JIWAKU HAUS KEPADA-MU
Renungan harian Youth, Jumat 28 Juni 2024
Syalom rekan-rekan Youth semuanya, semoga rekan-rekan dalam keadaan baik dan sehat semuanya.
Rasa haus itu muncul karena kebutuhan hidup. Dalam Mazmur 42:1-11, Pemazmur menyadari betapa ia merindukan Allah. Saat menghadapi kesulitan dan kegelisahan, semakin besar kerinduannya kepada Tuhan. Kerinduan itu seperti rasa haus yang mendorongnya terus mencari Tuhan karena Tuhan adalah Sumber yang sejati. Pemazmur yakin bahwa Allah yang menguasai siang dan malam serta memberi kelegaan kepada manusia. Oleh karena itu, ia bersyukur kepada Allah yang memuaskan jiwanya.
Pemazmur sering mengungkapkan bagaimana ia merasa tertekan dan cemas. Kita mungkin juga pernah mengalami perasaan serupa, di mana jiwa kita merasa tertekan dan hati gelisah. Kali ini, Pemazmur menggambarkan kehausan manusia akan kehadiran TUHAN seperti rusa merindukan air. Pemazmur merindukan Tuhan dengan begitu mendalam, seperti rusa yang haus akan air sungai yang jernih. Artinya, bagi Pemazmur, Tuhan adalah kebutuhan dan keinginan yang paling mendasar dalam hidup ini. Bagi Pemazmur,
Tuhan adalah satu-satunya yang dapat memuaskan kehausan dan kelaparan jiwa; satu-satunya sumber kekuatan dan perlindungan yang sejati.
Mazmur 42:1-11 adalah salah satu mazmur yang penuh dengan kerinduan dan kehausan kepada Allah. Mazmur ini mencerminkan kesetiaan seorang hamba Tuhan yang mengalami masa-masa kesulitan dan rindu yang mendalam kepada Sang Pencipta.
Rasa haus dan lapar adalah respons tubuh yang menunjukkan bahwa kita hidup. Begitu juga dalam kehidupan rohani. Salah satu tanda bahwa kehidupan rohani kita aktif dan sehat adalah kerinduan yang mendalam dan keinginan yang tak terpenuhi akan Tuhan. Karena Berhenti merindukan dan mencari Tuhan berarti kita sedang mati secara rohani. Pemazmur mengibaratkan orang percaya sebagai rusa yang haus akan air, yang selalu mencari kepuasan dan kepuasan hanya dalam Tuhan. Kekayaan, kesenangan, hobi, atau makanan tidak dapat memuaskan dahaga jiwa kita.
Mazmur dimulai dengan kata-kata yang puitis, ” Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” (ayat 2). Bayangkan rasa haus yang dalamnya seperti rusa yang mencari air sungai dalam kehausan yang tak terduga. Demikianlah kerinduan jiwa kita kepada Allah. Betapa pun kita bisa merasakan hausnya jiwa kita kepada Allah ketika kita berada dalam situasi yang sulit.
Rindu pada Hadirat Allah
“Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?” (ayat 3). Ini adalah doa yang dilontarkan di tengah kesulitan. Meskipun saat itu terasa jauh dari hadirat Allah, jiwa yang haus ini tetap setia mencari dan merindukan Allah yang hidup. Nyanyian Iman tentang Harapan di Tengah Kesukaran. Pemazmur mencurahkan isi hatinya ” Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.” (ayat 5). Meskipun dalam kesusahan, jiwa ini tetap mempertahankan harapan, kerinduan dan mempercayakan diri kepada Allah. Ini mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan Allah dalam segala hal.
Ada Penghiburan dalam Janji Allah
Ayat 6 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! Ayat ini mengajarkan bahwa dalam keadaan apa pun, kita harus tetap mempercayakan diri kita kepada Allah. Allah adalah Penolong yang setia dan akan menyediakan penghiburan bagi jiwa yang haus kepada-Nya.
Seberapa besar kerinduan kita, seberapa haus jiwa kita kepada TUHAN Allah kita? Seperti manusia jasmani yang membutuhkan air untuk hidupnya, begitu juga manusia rohani membutuhkan Tuhan. Jika kita berlama-lama tanpa berdoa, tanpa membaca Firman, tanpa bersekutu dengan Tuhan, pasti ada sesuatu yang mati dalam hati kita. Kita tidak dapat hidup terpisah dari Tuhan. Di luar Tuhan, kita tidak mampu melakukan apapun. Mengikut Tuhan harus dilakukan dengan dekat, tidak bisa dilakukan dari jauh. Mari mendekat kepada Tuhan karena ada sebuah bagian di dalam jiwa kita yang hanya bisa diisi oleh Yesus.
” Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (ayat 12). Mazmur ini mengakhiri dengan penuh keyakinan bahwa meskipun dalam cobaan, Allah akan memberikan pemulihan dan pengharapan bagi mereka yang setia kepada-Nya. Ini mengajarkan kita untuk tetap bersyukur dan memuji Allah dalam setiap situasi.
Mengenal Kristus dengan baik dapat memuaskan dahaga rohani karena tidak ada manusia, harta, atau pengalaman yang mampu memberikan sukacita rohani sebagaimana yang kita temukan dalam Dia. Persekutuan dengan Kristus memberikan kepuasan yang tak tertandingi karena tidak ada kekecewaan dalam Dia. Lebih dari itu, kepuasan rohani yang kita temui dalam Dia tidak pernah berakhir.
Ketika menghadapi tantangan dan masalah Kehidupan, ketenangan dan kepercayaan akan tetap menjadi bagian dalam kehidupan kita.
Jaga hati kita untuk Tetap merindukan Tuhan
Tuhan Yesus memberkati
AH – TVP