Respon yang Tepat
Renungan Harian Youth, Rabu 29 September 2021
Syalom rekan-rekan Youth, senang bisa menyapa rekan-rekan kembali … semoga kita semuanya dalam keadaan sehat dan baik semuanya
Sebelumnya ada sebuah kisah yang ingin saya bagikan kepada teman-teman
MAKANAN GOSONG TIDAK MENYAKITI SIAPAPUN…
Mantan presiden India, DR. Abdul Kalam berkata: “Waktu aku masih kecil, ibuku memasak makanan untuk kami. Suatu malam dia membuat makan malam setelah seharian bekerja keras, Ibu meletakan sepiring ‘sabzi’ dan roti gosong didepan Ayahku.
Aku menunggu untuk melihat apakah ada respon negatif terhadap roti gosong itu. Ternyata Ayahku tenang saja makan rotinya dan bertanya padaku bagaimana hari-hari disekolah. Aku tidak ingat apa yang kukatakan padanya malam itu, tapi aku ingat aku mendengar Ibu meminta maaf kepada Ayah atas roti yang gosong itu.
Aku tak akan pernah lupa yang ayah katakan: “Sayang, aku sesekali kadang suka roti gosong”.
Malamnya, aku mencium Ayah, mengucapkan selamat malam. Aku bertanya apa Ayah benar-benar menyukai rotinya yang gosong.
Ayah memelukku: “Ibumu melalui hari yang berat dengan pekerjaan hariannya dari bangun sampai tidur lagi dan ibu tentu benar-benar lelah. Roti gosong tidak pernah menyakiti siapapun, Kata-kata kasarlah yang akan menyakiti! ”
“Kau tahu nak? hidup ini penuh dengan hal-hal yang tidak sempurna dan orang-orang yang tidak sempurna. Ayahpun bukan lelaki sempurna, dan telah belajar menerima ketidaksempurnaan itu”. Sahabat sekalian, hidup itu sangat singkat . Kebersamaan dengan keluarga juga tidak akan lama. Jaga setiap kata dan laku kita supaya jangan menyakiti orang-orang tercinta kita.
Sebuah kisah yang menarik …
Rekan-rekan dalam hidup ini, kita semuanya pernah menghadapi sebuah masalah yang benar-benar serius, tetapi adakalanya juga kita menghadapi masalah-masalah kecil atau sepele. Namun ada satu sisi, ketika kita meresponi masalah yang kecil dengan tidak tepat maka kita akan menghabiskan banyak energi untuk menyelesaikannya. Seperti kisah diatas, sang ayah ketika memiliki respon yang salah atas roti yang gosong, dia bisa marah dan menyakiti hati istrinya … akibatnya mungkin bisa jauh lebih besar dibanding hanya “Sekedar” Roti yang gosong.
“Roti yang Gosong” ini menggambarkan masalah-masalah kecil yang ada dalam kehidupan kita, respon kita sangat menentukan. Contohnya hanya karena masalah kecil di jalan raya, ada banyak kemarahan yang tidak penting dan berujung kepada percekcokan, hanya karena berbeda keinginan nonton saluran TV suasana dirumah jadi tidak enak, atau hanya karena hal-hal kecil di media sosial ternyata bisa merusak persahabatan bahkan persaudaraan
Nah rekan-rekan ayo kita menjadi berhikmat untuk memberikan respon yang tepat tentang hal kecil yang bisa kita abaikan dan tidak dibesar-besarkan.
Richard Carlson @ “Don’t Sweat the Small Stuff” berkata,
“semakin Anda sering mempersoalkan atau membesar-besarkan setiap masalah yang ada, hidup Anda akan terasa penuh dengan beban masalah.”
Saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. (Yakobus 1:19)
Firman Tuhan mengingatkan kita dengan jelas dan gamblang bahwa
1. Agar cepat untuk mendengar.
Mendengar adalah cara terbaik untuk mendapatkan informasi yang benar, cepat mendengar bisa diartikan untuk menahan marah dan mau untuk berfikir dengan jernih tentang permasalahan yang ada, mulai mengukurnya atau memperhitungkan dampak dari kemarahan
2. Lambat untuk berkata-kata
Artinya memikirkan respon kita dalam berkata, gunakanlah perkataan dengan tepat dan bijaksana. Karena perkataan kita adalah ungkapan dari isi hati kita.
3. Lambat untuk Marah
Bukanya tidak boleh marah, namun memastikan bahwa marahnya kita adalah karean tujuan yang tepat untuk menegur tentang hal yang benar dan menyatakan kesalahan orang lain. Alasannya di ayat 20
Sebab Amarah manusia tidak mendatangkan kebenaran dan kebaikan.
Amarah berbeda dengan marah, Amarah hanya berisi luapan emosi dalam kemarahan yang bisa merusak dan menyakiti hati orang lain. Jadilah bijaksana tidak perlu marah-marah ketika muncul masalah. Marah harus dengan porsi yang tepat, sehingga dapat menyelesaikan masalah.
Ketika kita tenang dan mampu berpikir jernih, kita relatif lebih mudah menemukan solusi yang tepat.
Rekan-rekan ini adalah pergumulan kita semuanya, Ingatlah rekan-rekan bahwa kemarahan tak terkontrol bisa merusak hubungan, tanpa menawarkan jalan keluar yang diperlukan untuk membangunnya Kembali. Jangan menghakimi orang lain, tetapi mintalah anugerah Tuhan agar kita dapat memiliki kesabaran dan kelembutan hati.
Komitmenku hari ini
Marah adalah sebuah reaksi yang manusiawi, namun semuanya harus dikerjakan dengan tepat dan bijaksana. Jangan membesarkan hal-hal kecil menjadi masalah yang besar.
Kiranya Tuhan menolong kita semuanya
YNP – YDK