HASRAT YANG BAIK

June 6, 2024 0 Comments

Renungan Harian Youth, Kamis 06 Juni 2024

Mazmur 37:4, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

Sebenarnya apa yang mendorong kita untuk berbahagia? Apakah sebagai seorang muda kita benar-benar mengejar segala sesuatu yang kita inginkan dan focus untuk membuat senang orang-orang yang ada di sekitar kita?  Mungkin inilah yang termasuk dalam istilah hasrat untuk mencapai sesuatu dan mengejar target-target yang kita tetapkan di dalam hidup ini. 

Tidak salah jika kita memiliki Hasrat atau Keinginan ataupun hal-hal yang berkaitan dengan tujuan kita. Karena di mata berbagai agama di dunia, hal-hal ini dipandang sebagai sesuatu yang buruk. Beberapa agama dan aliran filsafat mengajarkan bahwa kunci kebahagiaan adalah ketika kita tidak memiliki hasrat. Sedangkan di jaman ini, aktualisai diri dan berbagai pencapain tertinggi bagi orang-orang muda juga sangat penting.

Bagaimana dengan kekristenan? Kekristenan mengimani bahwa hasrat dan keinginan bukanlah sesuatu yang buruk, selama berada dalam kadar yang semestinya dan apa yang kita inginkan tidak menggantikan posisi Tuhan di hati kita. Sebagai contoh, kita bisa melihat tentang masalah kemajuan teknologi. Apa yang menurut Anda menjadi pemicu kemajuan teknologi? Tidak lain dan tidak bukan adalah hasrat! Misalnya, hasrat untuk dapat berkomunikasi dengan mudah menghasilkan telepon, hasrat untuk tetap dapat beraktivitas meski dalam kegelapan malam menghasilkan lampu, dan lain sebagainya.

Bukan karena situasi dan masalah apapun. Mazmur 37 pada bacaan di atas diawali dengan nasihat, jangan marah karena orang berbuat jahat dan jangan iri karena orang berbuat curang. Hal ini mengajarkan bahwa situasi hati kita jangan disandarkan karena prilaku orang lain. Kita tahu bahwa ‘hati marah dan iri’ adalah keadaan hati yang membuat kita tak bisa bergembira.

Apakah ini berarti, apabila kita mendahulukan Allah, Ia akan memberikan apa pun yang kita inginkan? Ya, karena Ia telah menjanjikannya. Tetapi ini tidak berarti Ia akan memberikan segala yang kita minta di dunia ini. Apabila kita bergembira karena Tuhan, kita taat pada perintah-perintah-Nya. Kita tidak lagi hidup demi diri sendiri, tetapi demi Kristus. Kita akan meninggalkan segala keinginan kita, sehingga yang kita inginkan adalah kehendak Allah terjadi. Dalam hal ini, kita pasti akan mendapatkan pengabulan.  Namun coba kita melihat sejenak tentang nasihat dari orang yang paling berhikmat di sepanjang sejarah manusia.

Dalam kitab Pengkhotbah 2,kita melihat ada hasrat Raja Salomo adalah untuk “mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia” (ay. 3). Jadi, yang Salomo lakukan adalah melakukan berbagai pekerjaan besar seperti arsitektur dan agrikultur. Sebuah pencapaian yang lahir dari hasrat Salomo. Melihat kisah hidup Salomo ini, apakah hasrat adalah hal yang salah? Tidak! Hasrat ibarat anjing peliharaan yang kita ajak jalan-jalan. Di satu sisi, jika kita menuntunnya dengan benar maka ia akan menjadi penyemangat, misalnya saat jalan-jalan pagi. Namun, jika kita membiarkan anjing peliharaan tersebut mengontrol hidup kita maka kita pun bisa tersesat.

Pengkhotbah mencari hikmat untuk mengetahui apa yang baik dalam hidup. Namun, ia menemukan bahwa baik orang bodoh maupun orang berhikmat akhirnya mengalami nasib yang sama, yaitu kematian. Ia melihat bahwa segala jerih payah dan kelelahan hanya berujung pada keputusasaan. Ia menyimpulkan bahwa yang baik bagi manusia adalah makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya.

Rekan-rekan youth, kita masing-masing memiliki hasrat, entah untuk membuat keluarga yang kita kasihi bahagia, untuk belajar sains lebih dalam sehingga mengenal ciptaan Allah, untuk menghasilkan suatu produk berkualitas yang dapat dinikmati orang, untuk menjadi content creator yang menyajikan pengajaran Firman Tuhan yang baik, untuk menghasilkan karya seni yang dapat menggugah dan mengubah orang, dan lain sebagainya. Semua ini adalah hasrat yang baik dan kendaraan bagi Tuhan yang memotivasi kita untuk memuliakan-Nya dalam pekerjaan kita.

Percayalah, di dalam Allah, kita akan mendapat hikmat, pengetahuan, dan pengertian atas segala sesuatu. Dengan percaya kepada-Nya, kita dimampukan untuk menjalani hidup. Kita dipanggil untuk mensyukuri semua peristiwa yang kita alami, baik senang maupun susah.

Jadi, marilah meminta kepada Tuhan untuk memberikan kita hasrat supaya tetap bersemangat. Namun ingat, perlu diimbangi dengan membiarkan Tuhan yang menundukkan hasrat tersebut bagi kemuliaan-Nya.

Tuhan Yesus Memberkati

RM – SCW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *