YANES DAN YAMBRES

August 24, 2022 0 Comments

Renungan Harian Rabu, 24 Agustus 2022

Bacaan: 2 Timotius 3:8-9, “Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji. Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam hal Yanes dan Yambres, kebodohan merekapun akan nyata bagi semua orang..”

Hari ini kita akan membahas tokoh Alkitab yang paling tidak familiar, bahkan mungkin tidak pernah kita dengar. Menariknya kisah mereka sebenarnya dicatat di dalam Perjanjian Lama, namun nama mereka malah disebutkan di Perjanjian Baru. Yanes dan Yambres, kedua orang ini disebutkan oleh Rasul Paulus dalam suratnya yang kedua kepada Timotius.

Nama kedua orang ini memang tidak secara spesifik disebutkan dalam Kitab Keluaran karena nama mereka berasal dari tradisi Yahudi dan para rabbi. Misalnya dalam Targum Yonatan, menyisipkan nama kedua orang ini dalam Taurat. Talmud midras Tanchuma juga menyebut nama mereka. Kitab Legend of Jews juga berkali-kali menuliskan nama mereka ini. Bahkan ada sebuah kitab bernama Yanes dan Yambres yang menjelaskan tentang kisah para penyihir ini. Ada juga yang beranggapan bahwa Paulus menggunakan kitab Yashar (Kitab Orang Jujur) yang adalah salah satu Kitab yang disebut dalam Alkitab namun tidak masuk dalam kanonisasi, dalam Kitab Yashar menuliskan nama Yanes dan Yambres yang adalah ahli sihir Firaun saat berhadapan dengan Musa. Dan menurut tradisi Yahudi dan para rabbi, Yanes dan Yambres adalah anak-anak dari Bileam bin Beor.

Yanes dan Yambres menentang kebenaran, menentang Allah yang hidup akan membuat kebodohan seseorang menjadi semakin nyata.

Entah bagaimana, tetapi selalu ada saja orang atau kelompok yang menentang kebenaran. Di masa Musa menghadap Firaun untuk meminta pembebasan Israel dari perbudakan Mesir (Keluaran 7:10-12), Firaun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir untuk menghadapi tongkat Harun yang sudah menjadi ular. Pemimpin orang berilmu dan ahli sihir inilah yang secara tradisi disebut rabi-rabi Yahudi bernama Yanes dan Yambres. Meski mereka berhasil membuat tongkat mereka semua menjadi ular tetapi tongkat Harun memakan semua ular dari tongkat mereka itu. Mereka tetap menentang Allah meski seharusnya mereka takut pada kebenaranNya.

Di masa sekarang pun spirit dari Yanes dan Yambres masih terus berusaha mengganggu pertumbuhan gereja Kristus. Ada orang-orang yang tidak mau mengenal dan menerima kebenaran yang sejati, mereka justru akan terus melawan kebenaran Allah. Tetapi Paulus menegaskan kepada Timotius bahwa orang-orang seperti itu akan jatuh dengan sendirinya sebab orang yang mendengarnya akan melihat betapa bodohnya mereka.

Bagaimana respon kita:

JANGAN MENENTANG KEBENARAN

Kebenaran jangan dilawan, kita sendiri yang akan hancur. Kebenaran adalah untuk dimiliki, dikerjakan dan diberitakan kepada orang banyak, itulah tujuan dalam hidup kita. Pada akhirnya, pengetahuan kita tidaklah penting, hanya kebenaran yang akan menghakimi kita. Meski banyak penentang yang kelihatan berhikmat, tapi junjunglah kebenaran tinggi-tinggi, jadikanlah panji-panji kita, sehingga tidak akan ada penyesalan kita kelak.

MILIKI IMAN YANG TAHAN UJI

Hanya kebenaran yang dapat mengalahkan kesesatan, termasuk model Yanes dan Yambres. Diperlukan Iman yang tahan uji sekalipun menhadapi banyak tantangan. Mereka akan memancing kita keluar dari rel kebenaran, tetapi kesetiaan kita pada kebenaran akan menelanjangi mereka akhirnya. Meski mereka mungkin sangat vokal dan mengiritasi atau bahkan sudah mulai bertambah pengikutnya, tetaplah percaya bahwa Allah akan menjatuhkan mereka. Kebenaran adalah senjata kita satu-satunya.

JANGAN KERAS HATI

Goal Yanes dan Yambres adalah membuat hati kita seperti hati mereka yang keras, tetapi kita harus terus melatih kelembutan hati kita di hadapan Allah. Itulah tugas kita setiap hari dalam doa dan penyembahan kita kepada Allah. Kita kerap merasakan bagaimana kegagalan turut mengeraskan hati kita, tetapi seperti firman hari ini kita sudah tahu ke mana akhir dari kekerasan hati itu. Kita tak mau berujung di sana.

Jangan berani menentang kebenaran, namun hiduplah di dalam kebenaran.

Tuhan Yesus Memberkati.

CM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *