I’M NOT TIRED
Renungan Harian Youth, Rabu 04 September 2024
Syalom rekan-rekan youth semuanya …
Mazmur 61:3, Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku.
Ketika kita diminta melakukan sebuah pekerjaan dan hanya menjawab, “Saya lelah, sebentar saja,” apa yang sebenarnya kita dapatkan? Tidak ada. Bayangkan kita berjalan di malam hari dan melihat rumah-rumah di sekitar kita dalam kegelapan. Apa yang pertama kali muncul dalam pikiran kita? Mungkin kita akan bertanya, “Di mana lampunya?” Kegelapan itu tidak bisa disalahkan. Yang menjadi masalah adalah tidak adanya lampu untuk menerangi. Begitu pula dalam hidup kita, kita tidak bisa menyalahkan keadaan atau orang lain.
Masalahnya adalah apakah kita sudah berusaha melakukan sesuatu untuk mengubahnya, atau kita malah menyerah pada kelelahan dan kemalasan.
Begitu juga dengan kondisi dunia disekeliling kita, coba diperhatikan bagaimana keadaan orang – orang nya. Orang yang malas tidak akan mendapatkan apa – apa, karena dia tidak melawan kelelahan dan kemalasannya.
This is like holding a torch and walking along a dark road. We can see only a little bit of the road at a time – just enough for the next step. To see more of the road ahead, we have to move forward. If I had not taken that first step of obedience, I might never have seen another step in God’s will for my life
Orang yang hanya bisa berkata, “Kok bisa ya?” tanpa ada tindakan apa pun, karena merasa lelah berbuat baik atau menolong orang lain, mereka sedang berjalan menuju kehancuran karena kasih mereka menjadi dingin. Melihat mereka, apa yang muncul dalam hati kita? Pemandangan ini seharusnya menggugah hati kita untuk bertindak. Sayangnya, Tuhan sering kali melihat umat-Nya tidak berbuat apa-apa ketika kejahatan dan ketidakadilan terjadi di sekitar mereka. Pertanyaan yang muncul adalah: di mana gereja? Siapakah gereja itu? Gereja itu adalah kita. Apakah kita sudah melaksanakan tugas kita sebagai gereja, atau kita malah merasa tugas itu terlalu berat dan bukan kewajiban kita? Jika pemikiran itu ada didalam kita maka, berubahlah. Tuhan Yesus tidak pernah Lelah untuk menjaga kehidupanmu, maka dari itu kita juga jangan menjadi Lelah menjadi gerejaNya Tuhan agar menjadi berkat bagi orang lain.
God has shown me many more steps of obedience. But each time, He showed me the next step, only after I had taken the step He had already shown me. God’s Word is “a lamp to our feet” meaning that it shows us only the next step for our feet and not the whole road in front of us.
Dalam keadaan seperti ini, mata Tuhan mencari siapa yang akan berdiri untuk membela dan mencegah kegeraman yang akan diterima oleh orang percaya, tetapi Tuhan terkejut melihat tidak ada seorang pun yang mau bertindak sesuai dengan kehendak-Nya.
Yesaya 59:16, “Ia melihat bahwa tidak ada seorang pun, dan Ia heran bahwa tidak ada yang tampil sebagai pembela. Maka tangan-Nya sendiri memberi kemenangan kepada-Nya, dan keadilan-Nya sendiri yang membantu Dia.”
Semua ini terjadi karena mereka terlalu lelah untuk berbuat baik. Saat ini, Tuhan mencari seseorang yang mau menjadi pembela dan berdiri untuk melakukan kebenaran bagi setiap orang. Bukankah ini juga sering kita alami dalam pekerjaan atau pergaulan? Ketika melihat banyaknya tugas yang harus diselesaikan, kita merasa kewalahan, tidak tahu kapan pekerjaan ini akan selesai. Tanggung jawab kita terasa lebih berat, dan tiba-tiba kita merasa sangat lelah.
Jika kita hanya fokus pada tumpukan masalah di depan kita, kita akan merasa tidak berdaya.
Saat Daud merasa lemah, ia berseru kepada Allah, “Tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku” (Mzm.61:3). Gunung batu pertolongan itu adalah Allah. Daud tahu ia tidak bisa naik ke sana dengan kekuatannya sendiri, maka ia berseru kepada Allah yang selalu siap menolong. Dari atas gunung batu yang tinggi, kita bisa melihat dengan perspektif lebih luas. Kita bisa melihat progres yang telah kita capai. Kita bisa melihat bahwa tugas berat ini ada ujungnya. Jadi, saat merasa kewalahan, tariklah napas dalam-dalam, berserulah kepada Allah dan seperti kata Fransiskus dari Assisi, “Mulailah dengan mengerjakan yang harus dikerjakan, lalu dilanjutkan dengan apa yang mungkin dikerjakan dan tiba-tiba Anda mendapati diri sedang mengerjakan apa yang mustahi untuk diselesaikan.”
God bless and have a nice day
LW – NDK