Percaya dan Berserah

Renungan Harian Kamis, 29 Desember 2022
Bacaan : Amsal 3
Ayat Pokok : Amsal 3:5-6 “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”
Shalom… Selamat Pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Di setiap jelang tahun yang baru, ada banyak prediksi apa yang akan terjadi di tahun yang baru menjelang. Tahun 2023 ramai dengan prediksi tentang adanya resesi yang melanda dunia. Keadaan tersebut seringkali memaksa kita berusaha dengan kekuatan dan pikiran kita sendiri. Namun, meskipun kita sudah menata semua, ketakutan dan kegelisahan tetap saja ada terbersit dalam hati dan pikiran kita. Salomo oleh ilham dan hikmat Roh menuliskan pesan firman Tuhan yang sangat jelas bahwa kita harus percaya kepada Tuhan dengan segenap hati, dan tidak bersandar kepada pengertian sendiri (Amsal 3:5). Keadaan yang selalu mengandalkan diri sendiri inilah yang menjadi penghalang untuk kita bisa berserah total kepada Allah.
Senada dengan pesan firman Tuhan diatas, kitab Ulangan 8:17-18 juga dengan jelas menyatakan, bahwa Tuhanlah yang memberikan kepada kita kekuatan untuk memperoleh kekayaan, artinya bahwa jangan kita hidup dengan mengandalkan kekuatan kita sendiri. Kita perlu kekuatan dari Tuhan, dan supaya kekuatan dari Tuhan itu terjadi atas hidup kita, kita perlu berserah penuh kepada-Nya.
Berserah penuh artinya adalah:
Tetap Percaya dalam kondisi apapun [Roma 4:18-22].
Kitab Roma memberikan contoh Abraham, yang sekalipun dia dalam keadaan dan kondisi yang tidak punya dasarnya untuk berharap, tetapi tetap berharap. Bahkan Abraham semakin percaya dan tidak bimbang akan janji Tuhan, sekalipun tubuhnya semakin lemah. Seberapa besar kita percaya dan mengandalkan Tuhan dalam hidup kita, itulah kadar iman kita dalam berserah total kepada-Nya.
Berjalan dalam Ketaatan [Ibrani 11:8]
Seperti Abraham, yang sekalipun tidak tahu tempat dituju dan bagaimana keadaannya, tetapi Abraham tetap berangkat juga. Banyak dari kita, minta supaya kita mengerti dulu, baru kita akan melangkah. Ketaatan adalah tentang melangkah dulu, baru kita akan mengerti rencana Tuhan dalam kehidupan kita. Ketaatan Abraham juga teruji ketika dia harus menyerahkan Ishak sebagai korban sembelihan.
Senantiasa Bersyukur dan Memuliakan Tuhan [Ayub 1:20-22; 2:8-10]
Ini adalah tentang reaksi atau respon kita saat menghadapi hal-hal yang tidak mudah dalam kehidupan kita. Coba bandingkan, Ayub dan istrinya. Keduanya sama-sama mengalami ‘kehilangan’, tetapi Ayub sakit parah, sedangkan istrinya tidak. Tetapi, bagaimana respon keduanya saat mengalami masalah yang sama, sangat jauh berbeda.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Menyongsong tahun baru yang ada di hadapan kita, marilah setiap kita berserah penuh kepada Tuhan. Bukan juga menjadi pasif tetapi dengan penuh semangat dengan pengertian yang benar mengerjakan bagian-bagian yang harus kita kerjakan dan menyerahkan bagian yang tidak dapat kita kerjakan kepada Tuhan.
Berserah penuh berarti mempercayakan kehidupan ini kepada Sang Empunya segalanya tanpa sedikitpun meragukan-Nya. Amin.
Tuhan Yesus Memberkati
DS