Kristus sebagai Teladan dalam Penderitaan

August 5, 2024 0 Comments

Renungan Harian Senin, 05 Agustus 2024

Sebagai anak Tuhan, sebagai orang Kristen, tentu kita akrab dengan pengajaran bahwa kita dipanggil untuk menjadi pengikut Kristus. Namun, pernahkah kita merenungkan secara mendalam meneladani Kristus dalam hal apa saja? Pagi ini, kita akan melihat satu bagian firman Tuhan yang akan menolong kita menghadapi kenyataan hidup yang kadang tidak kita mengerti.

Ada sebuah pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak kita “Mengapa penderitaan tidak berkesudahan meskipun kita sudah setia kepada Tuhan?” Pertanyaan ini membawa perenungan bgi kita kepada sebuah kebenaran bahwa ketika menghadapi kenyataan hidup bahwa penderitaan juga menjadi panggilan kita sebagai pengikut Kristus. penderitaan memang tidak menyenangkan. Namun, di balik penderitaan itu, ada kasih karunia Tuhan yang luar biasa. Melalui penderitaan, kita semakin mengenal Allah dan semakin mengandalkan kekuatan-Nya. Kita juga semakin dekat dengan saudara-saudari seiman yang mengalami hal yang sama.

1 Petrus 2:21-25  Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Panggilan kepada Ketundukan

Ayat-ayat ini berbicara mengenai panggilan orang Kristen kepada ketundukan. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, ketundukan kepada otoritas. Dalam konteks hubungan kerja, ketundukan seorang hamba kepada tuannya. Petrus menekankan bahwa penderitaan dalam kebenaran adalah kasih karunia. Ketika kita menderita sebagai orang benar, itu adalah kasih karunia dari Tuhan.

Mengapa orang Kristen menderita? Karena kita dipanggil untuk menderita dalam kebenaran. Mengikut Kristus dan penderitaan adalah paket yang tidak terpisahkan. Yohanes 15:20 mengatakan bahwa seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya; jika mereka telah menganiaya Kristus, mereka juga akan menganiaya kita.

    Penderitaan dalam kebenaran adalah kasih karunia dari Tuhan. 1 Petrus 2:19-20 menegaskan bahwa menanggung penderitaan karena sadar akan kehendak Allah adalah kasih karunia. Ini bukan hanya hukuman atau disiplin dari Tuhan, tetapi juga kemurahan dan anugerah. Yohanes 15:20 Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.

    Penderitaan dalam kebenaran membawa transformasi dan pemulihan. Penderitaan Kristus bukan hanya menanggung ganjaran dosa-dosa kita, tetapi juga untuk mengubahkan kita. Oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara keseluruhan: fisik, mental, dan emosional. Penderitaan Kristus menjadikan Dia sebagai Gembala yang menuntun dan memelihara kita setiap hari.

    1 Korintus 1:18, Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.

    “Perkataan Salib” berdiri sebagai kontras (lawan) dari  “perkataan hikmat duniawi”

    “Ada banyak alasan mengapa kita sebagai orang percaya harus mengalami penderitaan. Salah satunya adalah karena kita hidup di dunia yang jatuh dalam dosa. Dunia ini penuh dengan ketidakadilan dan penderitaan. Sebagai pengikut Kristus, kita tidak terlepas dari realitas ini. Namun, ada alasan yang lebih dalam lagi. Penderitaan dapat menjadi sarana untuk menyucikan kita. Sama seperti emas yang harus dimurnikan melalui api, begitu pula kita harus melalui proses penyucian agar menjadi semakin murni dan serupa dengan Kristus.

    Penderitaan juga dapat menjadi cara Tuhan untuk menguji iman kita dan memperkuat hubungan kita dengan-Nya. Ketika kita menghadapi kesulitan, kita belajar untuk mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Kita menyadari bahwa hanya Dialah sumber kekuatan dan penghiburan kita.”

    Penderitaan dalam kebenaran adalah kasih karunia yang memulihkan dan mengubahkan hidup kita. Amin.

    Pdt. Posuka Loke

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *