BAHAYA JERAT KEMUNAFIKAN

August 8, 2022 0 Comments

Renungan Harian Youth, Senin 08 Agustus 2022

FILIPI 2:5, Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus

Setiap Kita Memiliki Kerinduan Untuk Hidup dalam keadaan yang baik-baik saja.  Namun pada faktanya, kita diperhadapkan pada keadaan hidup yang penuh dengan kepalsuan, dan kita perlu membentengi diri kita dari bahaya kemunafikan. Kemunafikan menjadi salah satu problema yang sering dihadapi oleh orang-orang Kristen dan tak jarang kemunafikan menjadi masalah yang mengerogoti Kekristenan itu sendiri, bahkan bisa dibilang menyerang kalangan pemuda remajanya.  

KEMUNAFIKAN secara sederhana adalah Hati dan tindakan berbeda, Melakukan sesuatu dengan pura-pura. Berarti dia melakukan sesuatu tidak dengan tulus. Hanya mau menerima manfaat tanpa resiko dan Pandai berteori tanpa praktek. Mengatasi kemunafikan adalah proses perubahan setiap kita. Karena masalah kemunafikan terjadi akar permasalahannya adalah keegoisan … yang diutamakan adalah kepentingan diri, pendapatannya, kemauannya dan penilaiannya sendiri terhadap orang lain.

Menurut survey yang diadakan oleh Bilangan Research Center pada 4.095 anak remaja di Indonesia di tahun 2017, rata-rata anak muda yang mengikuti ibadah 4 kali dalam 3 bulan sebesar 63.8% sedangkan sisanya hanya 2 atau 3 kali ibadah. Banyak diantara anak muda di rentang usia 18-35 tahun ini yang rupanya mengalami masalah yaitu rata-rata anak muda menjadi ragu dengan lembaga keagamaan karena mereka menemukan banyak kemunafikan orang agamawi, banyaknya penderitaan di dunia dan juga perkembangan ilmu pengetahuan yang signifikan. Diketahui berdasarkan riset diatas,

Salah satu faktor  yang membuat Kekristenan mundur di kalangan anak muda  adalah adanya kemunafikan dari orang-orang yang menyebut dirinya rohani.

Di dalam bahasa Yunani, bahasa asli penulisan Alkitab Perjanjian Baru, istilah munafik (hipokrit) mengacu kepada seorang aktor. Ketika kamu sedang menonton drama, para pemerannya adalah orang-orang yang munafik, dalam arti bahwa mereka berpura-pura menjadi orang lain, seperti halnya memakai topeng. Seorang munafik adalah seorang yang sedang beradegan (melakukan sesuatu yang sebenarnya bukan diri mereka).

Rekan-rekan youth, kita perlu waspada dengan kondisi ini dengan pertama-tama mengenal cirri-ciri emanifkan itu. Bagaimana ciri-ciri orang yang berlaku munafik? Belajar dari teguran Tuhan Yesus terhadap orang Farisi dan Ahli Taurat dalam Matius 6 dan 23.

1. Gampang melihat kesalahan orang lain, tetapi tidak melihat kesalahan sendiri.

Tuhan Yesus kerap kali menegur orang Farisi dan ahli Taurat karena mereka begitu ahli melihat kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan orang lain.

“Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” – Lukas 6:42

Orang yang munafik Terlalu fokus mengusut kesalahan orang lain dan tidak berkaca/bercermin melihat kepada diri sendiri.

2. Suka Mencari Muka

Apa alasan kita melakukan sesuatu? Apakah untuk Tuhan, atau agar dipuji manusia? Saat kita lebih memilih berbuat sesuatu supaya dilihat orang, kita sudah menjadi orang munafik.

Motivasi orang munafik itu Selalu berpusat pada diri sendiri bukan untuk kepentingan bersama..

Segala hal yang dikerjakan untuk kepentingan sendiri pasti bertujuan untuk membuat diri sendiri menjadi tinggi hati dan menganggap orang lain tidak apat melakukan apa-apa.  Selagi kita masih muda, jangan sampai kita menjadi orang yang mengejar pujian manusia dengan sikap mencari muka.

3. Terlihat bagus di luar, tapi di dalam, siapa tahu?

Banyak orang terbungkus dengan sampul yang kelihatannya baik dan rohani. Namun, bagaimana sikap hati kita sebenarnya? Apakah kamu rajin pelayanan, tetapi dosa terus dilakukan selancar jalan tol?  Apakah rajin beribadah, namun tong kosong prakteknya?

Kemunafikan membuat orang tidak dapat melihat kesalahan sendiri, tapi cenderung mudah menghakimi orang lain. 

Hal Kunci untuk mengatasi Kemunafikan adalah INTEGRITAS.  Integritas seseorang erat kaitannya dengan jati diri yang sejati. Seluruh aspek kehidupannya, baik yang internal maupun eksternal, berjalan dengan harmonis, tanpa kepalsuan atau kemunafikan. Dengan kata lain, pribadi yang berintegritas adalah mereka yang memiliki keselarasan dalam pikiran, perasaan, perbuatan, serta perkataannya. Integritas merupakan hal yang sepaket dengan kehidupan rohaninya.

Integritas menjadi gambaran hidup orang percaya, yang tercermin dari sikap sehari-harinya, entah saat berada di tempat umum maupun saat sendirian.

Menjadi pribadi yang beritegritas sama dengan membangun kehidupan yang semakin serupa dengan Kristus. Yang dikejar adalah apa yang menyenangkan hati Tuhan, bukan apa yang berkenan kepada manusia.  Di tengah banyaknya kepalsuan dan kepura-puraan di dunia, kita sebagai orang Kristen sebenarnya sudah punya fondasi yang benar, yaitu Tuhan. Jadi, padankanlah hidup kita dengan pikiran dan perasaan Kristus. Dengan demikian, integritas kita dapat menjadi inspirasi bagi mereka yang belum mengenal Tuhan.

Dari pada sibuk menilai dan memberikan stempel munafik kepada orang lain lebih baik untuk sibuk membangun Intergitas dalam kehidupan kita.

Tuhan Yesus Memberkati

EYC 06082022-LP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *