Keselamatan yang Palsu
Renungan Harian Senin, 29 Juli 2024
Di tengah dunia yang penuh dengan ajaran dan keyakinan yang beragam, penting bagi setiap orang percaya untuk memiliki pemahaman yang benar tentang keselamatan. Karena itu kita sadar pentingnya memahami keselamatan sejati dalam Kristus
1 Petrus 2:24-25, Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Ada banyak kesalahan pengertian tentang makna Keselamatan dalam Kekristenan
1. “Kristus telah mati, maka aku pasti selamat.”
(ayat 24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib + supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
Keselamatan Tidak Hanya Tentang Pengakuan Iman, Banyak orang mungkin berpikir bahwa hanya dengan mengakui Yesus sebagai Juruselamat, mereka sudah pasti selamat. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa keselamatan lebih dari sekedar pengakuan iman. Yesus sendiri berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21). Kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya, menunjukkan buah dari pertobatan dan iman kita.
“Allah tak pernah berjanji untuk mengampuni satu dosa yang engkau sendiri tidak rela untuk meninggalkannya.” ~ Alan Redpath
“Tak seorang pun dapat bergantung kepada Kristus dalam perkara penebusan atas dosa-dosanya sampai ia mati terhadap dosa tersebut dan hidup bagi kebenaran.” ~ Matthew Henry
Keselamatan bukan hanya tentang mengakui kematian Kristus di kayu salib, tetapi juga melibatkan hidup dalam kebenaran dan menjauhi dosa. Keselamatan sejati harus disertai dengan perubahan hidup yang nyata.
2. “Aku percaya, maka aku pasti selamat.”
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah (Ef. 2:8)
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu (1 Ptr. 2:25)
Yesus adalah Gembala yang baik, dan kita adalah domba-domba-Nya. Dalam Yohanes 10:27, Yesus berkata, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.” Keselamatan sejati melibatkan hubungan pribadi dengan Kristus, di mana kita mendengar suara-Nya dan mengikuti-Nya. Ini berarti menyerahkan hidup kita kepada-Nya dan menjadikan-Nya pusat dari segala sesuatu yang kita lakukan.
Pengakuan iman harus diikuti dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Kristus sebagai Gembala dan Pemelihara jiwa. Hanya pengakuan tanpa komitmen hidup tidak cukup.
Domba itu diberi makan, dibesarkan, dirawat, disembuhkan, dan dipulihkan – untuk dipersembahkan di mezbah Allah… Inilah tujuan akhir dari pelayanan pastoral yang tak boleh dilupakan. Jadi, tujuan penggembalaan umat Allah adalah agar mereka pada akhirnya mempersembahkan hidup mereka untuk menyembah dan melayani Dia sepenuhnya. (William Still – The Work of Pastor)
3. “Aku dalam perjalanan rohani, maka aku pasti selamat.”
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu (1 Ptr. 2:25)
Yesus mengingatkan kita bahwa jalan menuju keselamatan adalah jalan yang sempit dan sedikit orang yang menemukannya (Matius 7:14). Ini berarti kita harus bersedia meninggalkan jalan dunia dan memilih untuk mengikuti Kristus dengan setia, meskipun mungkin sulit dan tidak populer. Tetapi, kita dapat yakin bahwa Dia yang memanggil kita adalah setia, dan Dia akan membimbing kita di setiap langkah.
“Anak yang terhilang itu meninggalkan kandang babi. Lebih dari itu, ia meninggalkan cawan anggur, dan para pelacur itu. Ia tidak kembali dengan menggandeng pelacur dan memegang cawan anggur di tangannya, serta berkata, ‘Aku akan membawa semua ini dan kembali kepada bapaku.’ Tak mungkin demikian.
Semua itu harus ditinggalkan, dan sekalipun tidak ada hal baik yang ia bawa, namun ia tidak berusaha membawa serta dosa-dosanya dan datang kepada Kristus.” – Charles Spurgeon
Ajaran sesat seringkali datang dalam bentuk yang terlihat benar dan menarik. Namun, kita dipanggil untuk menguji segala sesuatu dan berpegang pada apa yang benar (1 Tesalonika 5:21). Kebenaran hanya dapat ditemukan dalam firman Tuhan, dan kita harus selalu kembali kepada Alkitab sebagai standar kebenaran kita. Jangan mudah tergoda oleh ajaran yang menyimpang dari ajaran Yesus Kristus.
Keselamatan adalah anugerah yang besar dari Tuhan, yang diberikan melalui Yesus Kristus. Namun, penting bagi kita untuk memahami dan hidup dalam keselamatan yang sejati, bukan hanya sekedar percaya pada nama-Nya. Mari kita terus mengejar hubungan yang intim dengan Kristus, mendengar suara-Nya, dan berjalan dalam kebenaran-Nya. Dalam perjalanan ini, kita akan menemukan kebebasan sejati dan sukacita dalam hidup yang kekal bersama-Nya.
Rangkuman Khotbah
Pdt. Soerono