SALUBRIOUS

June 13, 2024 0 Comments

Renungan Harian Youth, Kamis 13 Juni 2024

Ada orang yang bisa menghargai Kesehatan ataupun pikiran, berarti dia menikmati dan mensyukuri apa yang Tuhan berikan. Orang yang seperti ini bisa disebut dengan istilah SALUBRIOUS atau orang yang mengutamakan dengan menghargai Kesehatan diri dan Kesehatan pikiran.

Kata “salubrious” berasal dari bahasa Inggris dan berarti sesuatu yang sehat atau bermanfaat bagi kesehatan. Dalam konteks ini, salubrious biasanya digunakan untuk menggambarkan lingkungan atau kondisi yang kondusif untuk kesehatan fisik dan mental.

Jika kita bisa menghargai kesehatan diri dan pikiran, maka menghargai waktu yang Tuhan berikan akan menjadi lebih mudah. Ketika kita melakukan sesuatu tanpa melibatkan Tuhan, kita sebenarnya membuang waktu dan tidak menghargai pengorbanan-Nya. Kita diharapkan untuk menggunakan waktu yang kita miliki tanpa terjebak oleh masa lalu yang membelenggu. Tuhan memberikan waktu kepada kita untuk merencanakan masa depan yang penuh harapan, menikmati hidup dengan sukacita, dan mensyukuri semua berkat yang diberikan-Nya. Tuhan ingin kita hidup tanpa takut kehilangan jati diri dan iman, karena hal itu hanya akan membawa kematian rohani dan menghambat hidup yang menyenangkan hati-Nya. Hiduplah sepenuhnya dengan menikmati apa yang Tuhan telah berikan, dengan hati yang penuh rasa syukur dan tanpa keraguan.

The greatness of God is seen by the world in the marvels of creation. The universe is so vast that the human mind cannot comprehend it.

Ada seseorang yang berkata bahwa “There’s a big difterence between living and not dying.” Ada sebuah perbedaan besar antara benar-benar hidup dan tidak sekadar mati.” Sudah seharusnya kita menjalani hidup dengan sepenuhnya, bukan sekadar bertahan hidup. Jika kita hanya bertahan hidup, maka ungkapan yang tepat adalah “hidup segan, mati tak mau.” Kita dikatakan hidup, tapi tidak benar-benar menjalani hidup. Dikatakan mati, tapi sebenarnya tidak mati. Seperti senter dengan baterai lemah, yang cahayanya redup atau menyala lalu padam berulang kali sampai akhirnya benar-benar mati. Senter tersebut tidak memberikan penerangan yang berarti, tetapi juga menyangkal jika dibilang mati. Dengan kata lain, senter itu sudah kehilangan fungsinya. Ibarat bumi yang tertutup awan tebal yang menghalangi sinar matahari masuk dan memberikan manfaat yang bisa dirasakan oleh manusia dan lingkungan yang ada.

Lebih menyedihkan lagi, hal ini tidak hanya terjadi pada senter, tetapi juga dalam kehidupan banyak orang. Dalam dunia kerja, situasi seperti ini sering ditemui. Misalnya, perjalanan karier yang stagnan atau tidak mengalami peningkatan sama sekali, tetap saja dari dulu begitu-begitu saja. Mengapa bisa begitu? Jawabannya sederhana: Tidak memberikan kontribusi yang berarti sehingga tidak bisa dipromosikan, namun karena sudah lama bekerja, tidak bisa dipecat juga. Serba sulit, bukan? Usaha yang dilakukan juga setengah-setengah. Fokusnya bukan lagi pada pengembangan usaha atau memaksimalkan potensi diri, melainkan hanya berprinsip “asal tidak mati.” Yang penting masih bisa berjalan. Yang penting masih cukup untuk menutup biaya operasional. Ini sama saja seperti seseorang yang berpikir bahwa bisnis ini adalah bisnis yang sekadar “Not Dying,” bukan bisnis yang benar-benar “Living”

