1997 oleh ahli syaraf V.S Ramachandran dan timnya dari California University yang menemukan eksistensi God Spot dalam otak manusia.
God Spot adalah salah satu titik di dalam otak manusia yang berhubungan dengan Tuhannya. Dengan kata lain, rupanya secara organ, terdapat syaraf kecil di dalam otak manusia yang dapat merespon relasi spiritual kita. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa syaraf tersebut akan menjadi lebih utuh apabila dirangsang saat mengingat Tuhan. Menurut ahli syaraf, syaraf ini sangat unik karena tidak teraliri darah sepanjang hari namun tidak mati.
Syaraf ini hanya butuh darah dua sampai empat detik saja sebanyak lima kali sehari. Syaraf ini seperti chip atau module yang ditanam Tuhan dalam otak manusia untuk mendeteksi hal-hal yang berhubungan dengan spiritual dan ilmu yang datangnya langsung dari Tuhan (Wisdom). Fungsi God Spot inilah yang membuat manusia mampu memahami dan memberi makna di balik sebuah peristiwa.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, dalam karya penciptaannya Allah pun ternyata telah menginstal dalam diri kita sebuah kapasitas “receiver/alat penerima signal” agar manusia bisa membangun relasi dengan Allah dan dapat memaknai peristiwa kehidupan dalam perspektif Ilahi. Dosa menghancurkan atau menghambat atau mem”blok” signal Allah sehingga tidak dapat terhubung dengan kita (Yesaya 59:2).
Tetapi syukur kepada Allah di dalam Yesus Kristus yang karena karya salib-Nya telah membuka akses “signal” relasi kasih, kebenaran, dan kuasa Allah kepada kita. Tentu dalam kapasitas “otak” yang kecil mustahil mengenal Allah secara langsung, itu sebabnya Allah menyatakan dirinya melalui perenungan (berpikir) tentang Firman Tuhan, atau melalui pemaknaan-pemaknaan dalam berbagai peristiwa hidup kita setiap hari.
Dalam ayat perenungan kita pagi ini di Matius 22:37, Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi.
Karena ternyata tanpa mengasihi Allah dengan akal budi, maka kekristenan kita bisa gagal paham. Amin.
Tuhan Yesus memberkati
DS