HARTA DALAM BEJANA TANAH LIAT
Renungan Harian Youth, Jumat 07 Juni 2024
Syalom rekan-rekan Youth semuanya … Ada sebuah kesadaran dalam diri kita dengan kerendahan hati menyadari bahwa hanya kuasa Tuhan yang menyempurnakan semuanya, segala hal yang ada dalam kehidupan kita adalah anugerah dan kebaikan Tuhan.
Sejalan dengan apa yang Rasul Paulus nyatakan dalam … 2 Korintus 4:7-10, Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
Sedikit kita akan melihat konteks atau latar belakang dari bagian tulisan surat ini yaitu Surat kepada Jemaat Korintus yang Kedua. Jemaat Korintus yang merupakan kota perdagangan yang besar pada saat itu merupakan salah satu kota metropolis dalam dunia Perjanjian Baru … Secara istimewa jemaat ini didirikan oleh Rasul Paulus dengan waktu yang relatif lama dibanding dengan jemaat-jemaat yang lainnya yaitu sekitar 18 bulan. Jemaat Korintus mengalami pertumbuhan yang pesat dan berkembang, bahkan dalam hal pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus … namun menjadi sebuah kontradiksi atau hal yang bertolak belakang dibalik pertumbuhan pelayanan yang berkembang ada beberapa permasalahan utama yang terjadi yaitu Perpecahan dalam jemaat
Secara khusus mengenai Perpecahan/Perselisihan/Perbantahan. Ada pemisahan kelompok-kelompok sebagai Pengikut Paulus, Apolos ataupun Kefas. Mereka yang memiliki karunia-karunia merasa memiliki tingkat kehidupan yang lebih baik dibanding dengan yang lainnya. Pemisahan golongan berdasarkan status ekonomi (Ketika perjamuan yang ekonomi tinggi dalam satu ruangan, sedangkan yang ekonomi rendah berada diluar), status sosial dan juga Ras (Yahudi dan Romawi).
Ditengah-tengah situasi Ketika “seolah-olah” jemaat saling mengunggulkan kelebihan dan kemampuan mereka, Rasul Paulus yang adalah RASUL yang meletakkan dasar dari Gereja di Korintus menyatakan dirinya dengan cara yang sangat berbeda.
Paulus tidak menyatakan dirinya dengan segala jabatannya dan kemampuannya ataupun hal-hal apa yang besar yang sudah dia lakukan… tetapi sebaliknya Rasul Paulus menyatakan dirinya didalam sebuah tema yang mungkin bagi orang Korintus tidak layak untuk dibanggakan yaitu “Penderitaan” dan “Kemanusiaan/ Kelemahan” Paulus.
… Harta yang kami punyai ini … Harta berbicara mengenai Pelayanan yang dia sudah kerjakan, karunia dari Roh Kudus digambarkan sebagai harta rohani yang indah yang sangat mulia…
… dalam bejana tanah liat … Ungkapan ini dengan jelas ingin menyatakan siapakah rasul Paulus dan juga setiap kita harus menyadari bahwa kita adalah seperti tanah liat, yang tidak bernilai .. digambarkan sebagai wadah yang rapuh/biasa.
Rasul Paulus mengingatkan juga bagi kehidupan kita.Sesungguhnya semua hal yang berharga didalam kehidupan kita semuanya adalah anugerah Allah yang mulia dan kita hanyalah bejana tanah liat yang rapuh.
Ketika ungkapan ini dinyatakan, tentunya menjadi sebuah peringatan yang keras bagi orang-orang yang sombong dengan segala yang dimilikinya, karunia, jabatan dan segala hal yang dimilikinya … Rasul Paulus menyatakan dan juga mengajarkan bahwa semua harta yang Tuhan Anugerahkan, harta yang Mulia – JANGAN LUPA semuanya itu ada dalam BEJANA TANAH LIAT.
Tujuannya : ayat 7b supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
Paulus melanjutakan dengan daftar PENDERITAAN yang dialaminya namun dia juga mendaftarkan DAFTAR ANUGERAH ALLAH yang melampaui semua penderitaan yang dialaminya.
- Ditindas/diserang tetapi Tidak Terjepit
- Habis Akal/Kebingungan tetapi tidak putus asa
- Dianiaya tetapi Tidak pernah ditinggalkan
- Dihempaskan/Terjatuh tetapi Tidak binasa.
Sebagai pribadi-pribadi yang menerima anugerah Allah sebagai harta yang Mulia … ingatlah siapakah kita, kita adalah bejana-bejana tanah liat. Dengan memandang kehidupan ini Ingatlah bahwa semua beban yang kita tanggung tidak seberapa dengan upah dalam kekekalan Dan mengarahkan mata rohani kita untuk membangun apa yang tidak kelihatan atau kekekalan.
Bukan tentang kemuliaan diri kita karena ingatlah bahwa diri kita hanyalah sebuah bejana tanah liat, namun anugerah Tuhan yang mulia ada dalam kehidupan kita, karena itu muliakanlah Allah melalui kehidupan kita
Tuhan Yesus memberkati.
YNP – TVP