Ada seseorang yang Bernama Jack Welch Chief Executive Officer (CEO) General Electric (GE) dia melakukan sebuah dengan mengangkat perusahaan raksasa GE yang sedang terpuruk. Tetapi Apa yang dilakukan Jack Welch sungguh bisa dibilang kontroversial. Sebab, Anak perusahaan GE yang tidak bisa jadi nomor satu atau setidaknya nomor dua, akan ditutup. Dengan kata lain, Jack Welch hanya benar-benar fokus pada Perusahaan yang benar-benar hidup, bukan sekadar tidak mati. Mentalitas harus benar-benar hidup bukan sekadar tidak mati, inilah yang mengembalikan kejayaan GE.

Wahyu 3:15-16 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Dalam bahasa Alkitab, disebutkan: “Suam-suam kuku, tidak panas atau tidak dingin” Janganlah menjadi orang yang “nanggung”. Jika hidup, hiduplah sepenuhnya, bukan hanya sekadar bertahan hidup. Sikap dan mentalitas seperti ini yang akan mendorong kita untuk mencapai yang terbaik.

1 Korintus 6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Penting bagi kita untuk merawat tubuh ini dengan baik. Mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup adalah beberapa cara untuk menjaga kesehatan fisik kita. Ketika kita menghargai kesehatan tubuh kita, kita mempersembahkan tempat yang layak bagi Roh Kudus untuk berkarya dalam kehidupan kita. Dan Tidak kalah pentingnya, kita juga harus merenungkan kesehatan pikiran kita. Kita hidup di dunia yang penuh dengan stres, kekhawatiran, dan godaan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk merawat kesehatan pikiran kita dengan membiasakan diri fokus pada hal-hal yang membangun, menginspirasi, dan mendekatkan kita kepada Tuhan.

Tuhan menginginkan yang terbaik untuk kita, baik secara fisik maupun mental. Ketika kita menghargai kesehatan diri dan kesehatan pikiran, kita mempersiapkan diri untuk melayani Tuhan dengan lebih baik dan lebih efektif. Marilah kita berkomitmen untuk menjaga tubuh dan pikiran kita agar tetap sehat, sehingga kita dapat terus hidup dalam keseimbangan yang Tuhan kehendaki.

Tuhan Yesus memberkati

LW – S

Renungan Harian Youth, Kamis 13 Juni 2024

Ada orang yang bisa menghargai Kesehatan ataupun pikiran, berarti dia menikmati dan mensyukuri apa yang Tuhan berikan. Orang yang seperti ini bisa disebut dengan istilah SALUBRIOUS atau orang yang mengutamakan dengan menghargai Kesehatan diri dan Kesehatan pikiran.

Kata “salubrious” berasal dari bahasa Inggris dan berarti sesuatu yang sehat atau bermanfaat bagi kesehatan. Dalam konteks ini, salubrious biasanya digunakan untuk menggambarkan lingkungan atau kondisi yang kondusif untuk kesehatan fisik dan mental.

Jika kita bisa menghargai kesehatan diri dan pikiran, maka menghargai waktu yang Tuhan berikan akan menjadi lebih mudah. Ketika kita melakukan sesuatu tanpa melibatkan Tuhan, kita sebenarnya membuang waktu dan tidak menghargai pengorbanan-Nya. Kita diharapkan untuk menggunakan waktu yang kita miliki tanpa terjebak oleh masa lalu yang membelenggu. Tuhan memberikan waktu kepada kita untuk merencanakan masa depan yang penuh harapan, menikmati hidup dengan sukacita, dan mensyukuri semua berkat yang diberikan-Nya. Tuhan ingin kita hidup tanpa takut kehilangan jati diri dan iman, karena hal itu hanya akan membawa kematian rohani dan menghambat hidup yang menyenangkan hati-Nya.

The greatness of God is seen by the world in the marvels of creation. The universe is so vast that the human mind cannot comprehend it.

