T.U.J.U.A.N Sebagai Hasil dari Pilihan

September 27, 2024 0 Comments

“Melayani, Bukan untuk Dilayani” 

Renungan Harian Jumat, 27 September 2024

Ayat Pokok: Markus 10:45  “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Shalom, saudara-saudara terkasih dalam Tuhan Yesus. Hari ini, kita akan merenungkan tentang tujuan hidup kita sebagai orang percaya, yaitu melayani. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani sesama seperti Yesus melayani kita.

Dalam Markus 10:45, kita belajar bahwa Tuhan Yesus datang ke dunia dengan tujuan yang jelas—untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Inilah keteladanan yang harus kita ikuti dan jadikan gaya hidup.

Markus 10:45 menjelaskan empat prinsip pelayanan yang diteladankan oleh Yesus:

  • Pertama, Yesus datang untuk melayani, bukan untuk dilayani.
  • Kedua, Yesus datang bukan untuk menerima penghormatan, melainkan untuk menjadi pelayan bagi semua.
  • Ketiga, Yesus rela menyerahkan nyawa-Nya sebagai pengorbanan.
  • Keempat, Yesus memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.

Yesus adalah teladan sempurna dalam melayani. Kehidupan-Nya bukan tentang menerima penghormatan atau kekuasaan, tetapi tentang pengorbanan dan kasih yang nyata. Dengan demikian, sebagai murid-murid Kristus, kita juga harus hidup dengan tujuan untuk melayani, bukan dilayani.

Sebagai orang percaya, kita juga dipanggil untuk mengikuti jejak Kristus. Berikut adalah kualitas-kualitas yang harus dimiliki oleh kita sebagai pelayan Tuhan:

Pertama, kita hadir bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.
Kedua, kita harus siap berkorban, bahkan ketika itu tidak mudah.
Ketiga, kita dipanggil untuk menjadi teladan dan memberikan semangat kepada sesama.
Keempat, pelayanan kita bukan sekadar tindakan, tetapi sebuah gaya hidup yang mencerminkan kasih Kristus.

Dengan memiliki karakter seperti ini, kita akan menjadi berkat bagi banyak orang. Tuhan Yesus datang untuk melayani, dan demikian pula kita, harus meneladani-Nya dalam segala hal.

Tuhan tidak hanya mengundang kita untuk melayani, tetapi juga memerintahkan kita untuk melayani. Dalam 1 Petrus 4:10, kita diingatkan untuk melayani satu sama lain dengan karunia yang telah Tuhan berikan. Pelayanan bukanlah pilihan yang kita lakukan jika ada waktu luang; melainkan inti dari kekristenan kita. Dalam Kerajaan Allah, setiap orang percaya memiliki peran penting. Tuhan memberikan kita tujuan dan fungsi yang harus kita laksanakan. Kita tidak diselamatkan oleh pelayanan, tetapi kita diselamatkan untuk melayani. Melayani Allah dan sesama adalah wujud dari rasa syukur atas keselamatan yang telah kita terima. Tuhan tidak mencari orang yang merasa mampu, tetapi orang yang mau.

Yesaya 6:8 mencatat respons nabi Yesaya ketika Tuhan bertanya, “Siapakah yang akan Kuutus?” Dan Yesaya menjawab, “Ini aku, utuslah aku!” Demikian juga kita harus bersedia mengatakan kepada Tuhan, “Tuhan, ini aku, aku mau melayani!” Ketika kita bersedia, Tuhan akan menuntun langkah-langkah kita.

Melayani dengan Kerelaan: Contoh dari Anak Kecil dengan 5 Roti dan 2 Ikan

Sering kali kita merasa bahwa apa yang kita miliki terlalu sedikit untuk menjadi berkat bagi orang lain. Namun, ingatlah kisah seorang anak kecil yang hanya memiliki lima roti dan dua ikan, tetapi ketika diserahkan kepada Yesus, itu menjadi cukup untuk memberi makan ribuan orang. Ini adalah pengingat bahwa ketika kita menyerahkan apa yang kita miliki kepada Tuhan, Dia dapat menggunakan hal kecil itu untuk melakukan hal-hal besar. Melayani Tuhan tidak harus dimulai dengan sesuatu yang besar. Kerelaan kita untuk melayani dengan apa yang kita miliki, walaupun tampak kecil, bisa dipakai Tuhan untuk memberkati banyak orang. Yang Tuhan inginkan adalah hati yang siap dan rela.

Dalam Kerajaan Surga, kebesaran tidak diukur dari kekuatan, kekayaan, atau pengaruh manusia, tetapi dari kerelaan untuk melayani. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa yang terbesar di antara kita adalah mereka yang melayani. Ini adalah prinsip yang berbeda dari dunia, di mana orang mengejar kekuasaan dan kehormatan. Namun, dalam Kerajaan Allah, kerendahan hati dan pelayanan menjadi ukuran kebesaran yang sejati.

Pelayanan terbesar yang Yesus lakukan adalah mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib untuk menyelamatkan kita. Oleh karena itu, melayani adalah cara kita mencerminkan kasih dan pengorbanan Kristus kepada dunia. Apakah kita sudah memiliki hati yang melayani?

Benny Solihin, pernah katakan. “ melayani itu mudah, namun diperlakukan seperti pelayan itu yang susah “

Tuhan memberkati kita semua.

Pdt. Budi Wahono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *