“Pengampunan Tuhan”
Renungan harian Anak, Senin 27 September 2021
Yohanes 8:1-11
Halo, Adik-adik! Kakak senang sekali pagi hari ini bisa menyapa adik-adik Kembali, kita semua bersukacita karena kita semua masih diberi kesehatan dan kekuatan. Inilah salah satu kebaikan Tuhan yang harus kita syukuri bersama-sama.
Adakah yang setelah bangun tidur tadi, Adik-adik sudah berbuat kesalahan, misalnya lupa membereskan tempat tidur? Apakah Adik-adik sudah meletakkan piring bekas sarapan di dapur? Apakah ada yang mendapat teguran mama karena sudah berbuat kesalahan lain? Atau Apakah mungkin Adik-adik sudah berlaku kasar pada adikmu, atau membuat teman tersinggung?
Adik-adik, meskipun kita sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus, bukan berarti kita kemudian menjadi sempurna dan tidak berbuat dosa lagi. Mengapa? Karena manusia terdiri dari darah dan daging yang masih dikuasai oleh keinginan daging/ hawa nafsunya sendiri. Keinginan daging itu bertentangan dengan keinginan Tuhan, sehingga kita berdosa, melanggar perintah Tuhan. Karena itulah kita perlu terus bertumbuh dalam kebenaran untuk melakukan Firman Tuhan dan mau diubahkan menjadi semakin serupa dengan kebenaran Firman Tuhan
Adik-adik, pada suatu hari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa seorang perempuan yang tertangkap berbuat salah menghadap Yesus. Mereka meminta pendapat Yesus perihal kesalahan dan hukuman bagi perempuan itu. Apakah perempuan ini harus dihukum dengan dilempari batu sesuai hukum Musa atau tidak? Wah, bayangkan kalau kita dilempar dengan batu kerikil, meskipun kecil tentu akan terasa sangat sakit. Apalagi dilempari dengan batu besar berulang kali, bisa jadi akan berakibat sangat buruk. Itulah yang akan dialami oleh perempuan berdosa itu. Jika mengikuti peraturan yang ada pasti perempuan itu harus dirajam dengan batu, la sangat ketakutan dan berharap agar Yesus dapat membelanya.
Apakah Tuhan Yesus juga akan menghukum perempuan itu ?
Apa yang la lakukan? Mengapa Tuhan malah membungkuk dan menulis-nulis dengan jari-Nya di tanah. Tuhan Yesus menghadapi orang banyak itu dengan tenang, la sama sekali tidak terpengaruh orang banyak yang sedang emosi itu. Ketika orang banyak makin mendesak Dia untuk segera mengadili perempuan itu, Yesus pun berdiri. Tuhan Yesus berkata kepada orang banyak, “Barang siapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melempar batu kepada perempuan itu.”
Mendengar perkataan Tuhan Yesus itu, orang-orang yang tadinya ribut langsung diam. Mereka terkejut. Mereka tidak menyangka Yesus demikian tenang. Tidak ada yang berani berbicara, sunyi sepi. Mengapa?? Ya, karena tidak ada seorangpun yang tidak berdosa, semua juga pernah melakukan kesalahan. Satu persatu dari mereka kemudian meninggalkan tempat itu. Mereka tidak berani sedikitpun menghukum perempuan itu. Mengapa? Karena mereka semua juga yang pernah bersalah. Bahkan mereka juga orang yang bersalah!
Nah…, tinggallah Tuhan Yesus seorang diri. Apakah Yesus akan melemparkan batu kepada perempuan yang bersalah itu? . Bukankah Tuhan Yesus tidak berdosa? Yesus maha pengampun, la juga tidak menghukum perempuan itu, malah la berkata, “Aku tidak akan menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi. ” Tuhan Yesus mau mengampuni perempuan itu, karena la mengasihinya.
Jika Tuhan saja mengampuni orang yang bersalah, apalagi kita yang mudah melakukan dosa dan kesalahan.
Kita perlu meneladani Yesus untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Jadi jangan mudah menghakimi atau menghukum orang lain, lihatlah diri kita sendiri yang tak jauh berbeda di hadapan Tuhan. Biarlah penghakiman itu haknya Tuhan … Yang perlu kita lakukan adalah memaafkan orang yang bersalah kepada kita.
Ayat Hafalan
Roma 3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah
Komitmenku hari ini
Aku mau belajar untuk mengampuni dan tidak menyimpan kesalahan orang lain dalam hatiku
SF260921 – SP