Ada seseorang yang berkata bahwa “There’s a big difterence between living and not dying.” Ada sebuah perbedaan besar antara benar-benar hidup dan tidak sekadar mati.” Sudah seharusnya kita menjalani hidup dengan sepenuhnya, bukan sekadar bertahan hidup. Jika kita hanya bertahan hidup, maka ungkapan yang tepat adalah “hidup segan, mati tak mau.” Kita dikatakan hidup, tapi tidak benar-benar menjalani hidup. Dikatakan mati, tapi sebenarnya tidak mati. Seperti senter dengan baterai lemah, yang cahayanya redup atau menyala lalu padam berulang kali sampai akhirnya benar-benar mati. Senter tersebut tidak memberikan penerangan yang berarti, tetapi juga menyangkal jika dibilang mati. Dengan kata lain, senter itu sudah kehilangan fungsinya. Ibarat bumi yang tertutup awan tebal yang menghalangi sinar matahari masuk dan memberikan manfaat yang bisa dirasakan oleh manusia dan lingkungan yang ada.

Lebih menyedihkan lagi, hal ini tidak hanya terjadi pada senter, tetapi juga dalam kehidupan banyak orang. Dalam dunia kerja, situasi seperti ini sering ditemui. Misalnya, perjalanan karier yang stagnan atau tidak mengalami peningkatan sama sekali, tetap saja dari dulu begitu-begitu saja. Mengapa bisa begitu? Jawabannya sederhana: Tidak memberikan kontribusi yang berarti sehingga tidak bisa dipromosikan, namun karena sudah lama bekerja, tidak bisa dipecat juga. Serba sulit, bukan? Usaha yang dilakukan juga setengah-setengah. Fokusnya bukan lagi pada pengembangan usaha atau memaksimalkan potensi diri, melainkan hanya berprinsip “asal tidak mati.” Yang penting masih bisa berjalan. Yang penting masih cukup untuk menutup biaya operasional. Ini sama saja seperti seseorang yang berpikir bahwa bisnis ini adalah bisnis yang sekadar “Not Dying,” bukan bisnis yang benar-benar “Living”

Ada seseorang yang Bernama Jack Welch Chief Executive Officer (CEO) General Electric (GE) dia melakukan sebuah dengan mengangkat perusahaan raksasa GE yang sedang terpuruk. Tetapi Apa yang dilakukan Jack Welch sungguh bisa dibilang kontroversial. Sebab, Anak perusahaan GE yang tidak bisa jadi nomor satu atau setidaknya nomor dua, akan ditutup. Dengan kata lain, Jack Welch hanya benar-benar fokus pada Perusahaan yang benar-benar hidup, bukan sekadar tidak mati. Mentalitas harus benar-benar hidup bukan sekadar tidak mati, inilah yang mengembalikan kejayaan GE.

Wahyu 3:15-16 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Dalam bahasa Alkitab, disebutkan: “Suam-suam kuku, tidak panas atau tidak dingin” Janganlah menjadi orang yang “nanggung”. Jika hidup, hiduplah sepenuhnya, bukan hanya sekadar bertahan hidup. Sikap dan mentalitas seperti ini yang akan mendorong kita untuk mencapai yang terbaik.

1 Korintus 6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Penting bagi kita untuk merawat tubuh ini dengan baik. Mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup adalah beberapa cara untuk menjaga kesehatan fisik kita. Ketika kita menghargai kesehatan tubuh kita, kita mempersembahkan tempat yang layak bagi Roh Kudus untuk berkarya dalam kehidupan kita. Dan Tidak kalah pentingnya, kita juga harus merenungkan kesehatan pikiran kita. Kita hidup di dunia yang penuh dengan stres, kekhawatiran, dan godaan. Oleh karena itu,

Tuhan menginginkan yang terbaik untuk kita, baik secara fisik maupun mental. Ketika kita menghargai kesehatan diri dan kesehatan pikiran, kita mempersiapkan diri untuk melayani Tuhan dengan lebih baik dan lebih efektif. Marilah kita berkomitmen untuk menjaga tubuh dan pikiran kita agar tetap sehat, sehingga kita dapat terus hidup dalam keseimbangan yang Tuhan kehendaki.

Tuhan Yesus memberkati

LW – SCW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *