JAGALAH HATIMU
Renungan Harian Youth, Selasa 01 November 2022
Kejadian 4: 3-8
Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Firman TUHAN kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Kata Kain kepada Habel, adiknya: “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
Berbicara mengenai Hati, tentu ini bukan hanya berbicara mengenai suatu organ penting di dalam tubuh manusia, namun dalam gambaran keseluruhan dalam diri manusia adalah sebuah penggerak dalam diri manusia untuk mengekspersikan sesuatu. Semua di sini tentu mengerti kan symbol dari “hati?” Menurut Wikipedia, Simbol hati adalah simbol yang sejak lama digunakan untuk menunjukkan spiritualitas, emosi, moral, dan pada masa lalu, juga sebagai pusat kecerdasan manusia. Meskipun dalam bahasa Indonesia hati (simbolis) memiliki nama yang sama dan sering diasosiasikan dengan hati (biologis) atau liver, tetapi sebenarnya bentuk simbol hati ini menurut sebagian besar pendapat berasal dari bentuk jantung, dan di dunia barat (tempat simbol ini berasal).
Jika kita memperhatikan pembacaan mengenai persembahan Kain dan Habel, maka kita mendapati suatu kondisi hati dan respon hati yang berbeda dari kedua kakak beradik ini. Sama-sama memberikan persembahan. Sama-sama memberikan yang terbaik, tapi mengapa ada sala satu persembahan di antara mereka yang tidak diterima Tuhan? Mungkin hal inilah yang memicu Kain menjadi bertindak gegabah. Karena Tuhan tidak mengindahkan persembahannya, ia pun menjadi panas hati dan iri dengan Habel hingga tega membunuhnya.
Mengapa Kain begitu tega membunuh adiknya sendiri?
Satu hal yang dapat kita cermati lewat kisah ini yaitu bahwa Kain tidak menjaga hatinya sehingga dikuasai oleh rasa iri yang kemudian memicu terjadinya pembunuhan terhadap adiknya sendiri. Oleh karena itu Firman Tuhan mengingatkan agar kita senantiasa menjaga hati dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4: 23). Tanda-tanda orang yang senantiasa dapat menjaga hatinya untuk selalu bersih yaitu:
Satu, akan terpancar dari wajahnya yang senantiasa riang gembira (Amsal 17: 22), dan tersenyum tulus terhadap orang lain (Amsal 27: 19).
Dua, kata-kata yang diucapkannya senantiasa baik alias tidak kasar sehingga tidak menyakiti hati orang lain.
Karena apa yang diucapkan orang meluap dari hati (Matius 12: 34). Bagaimana mungkin seseorang yang memiliki hati yang baik akan mengeluarkan kata-kata yang pedas atau pun makian? Nggak mungkin, donk!
Tiga, senantiasa mengampuni.
Ia tidak menyimpan kesalahan orang lain dalam hatinya, sehingga ia tidak menjadi seorang yang pendendam. Karena setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia dan tidak ada seorang pembunuh yang akan memiliki hidup yang kekal bersama Yesus (1 Yohanes 3: 15).
Rekan-rekan youth, kegagalan Kain adalah dia tidak bisa menjaga hati, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjaga hati dengan segala kewaspadaan? Waspada dengan segala resiko dari perbuatan kita, dan waspada jika seandainya keputusan kita benar, jangan sampai hati kita lebih condong memuliakan diri kita sendiri.
Ingat hati adalah pusat kehidupan kita.
Jika kita tidak dapat menjaga hati, maka jangan pernah salahkan Tuhan bila hidupmu banyak mengalami kesia-siaan. Karena itu, jagalah hati!
Komitmen kita hari ini
Senantiasa mengarahkan hati kepada Tuhan dan mau terus melakukan yang terbaik untuk Tuhan di dalam kehidupan ini, supaya segala sesuatu yang aku lakukan berdasarkan ketulusan hatiku dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.
Amin
Tuhan Yesus Memberkati
RM – DOT